Bersatulah Melayu untuk Maju

11:01, 15/01/2011
Bersatulah Melayu untuk Maju
TERAKHIR: Kerabat melihat jenazah Sultan Serdang Tengku Lukman Sinar untuk terakhir kali di rumah duka Jalan Abdulah Lubis Medan, Jumat (14/1).//ANDRI GINTING/SUMUT POS

Pesan Tengku Lukman Sinar, Pemangku Sultan Serdang

Langit Kota Medan tampak mendung pagi itu, mewakili kesedihan orang-orang yang berkumpul di bangunan Jalan Abdullah Lubis No 47/42 Medan, Jumat (14/1). Menunggu untuk melepas jenazah Tengku Lukman Sinar SH ke peristirahatannya terakhir.

INDRA JULI-Medan

Deretan papan bunga ucapan turut berduka cita berjejer rapi di sekitar rumah duka. Sementara sebuah teratak terlihat sudah berdiri di tengah jalan. Petugas pun dengan sigap mengatur arus lalu-lintas menghindari kemacatan. Satu per satu pelayat berdatangan, mengisi tempat yang sudah disediakan.

Iringan yang datang dari berbagai kalangan baik pemerintah seperti Wakil Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, Walikota Medan Rahudman Harahap dan Wakil Walikota Medan Drs Dzulmi Eldin, Bupati Serdang Bedagai Tengku Erri Nuriadi, kerabat kesultanan Asahan, Langkat, dan Deli, tokoh masyarakat dan seniman, membuktikan bagaimana dekatnya sosok Tengku Lukman Sinar sebagai seorang budayawan dan sejarawan dari Sumatera Utara. Begitu juga kehadiran tokoh Keraton Solo yang memperlihatkan kiprahnya di nasional juga dunia.

Ya, kebesaran Tengku Lukman Sinar bukan isapan jempol belaka. Perhatiannya yang besar terhadap pelestarian budaya tradisional khususnya Melayu dan kebudayaan lainnya di Sumatera Utara tidak hanya sebatas kepentingan tapi sebagai tanggungjawab moral sebagai Pimpinan di Kesultanan Serdang. Begitu juga kiprahnya dalam mencerahkan masyarakat lewat tulisan-tulisan dan penjelasan di setiap seminar yang dihadirinya.

Semua dilakoni dengan semangat demokrasi dan semangat yang tak pernah menyerah bahkan saat komplikasi penyakit menggerogoti tubuh tuanya. Sikap yang ingin disebarkan dari anggota keluarga. “Tuanku sangat demokratis, semangat, dan seorang motivator yang baik bagi anak-anaknya. Dalam berpendapat, Tuanku sangat terbuka dan tidak otoriter,” kenang putri bungsu Almarhum, Tengku Mira Sinar kepada Sumut Pos.

Semangat yang tak pernah menyerah dari Tengku Lukman Sinar, lanjut Mira, sudah ada sejak kecil. Ketika keberadaan kesultanan coba diberangus Belanda di masa penjajahan, pendiri Sanggar Sinar Budaya Group ini tak sungkan menjalani profesi sebagai penjual koran. Begitu juga ketika kehidupan sudah membaik pasca kemerdekaan, hingga reformasi tak pernah merubah pembawaannya yang low profile.

Semangat untuk berkontribusi bagi pengembangan budaya di Sumatera Utara khususnya Melayu membuatnya selalu hadir di setiap pertemuan tidak hanya di dalam, tapi juga di luar negeri. Akhirnya serangan penyakit jantung dan komplikasi memaksanya menjalani perawatan di Kuala Lumpur Malaysia hingga akhir hayatnya.

Nyatanya semua itu tak mampu menghentikan semangat tadi. Melalui anggota keluarga, Tengku Lukman Sinar berpesan yang diharapkan dapat mengangkat kembali kekayaan kebudayaan tanah air. “Tuanku berpesan agar Melayu bersatu, jangan terpecah belah untuk maju. Tuanku mengingatkan bahwa orang Melayu itu berbudi, dan harus dijaga untuk menghindari pertikaian. Hilangnya budi tadi membuat Melayu sekarang terpecah,” tutur Tengku Mira.

