Temanku BM Banget

07:43, 03/04/2010

Ngomongin masalah BM alias bau mulut, pastinya sobat Xpresi (sobeX) langsung kepikiran, kalo giginya jarang digosok. Hahaks..Hahaks..

Apalagi setiap selesai makan, mau tidur, bangun tidur, habis makan makanan yang berbau (jengkol, pete, en del el el), suka nggak gosok gigi. Penyegar mulut, juga nggak dipake. Hmm, oh no, bau banget!

Ngomong-ngomong bau mulut, ternyata sebagian sobeX mengalami masalah bau mulut (BM)! Upps, jangan salah sangka dulu. Yang BM bukan para sobeX. Tapi, teman-teman sobeX.

Sebanyak 95 persen sobeX mempunyai teman yang mulutnya bau mulut. Teman-temannya sobeX itu, mulai dari teman  sekelas (30 persen), teman satu sekolah (60 persen), teman bergaul (5 persen).

Gara-gara punya teman seperti itu, otomatis jika langsung berhadapan dengannya, para sobeX  langsung pasang aksi buat menghindarinya (30 persen).  Ada juga yang langsung menjaga jarak dan menutup mulut dengan sesuatu (60 persen). Opss, para sobeX yang langsung kabur, juga ada nih (10 persen). Wkwkwk….

Meski punya teman BM, sobeX nggak mau menjauhinya. SobeX mengangap pantas ditemani dan akan menasehati si BM agar nggak BM lagi (90 persen). Tapi, ada juga yang nggak mau nemani karena nggak nyaman di hidung (5 persen). Bahkan alasan nggak mau nemani karena bisa bikin muntah (5 persen).

Kayak yang dialami Artha Sianipar, mahasiswi Biologi USU punya teman BM. “Ya, gimana ya..namaya juga bau mulut, itu pasti nyakiti hidung. Pastinya kalau si BM ngomong dekat dengan aku, aku langsung tahan napas biar nggak kecium BM-nya. Nggak langsung kabur, nanti takut tersinggung,” kata dia.
Kalau Sintha Dwi Wulandari, mahasiswi FMIPA USU juga punya teman BM.

“Aku punya sih teman BM. Tapi aku nggak ngejauhinya. Sebab yang bermasalah tuh bukan orangnya, tapi BM-nya. Kalau si BM lagi ngomong, aku langsung pura-pura pilek sambil ambil tisu untuk nutup hidung biar nggak pinsan, he..he..,” kata Shinta.

Hema Sri Devi, mahasiswi FMIPA USU lainnya juga punya teman BM. “Aku orangnya ceplas-ceplos dan terang-terangan. Kalau si BM ngomong dekat dengan aku, langsung deh ku bilang kalau mulutnya bau naga. Hi..hi..Trus, aku langsung bilang karena aku sayang sebagai temannya. Dari pada orang lain yang bilang lebih sakit hati lagi,” tuturnya. (ila)

—-

Banyak Faktor Penyebabnya

Bau mulut (halitosis) dan bau badan (bromidrosis) adalah problem yang umum dialami orang. Penyebab dasarnya kebersihan gigi buruk. Namun, ada lagi penyebab lainnya.

Problem yang terjadi di daerah sekitar gigi, seperti masalah gusi, gigi berlubang atau karang gigi, bisa membuat napas jadi bau. “Selain itu, gangguan penyakit lain yang sedang diderita juga bisa merambat ke timbulnya bau mulut,” ujar Drg Susiyanto.

Pria yang bertugas di RSU Pirngadi Medan ini bilang, bau mulut juga terjadi karena infeksi saluran pernapasan, gangguan kelenjar ludah, gangguan pencernaan, bronkitis kronis, sinusitis, hingga diabetes. Tak ketinggalan kebiasaan yang kurang sehat. “Pola makan yang salah, merokok, sering sembelit dan panas dalam, atau konsumsi alkohol,” tambahnya.

Untuk mengatasinya, kata dia, lakukan pemeriksaan gigi untuk memastikan tak ada lubang pada gigi atau masalah pada gusi. “Bersihkan lidah setiap hari setiap selesai menyikat gigi. Biasakan untuk buang air besar setiap hari.
Minum jus setiap hari dengan dicampur psylium husk, sejenis serat yang bisa membuang racun dari usus besar serta asupan air putih kita harus cukup,” pungkasnya. (ila)


YM

Kata kunci pencarian berita ini:

 
PLN Bottom Bar