Harry ‘Gendhar’ Ruswanto, Manajer Persitara Jakarta Utara

10:18, 13/07/2009

Posisi Persitara Jakarta Utara aman di Indonesia Super League (ISL). Itu tak lepas dari sosok Harry Ruswanto.

CHOLIS FAIZI, Jakarta
JANGAN anggap remeh Persitara Jakarta Utara. Di pandang sebelah mata di awal ISL 2008/2009, Laskar si Pitung -julukan Persitara- ternyata mampu membuat tim-tim tangguh takluk. Bahkan, saudara tuanya yang sama-sama berasal dari ibu kota, Persija Jakarta, dibuatnya malu. Semua itu tak lepas dari peran Harry Ruswanto.

Kini, saat posisi Persitara digoyang pendanaan, dia pun berada di barisan depan agar klub pujaan NJ Mania tersebut tetap eksis. Itu wajar karena pria yang akrab disapa Gendhar tersebut sudah bersama Persitara sejak berjuang di Divisi II.

Apalagi, Gendhar adalah manajer yang tidak berasal dari orang birokrat. Sebagai manajer Persitara, ayah dari anak perempuan tunggal bernama Vea itu hanyalah seorang pengusaha di daerah Jakarta Utara.

Kehadirannya di kancah sepak bola nasional berawal dari keinginan mengembangkan usaha sebagai distributor peralatan perlengkapan kerja. Salah satunya, masker. Karena punya misi penjualan masker laris manis, dia menggelar pertandingan sepak bola antarkampung yang pesertanya adalah pekerja pabrik. Dia sudah menjadi manajer saat pertandingan tarkam tersebut dilaksanakan.

‘’Targetnya, sekalian promosi barang dagangan saya. Namun, sekarang malah kebablasan. Saya punya tim, 3M, yang mampu menjadi juara di semua pertandingan tarkam dan akhirnya saya daftarkan masuk klub internal Persitara,’’ jelas Gendhar kepada Indo.Pos (grup Sumut Pos).

Lewat sepak bola, usahanya laris manis. Pria kelahiran Surabaya itu juga bisa mendistribusikan peralatannya di perusahaan-perusahaan di Jakarta Utara. Karena cinta pada sepak bola, dia tidak bisa meninggalkan olahraga si kulit bundar itu. Meski, usahanya sekarang sudah sangat lancar. “Sepak bola sudah seperti darah saya. Maklum, cita-cita sebagai pemain tidak kesampaian,’’ jelasnya.

Karena itu, dia berani menjadi manajer Persitara. Saat itu Persitara sedang teronggok di Divisi II regional, level terendah sepak bola Indonesia. Bahkan, Persitara nyaris mati karena tidak punya dana.

Dengan dana sendiri dan bantuan dari beberapa pengurus, Gendhar memberanikan diri membangun Persitara yang saat itu tanpa APBD. Hanya dalam kurun waktu setahun, Persitara langsung dipromosikan ke Divisi I. Begitu juga saat di Divisi I 2003/2004. Laskar si Pitung hanya butuh satu putaran kompetisi untuk duduk di Divisi Utama menemani Persija yang sudah eksis terlebih dahulu.

“Sampai akhirnya kami diberi dana APBD saat di Divisi Utama. Itu pun angkanya tidak lebih dari Rp3 miliar. Saya pegang bola karena memang hobi. Saya pastikan, tidak ada kepentingan apa pun di sepak bola, kecuali saya gila bola. Hal itu membuat saya selalu enjoy dengan sepak bola,’’ ucapnya.
Persitara berubah menjadi raksasa pada Divisi Utama 2007. Persitara bahkan nyaris lolos empat besar. Sayang, karena tidak ada dana, Persitara berhenti di peringkat ke-7 klasemen akhir. Tapi, raihan tersebut sudah membuat Persitara lolos ke ISL 2008/2009. (*)


YM

Comments (3)

  1. siswoyo says:

    bang saya siswoyo dari cirebon,umur saya 22tahun dan saya pernah ikut seleksi pelita jaya usia 21.jujur saya ingin sekali jadi pemain bola profesional dan ingin sekali main untuk persitara khusunya,maka dari itu saya berharap apabila persitara ada seleksi saya ingin sekali ikut,dan bila memang terpilih saya bersediya tidak di bayar sal dikasih makan.tu saja .terimakasih

  2. agus tian says:

    bang harry saya dari NJmania cilincimg.ingin mendaftarkan diri menjadi pemain persitara kalau saya terpilih saya ingin berusaha menjadi tim yang terbaik seluruh indonesia dan ingin menjadi pemain profesional.di persitara

  3. dendy tri hadi says:

    bang har saya dendy di indramayu,saya ingim mengikuti seleksi pemain persitara..
    saya berharap dipanggil apabila persitara akan mengadakan seleksi pemain.
    Umur : 20 tahun
    Tinngi dan berat badan : 170 cm berat 55 KG
    Posisi : penyerang

 
PLN Bottom Bar