Ada Mukzijat di Tumpukan Sampah

10:22, 26/12/2010

Pemulung dan Pengamen Bersaksi sebagai Utusan Tuhan

MEDAN-Perayaan Natal Pemulung dan Pengamen di Gereja Perhimpunan Injili Babtis Indonesia (GPIBI) di Jalan Jamin Ginting km 14.5 Simpang Kongsi Pancur Batu, Minggu (19/12) pukul 16.00 WIB berlangsung meriah dan penuh hikmah. Sekitar 300 pemulung dan pengamen larut dalam acara bertema Ini Aku Utuslah Aku (Yesaya 6:8).
Walau dirayakan dengan sederhana Para pemulung dan pengamen yang merayakan Natal tersebut sungguh terharu karena kegembiraanya, bait lagu Kusiapkan hatiku Tuhan tuk dengar firmanMu, saat ini… yang dinyanyikan bersama membuat para ’kaum pinggiran’ ini penuh dengan berbagai penyakit itu semakin terharu.

Pengkhotbah Pendeta DR Aliften Sihombing STh, mengatakan isi dan makna dari perayaan Natal bersama Pengamen dan Pemulung tersebut sebagai upaya untuk mendekatkan diri dengan sesama.  Dalam Natal, Lamhot Sipahutar (40) memberikan kesaksian.

Dikatakannya, sejak menjadi pemulung 6 tahun lalu dirinya selalu sehat dan bahagia. Walau pekerjaanya di atas tumpukan sampah namun hatinya bersih tanpa Noda.

“Ya, walau aku hanya mengais rezeki diatas tumpukan sampah para orangkaya itu, namun aku tetap menjalami hidupku dengan sukacita. Hingga saat ini aku masih di berikan-Nya Kekuatan, Kesabaran dan kesehatan kalaupun aku hanya mendapat Rp20.000 perhari dari tumpukan sampah itu namun aku masih dapat menyekolahkan anakku hingga SMA. Itu suatu mukjizat di zaman sekarang ini,” ujar Lamhot dengan haru.

Hal senada juga dikatakan Manik Ginting (52). Dirinya menjadi pemulung sejak umur 30 tahun, diakuinya tempat tinggal dan tempat kelahiranya berasal dari sekitar tempat pembuangan sampah di daerah tersebut namun dirinya tidak pernah mengeluh. “Ini sungguh luar biasa, aku sudah 20 tahun menjadi pemulung disini dan aku masih sehat. Coba para petinggi-petinggi itu, menjadi pemulung apa bisa? Tetapi ini sungguh luar biasa dan ini adalah mukjizat dari-Nya”.

Sementara itu Perayaan Natal Bersama Pemulung dan Pengamen tersebut juga dimeriahkan oleh para petinggi-petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Hadir pada Perayaan tersebut Ketua PDIP Sumatera Utara Panda Nababan, Effendi Panjaitan, Soearto dan Baskami Ginting.

Dalam kata sambutannya kepada para pemulung dan pengamen Panda Nababan mengutip ayat emas, “Bersukacitalah dalam penderitaan, sabar dalam kesusahan (Roma 12: 12. Percayalah itu Aku, jangan engkau takut (Matius 12:27). Itulah menjadi pegangan kita dalam suka maupun duka. Namun demikian aku tidak tahu semuanya karena aku bukan pendeta,” kata Panda menghibur. Katua Panitia Natal Bersama tersebut, Analisman Zalukhu dalam sambutanya mengutip Yohanes 5:1 “Bertolong-tolonglah dalam menanggung bebanmu,” seraya memberi penghiburan dan pengharapan kepada para pemulung.

Dalam penghormatan dan penghiburan kepada para Pemulung, PDIP Sumatera Utara menyerahkan 500 karung beras, sirup dan roti kepada sekitar 300 kepala keluarga pemulung dan pengamen yang diberikan secara langsung kepada tiap-tiap kepala-keluarga.(nesten marbun)


YM

 
PLN Bottom Bar