Demikianlah Tengku Lukman Sinar juga sangat disiplin dalam mendidik anggota keluarga. “Untuk kegiatan sehari-hari Tuanku mengajar membuat skedul. Paling benci dengan pemalas, lama bangun tidur,” pungkasnya.
Ketegasan Tengku Lukman Sinar nyatanya tak bisa menutupi rasa kasih-sayang terhadap cucu dan cicit. Hal yang tak dapat dilupakan dan membuat air mata berlinang setiap mengenang. “Atok sangat bijaksana, pinter,” ucap Tengku Alia Nabila (14) didampingi Tengku Omar (17), dan Tengku Muhammad Aza (4) cucu dari Tengku Lukman Basarudin.

Sebagaimana orang lain, Tengku Alia dan Omar juga pernah mendapat teguran dari sang atok, Tengku Lukman Sinar. Bagaimana kasih sayang dibagi sama besar, dalam kedisiplinan juga bimbingan. “Atok berpesan kepada kami untuk rajin belajar dan melanjutkan keberadaan kebudayaan Melayu,” pungkas Omar.

Tengku Lukman Sinar SH pergi meninggalkan seorang istri Tengku Suri Serdang, enam putra-putri; dr Tengku Rabita Sinar MPH, Prof Tengku Silvana Sinar MA PHd, Tengku Lukman Basarudin Syaoukry SH Al-Haz, Tengku Eliza Norhan Sinar, Tirhayazein Sinar MA, Tengku Mira, 14 cucu, dan tiga cicit.

Lahir di Istana Kraton Kota Galuh Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai 27 Juli 1933, Tengku Lukman Sinar SH mengecap pendidikan di Herstel Lagere School di Medan (1950), RK Middelbare Uitgebreid Lager Onderwija (MULO) di Medan (1953), SMA Kesatria di Medan (1955), Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (Sarjana Muda 1962), Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Jayabaya di Jakarta (Sarjana Hukum 1969), Pendidikan Kemiliteran LKPW (1963) di Medan dan Kursus Kader Revolusi Indonesia (1964) Latihan Militer di Ci Jantung, Kursus Manajemen Perkebunan oleh Departemen Perkebunan Republik Indonesia di Bandung (1964), Riset Sejarah dan Budaya Sumatera di Nederland (1976/1980).

Karier Tengku Lukman sendiri dimulai dari Kepala Adat Kesultanan Serdang (dinobatkan 2 Juni 2002), Pendiri/Pembina Sanggar Kesenian Sinar Budaya Group (2002), Penasehat Dewan Kesenian Sumatera Utara (DKSU) sejak 1999, Dewan Adat PB MABMI (2010), Ketua Dewan Adat PB GAMI sejak 2005, Anggota Pleno/Koordinator Sumut LARM se-Sumut sejak 2006, Ketua Bidang Politik dan Adat Forum Komunikasi Silaturahmi Keraton se-Nusantara sejak 2007, dan Ketua Presidium Forkala Sumut sejak 2008.

Terhadap kiprahnya, Tengku Lukman Sinar telah mendapatkan puluhan penghargaan. Sebagai sejarawan, Tengku Lukman Sinar sudah menghasilkan ratusan tulisan dalam bentuk buku, majalah, makalah seminar, karya ilmiah, wawancara dan artikel, karya ilmiah di surat kabar dan majalah di dalam maupun luar negeri. Beberapa judul tulisan yang terkenal diantaranya Sari Sejarah Serdang, Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu, Adat Budaya Melayu Jatidiri dan Kepribadian, Orang India di Sumatera Utara, dan Lintasan Adat dan Budaya Simalungun. (*)


YM

Kata kunci pencarian berita ini:

 
PLN Bottom Bar