Pada tahun 2011 ini program sertifikasi guru di Sumut akan mendiklat hampir 90 persen dari seluruh kuota yang ada. Apa saja yang menjadi kendalanya? Berikut bincang-bincang Sekretaris Sertifikasi Guru dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut, Rudianto dengan wartawan Sumut Pos, Rahmat Sazaly.

Berapa jumlah kuota yang didapat Sumut pada program sertifikasi 2011?
Terdapat 23.900 guru yang pada tahun lalu hanya sekitar 7000-an guru. Ini meningkat lebih dari 300 persen dar 2010 lalu. Dan untuk jalur portofolio seperti tahun-tahun sebelumnya hanya akan dikuti 10 persen dari total kuota. Karena 90 persen diantaranya akan mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG).

Apa harapan Anda dengan perubahan itu?
Saya berharap guru yang mendaftar dari jalur portofolio merupakan guru yang benar-benar sudah siap. Mengingat, ujian dilakukan secara online. Jika gagal maka guru tersebut harus kembali mengulang registrasi di tahun depan. Kondisi itu mengakibatkan pelaksanaan sertifikasi guru 2011 ini berbeda dibanding tahun sebelumnya.

Apa yang dapat dilakukan LPMP untuk meminimalisir keadaan ini?
Selama ini setiap LPTK Induk seperti Unimed, UMN dan UHN hanya melakukan PLPG kepada sekitar 4500-an guru. Kali ini mereka akan melakukan PLPG kepada sekitar 6000-an guru, tentu ini akan menghasilkan kendala. Hingga kini pihak LPMP Sumut masih menunggu dari pusat untuk menambah jumlah LPTK Induk di Sumut, mengingat jumlah kuota yang mengikuti PLPG relatif banyak.

Apa harapan Anda terhadap pemerintah untuk mengatasi hal ini?
Pihak LPMP Sumut berharap pemerintah pusat mempertimbangkan penambahan jumlah LPTK di Sumut, sehingga proses PLPG yang memakan waktu sembilan hari tak mengganggu aktivitas di LPTK. Selain itu, guru juga tak bertumpuk. Seperti Nias Selatan, misalnya, kuotanya 900 guru. Kalau mereka sekaligus diberangkatkan ke satu LPTK dan harus didiklat, dikhawatirkan Nias Selatan akan mengalami kekosongan guru selama sembilan hari.

Apa saja kesulitan yang mungkin akan terjadi?
Tentunya tak akan mudah melakukan diklat secara massal. Namun, kami menyarankan dinas pendidikan kabupaten/kota segera mengatur siasat agar para pelajar tak terbengkalai. Begitu juga pihak LPTK Induk maupun mitra, mampu mengatur proses perkuliahan di kampus supaya tak terganggu.

Apakah ada kemudahan pada proses sertifiaksi tahun ini?
Ya, pihak LPTK Induk tak lagi melakukan seleksi berkas sertifikasi portofolio pada tahun ini. Hal ini mengingat, semua seleksi berkas sudah dilakukan melalui online. Kalau tahun lalu LPTK Induk maupun mitra masih melakukan seleksi berkas portofolio, tapi tahun ini semuanya melalui online begitu juga dengan ujiannya.

Apa keunggulan guru yang diseleksi melalui berkas portofolio dengan guru yang mengikuti PLPG?
Guru PLPG lebih bermutu dibandingkan guru portofolio. Pasalnya, guru portofolio hanya diseleksi berdasarkan rekam jejaknya yang diajukan di dalam berkas, kemudian mengikuti proses ujian. Sebaliknya, guru PLPG mendapatkan pendidikan dan latihan yang dapat meningkatkan kompetensinya, sehingga lebih bermutu. Bahkan, dari guru yang mengajukan portofolio per tahun, tingkat kelulusannya hanya sebesar 15 persen sehingga harus mengikuti PLPG. (saz)