Terharu Dielu-elukan Suporter hingga Kamar Hotel
11:32, 31/12/2010Timnas Garuda setelah Gagal Raih Trofi AFF 2010
Timnas Indonesia gagal menjuarai Piala AFF 2010. Tapi, Firman Utina dkk berhasil “memenangkan” hati masyarakat Indonesia. Mereka pun terus dielu-elukan bak pahlawan.
M ALI MAHRUS-M AMJAD, Jakarta
Tangis para pemain Indonesia pecah begitu wasit asal Australia Peter Daniel Green meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Saat para pemain Malaysia bersujud syukur atas gelar juara Piala AFF yang diraih, beberapa penggawa skuad Merah Putih bersujud lemas. Kecewa. Sedih. Merasa bersalah kepada masyarakat Indonesia yang sudah habis-habisan mendukung.
Wajah para pemain makin terlihat memelas saat di depan hidung mereka para pemain Malaysia bersorak-sorai mengangkat trofi juara. Saat skuad Harimau Malaya, julukan timnas Malaysia, masih merayakan kemenangan di atas podium, satu per satu pemain Indonesia beringsut meninggalkan lapangan menuju ruang ganti.
Kepala mereka tertunduk. Mata mereka sembab. Tidak satu pun kata keluar dari mulut mereka. Padahal, dalam lima laga home sebelumnya, mata para pemain selalu berbinar-binar setiap melewati jalan menuju ruang ganti. Bibir asisten pelatih Wolfgang Pikal bahkan masih terlihat bergetar. Hanya pelatih Alfred Riedl yang tetap terlihat “dingin”, gaya khasnya.
Suasana beku tersebut belum berubah ketika tim meninggalkan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pukul 22.15. Hal itu terjadi tak lain karena ribuan suporter Merah Putih ternyata masih setia menanti dan mendukung penuh para pahlawan timnas tersebut.
Ribuan suporter itu sengaja menunggu bus PSSI yang mengangkut para pemain karena ingin tetap memberikan semangat kepada Firman Utina dkk. Di dalam bus yang berjalan lambat, skuad timnas hanya bisa melambaikan tangan kepada para pendukung fanatik tersebut. Di sepanjang jalan menuju Hotel Sultan tempat mereka menginap, massa di kanan kiri jalan juga tak henti-henti mengelukan nama para pemain. Skuad timnas pun tampak terharu melihat antusias para penggila bola (gibol) tersebut.
Situasi itu masih berlanjut kemarin (30/12). Pukul 09.00, tim resmi dibubarkan. Acara seremonial terakhir sebelum para pemain kembali ke klub masing-masing berupa jamuan makan siang oleh sponsor apparel timnas di sebuah restoran di Mal Senayan City, Jakarta. Seluruh pemain dan ofisial tampak hadir dalam acara yang tertutup untuk media itu.
Mengetahui ada skuad timnas di mal tersebut, para pengunjung pun akhirnya “menyerbu” ke tempat acara makan siang para pemain itu. Para pemain yang tampak rileks terlihat antusias menerima permintaan para penggemar untuk berfoto bersama atau permintaan tanda tangan. Irfan Bachdim, Christian Gonzales, dan Firman Utina menjadi pemain yang paling banyak diburu fans.
Begitu acara makan siang selesai dan timnas hendak kembali ke hotel, sekitar pukul 14.00, suasana semakin heboh saat Firman Utina dkk keluar mal dan menuju bus yang mereka tumpangi. Bukan hanya pengunjung mal yang menyerbu, warga yang kebetulan lewat di dekat Senayan City ikut merangsek ingin melihat lebih dekat pemain pujaan mereka. Akibatnya, jalan di depan pusat perbelanjaan elite tersebut macet beberapa saat karena banyak kendaraan yang berhenti mendadak.
Para penggemar yang mayoritas perempuan itu berteriak-teriak histeris dan berusaha mendekat ke arah para pemain. Beruntung, petugas keamanan sigap sehingga mereka tidak terlalu dekat dengan pemain.
Tak hanya di mal, di hotel tempat timnas menginap pun ratusan penggemar timnas Merah Putih antre ingin bertemu.
Timnas tiba di Hotel Sultan sekitar pukul 15.00. Begitu turun dari bus, mereka langsung diserbu penggemar. Ada yang minta foto, tanda tangan, atau sekadar berjabat tangan. Namun, kali ini pemain tidak lama melayani penggemarnya. Mereka segera naik lift menuju ke lantai kamarnya masing-masing.
Tetapi, para fans belum menyerah. Tahu sore kemarin tim akan check out dari hotel, mereka setia menunggu di lobi. Benar saja, sekitar satu jam kemudian satu per satu pemain turun dengan membawa koper masing-masing. Yang turun pertama adalah Bambang Pamungkas. Dia dijemput keluraganya. Kemudian, Christian Gonzalez, Yongky Aribowo, Zulkifli Syukur, M. Robbi, dan Johan Juansyah, lalu diikuti pemain yang lain.
Sebelum naik mobil atau taksi yang dipesan, para pemain menyempatkan diri berfoto atau melayani permintaan tanda tangan penggemar. “Saya ingin istirahat dulu sebelum kembali bergabung dengan klub (Sriwijaya FC). Saya sudah kangen keluarga,” kata Firman Utina yang sudah bisa tersenyum setelah malam sebelumnya tertunduk lesu karena gagal mengeksekusi penalti.
“Saya bosan, sebulan terakhir tiap bangun tidur yang saya lihat wajah Bambang Pamungkas,” candanya. Selama TC dan berlaga di Piala AFF, Firman memang sekamar dengan Bambang.
Jika para pemain check out dari hotel kemarin, tim pelatih baru keluar hari ini (31/12). Asisten pelatih Wolfgang Pikal telah menjadwalkan pulang dan menemui keluarganya di Bali. Pria berkebangsaan Austria itu akan berada Pulau Dewata hingga 5 Januari mendatang. Setelah itu, Wolf, panggilan Wolfgang, bakal terbang lagi ke Jakarta untuk menyiapkan pembentukan timnas U-23.
“Saya akan istirahat di Bali. Saya akan refreshing dulu sebelum kembali bertugas untuk seleksi timnas U-23,” ujarnya.
Pelatih kepala timnas Indonesia Alfred Riedl juga berencana berlibur ke Bali bersama istri. “Dia (Riedl) masih mencari tiket. Tanggal 2 atau tanggal 3 dia berangkat ke Bali. Kemungkinan akan mampir ke rumah saya,” kata Wolf. (*/c4/ari/jpnn)