Film Baik-baik Sayang yang dibintangi Band Wali sudah mulai tayang di bioskop pada Kamis (13/1) lalu. Film yang juga dibintangi Arumi Bachsin dan Intan Nuraini itu bercerita tentang kisah masa lalu personel Wali.

“Cerita film ini 70 persen bercerita tentang kehidupan kami sebagai santri. Ke mana-mana pakai baju dimasukin, pakai peci, gesper. Meski Ovie (keyboard) dan Tomy (drum) bukan satu pesantren dengan kami, film ini seperti napak tilas kami,” terang Apoy (gitar) yang diamini personel Wali lainnya, saat ditemui di Mal Metropolis, Tangerang, Banten, belum lama ini.

Meski hanya 70 persen bercerita tentang kehidupan mereka, namun banyak adegan yang mengingatkan mereka terhadap masa-masa di mana mereka menjadi anak santri. “Film ini jadi seperti flashback buat Wali. Di gedung ini kami pernah loncat, di tempat ini kami ngerokok, di sini kami dibotakin. Banyak kenangan lucu, unik dan tidak bisa dilupakan yang muncul lagi di film ini,” tutur Faank.

Meski bermain film sangat berat, namun Wali mengaku sangat senang dengan selesainya film Baik-baik Sayang ini. Meski ada sedikit rasa deg-degan usai syuting. Mereka khawatir kalau aktingnya buruk.

“Setelah syuting rasanya deg-degan, takut akting nggak bagus. Sebenarnya kita pilih nyanyi dibanding akting, karena ternyata akting itu lama, kalau nyanyi kan paling satu dua jam selesai,” ungkap Apoy.

Wali mengaku, semua adegan di film itu sangat susah. Sebagai anak band, Wali sama sekali tak punya talenta akting. “Semua scene sulit, dari dialog, gesture itu kan kita nggak biasa lakukan. Tapi kita senang di sini ada pesan moral yang disampaikan ke masyarakat dan film ini ada misi dakwahnya, makanya kita terima,” timpal Faank.
Namun begitu, mereka mengaku tak akan ketagihan untuk main film. Wali lebih ingin dikenal masyarakat sebagai anak band. “Alhamdulillah, kita nggak kecanduan karena orang kenal kita kan sebagai anak band, bukan karena kita lagi naik terus ambil semua tawaran, kita lihat-lihat juga,” jelas Apoy. (net/jpnn)