Kuala Namu Belum Punya Akses

11:52, 21/12/2010
Kuala Namu Belum Punya Akses
BELUM SELESAI: Sejumlah pengawas memperhatikan pengerjaan pembangunan ruang tunggu Bandara Kuala Namu. //Batara/Sumut Pos

Mimpi Ingin Saingi Changi di Singapura

MEDAN-PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) punya mimpi mengoperasikan Bandara Kuala Namu pada 2012. Bandara pengganti Polonia ini bahkan diproyeksi untuk menyaingi Bandara Changi Singapura sebagai bandara penghubung (hub).

Mimpi tersebut sepertinya belum bisa menjadi kenyataan. Pasalnya, akses masuk ke bandara terhadang masalah pembebasan tanah. Kendala ini diprediksi berpeluang besar menggagalkan rencana pengoperasian bandara pada 2012.

Hal ini terungkap dalam rapat pembahasan mengenai pembebasan tanah untuk jalan menuju Bandara Kuala Namu, baik tol dan non tol, Senin (20/12) di Lantai VII Kantor Gubsu. Rapat awalnya dipimpin Wakil Gubernur Sumut, Gatot Pudjo Nugroho dan dilanjutkan Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintahan Setdaprovsu, Johan S Harahap.

Dalam pembahasan diketahui, pembebasan lahan untuk akses jalan tol Medan-Kuala Namu belum baru 5,7 persen, padahal pencairan anggaran APBN sudah tutup sejak Jumat, 17 Desember lalu dan baru bisa dilanjutkan pada 2011. Sedangkan untuk pembangunan tol sesi II jalur Medan-Tebingtinggi-Kuala Namu belum ada pembebasan lahan.
Sedangkan untuk jalur non tol jalur Batang Kuis-Bandara Kuala Namu hingga kini belum tuntas dilaksanakan. Pihak Direktorat Jalan dan Jembatan di Medan mengalaskan keterlambatan pembangunan jalan ini pada kendala pembebasan lahan.

Pembangunan fly over di ruas jalan non tol terkendala pembebasan, termasuk pem bebasan tanah wakaf seperti kuburan dan kendala teknis lain. Menurut pihak Direktorat Jalan dan Jembatan, fly over baru bisa dibangun pada 2011 dan untuk pembangunannya dibutuhkan waktu 1,5 tahun.

Johan menyampaikan, untuk mempercepat penyelesaian permasalahan pembebasan lahan, Biro Pemerintahan dan Biro Hukum Pemprovsu akan berkoordinasi dengan Pemkab Deliserdang.

Sedangkan untuk masalah aprasial yang selisihnya sekitar Rp300, masih akan dilanjutkan dengan melakukan pembahasan ke kantor pajak. “Sedangkan dengan Poldasu mengenai tanah yang melibatkan asetnya akan dibuat MoU,” ucapnya kepada wartawan koran ini.

Sekda Kabupaten Deli Serdang, Azwar MSi mengakui, sepanjang apresial tanah ini masih ada selisihnya, pihaknya tidak akan membayarkan untuk pembangunan jalan non tol. Sebab, bila dibayarkan dengan selisih harga lebih rendah dari nilai NJOP, tentunya masalah ini akan muncul dan jadi temuan nantinya.

“Kami berharap Pemprovsu bisa memberikan kebijakan terhadap ini, karena kami menuai masalah tentang apresial yang lebih rendah dari NJOP,” katanya.

Terjadinya selisih NJOP dengan apresial diakibatkan, nilai NJOP terus naik setiap tahunnya. Sedangkan apresial yang ditetapkan sejak 2008 lalu tidak berubah, apalagi pembebasannya hingga kini belum juga tuntas. Apabila apresial ini tetap dipakai, tentunya hal inilah yang menjadi masalah.

Jalur Tol

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk pembebasan jalan tol Fahir Sitompul, dalam pertemuan ini mengatakan, realisasi pembebasan lahan baru lima persen lebih. Untuk tahun ini sisa dana sudah dikembalikan dan dimanfaatkan oleh proyek di daerah lain. Pembebasan lahan akan dilanjutkan 2011 untuk waktu yang belum ditentukan.
Tahun 2010 DIPA untuk pembebasan lahan jalan tol senilai Rp27,6 miliar dan terealisasi Rp17,05 miliar. Dengan luasan lahan yang dibebaskan seluas 5,74 hektar.

Diakuinya, untuk jalur tol Bandara Kuala Namu-Serdang Bedagai-Tebing Tinggi hingga kini belum ada dibebaskan tanahnya. Hal ini karena pihaknya masih fokus menuntaskan pembebasan lahan di jalur tol Medan-Bandara Kuala Namun-Deliserdang.

Masalah pembebasan lahan cukup beragam. Mulai dari keengganan masyarakat, ada pula masalah tanah HGU serta sejumlah tanah yang luas melibatkan perusahaan besar dan perusahaan modal asing. “Kami tetap ingin bebaskan tanah ini mulai yang luas terlebih dahulu, baru pegang masyarakat,” katanya.

Seperti diberitakan 10 Desember lalu, PT AP II  mempersiapkan Bandara Kuala Namu menjadi saingan Bandara Changi, Singapura pada 2012 mendatang. Dengan begitu, jika ingin terbang ke Eropa atau Amerika Serikat, masyarakat Indonesia tidak perlu singgah ke negara lain.

“Itu bisa langsung ke Eropa atau ke mana jadi tidak perlu melalui Singapura. Dari segi efisiensi fuel, efisiensi operasi, bandara Medan itu lebih baik,” ujar Direktur Utama AP II Tri Sunoko Kamis, 9 Desember 2010). Menurut Tri ketika itu, pembangunan Bandara Kuala Namu telah mencapai tahap 70 persen.

“Kita harus membangun suatu konsep integrasi bahwa airport ini seperti Singapura, itu pengelolaan bandaranya nggak sendirian. Seluruh stake holder harus bersama-sama menjadikan ini bandara dunia,” tukasnya. (ril)


YM

 
PLN Bottom Bar