Pendidikan Karakter Jangan Hanya Isapan Jempol

10:18, 28/12/2010

MEDAN-Pendidikan karakter harusnya dilaksanakan untuk membentuk dan memperkuat karakter bangsa. Jadi, pendidikan karakter perlu dipersiapkan sebaik mungkin dan dilaksanakan secara bertahap, agar tak hanya menjadi isapan jempol.

Rektor Unimed Prof Syawal Gultom mengatakan, pendidikan karakter juga harus berakar dari budaya Bhineka Tunggal Ika. “Pendidikan karakter yang ditanamkan pada anak-anak melalui pendidikan formal, harus berisi nilai-nilai khas Indonesia dan nilai-nilai universal,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (27/12).
Menurut Syawal, pemerintah jangan menyepelekan implementasi pendidikan karakter tersebut. “Pemerintah harus memeprsiapkan dasar dan bagaimana cara melaksanakan nantinya. Jangan pendidikan karakter yang memiliki nilai baik, hasilnya sama dengan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang di masa Orde Baru hanya sebagai pengetahuan belaka,” terangnya.

Lebih lanjut Syawal mengatakan, Bhineka Tunggal Ika bisa menjadi keunikan Indonesia di tengah arus globalisasi. “Keberhasilan Indonesia membentuk karakter anak-anak bangsa yang mampu hidup berdampingan dalam beragamnya suku bangsa, agama, ras dan golongan akan menjadi kontribusi terbesar bangsa di kancah global,” ujarnya.

Untuk menyampaikan pendidikan karakter, sambungnya, dalam teori atau mata pelajaran adalah hal yang mudah. “Namun, belum ada sekolah yang berkomitmen untuk membentuk anak-anak yang cerdas, berkarakter dan mampu membudayakannya. Jadi, jangan pendidikan karakter itu hanya semangat di awal saja. Sama halnya dengan kantin kejujuran, sekarang hampir tak terdengar lagi perkembangannya,” tutur Syawal.

Di SD misalnya, kata Syawal, pendidikan karakter bisa dilaksanakan untuk menjadikan siswa yang mandiri dan bertanggung jawab. “Pendidikan karakter untuk anak mesti dibangun dengan memperkuat komunitas sekolah. Orang tua atau keluarga juga harus terlibat,” harapnya. (saz)


YM

 
PLN Bottom Bar