Final Pembalasan

10:39, 01/02/2011
Final Pembalasan
PEMENANG: Tim putra SMA Wahidin Sudirohusodo Medan, pemenang partai final Honda Development Basketball League (DBL) 2011 seri Sumatera Utara (Sumut), berfoto bersama panitia, kemarin (31/1).//andre ginting/sumut pos

Setelah Kecewa 2010, Soetomo 1 dan Wahidin Juara Honda DBL 2011

MEDAN-Babak final Honda Development Basketball League (DBL) 2011 seri Sumatera Utara (Sumut) kemarin (31/1) menjadi seperti ajang pembalasan. Khususnya bagi Stephanie Yolanda, pemain SMA Soetomo 1 Medan, dan tim putra SMA Wahidin Sudirohusodo Medan.

Pada babak final di GOR Angsapura, Medan, kemarin, dua tim itu meraih kepuasan tertinggin
Yolanda tidak hanya membantu timnya menjadi jawara, mengalahkan SMAN 2 Medan 66-25. Dia juga terpilih sebagai Honda Most Valuable Player (MVP).

Yolanda juga terpilih lagi masuk League DBL First Team, berhak ikut terbang ke Surabaya dan mengikuti DBL World Camp 2011. Artinya, dua kali ini dia lolos dari Sumut. Tahun lalu, dia bahkan lolos seleksi sampai tingkat tertinggi. Yakni, masuk tim DBL Indonesia All-Star 2010, belajar dan bertanding di Seattle, Amerika Serikat.
Bagi Yolanda, final kemarin benar-benar menggembirakan. Tahun lalu, jangankan masuk final, menang saja tidak. Tahun lalu pun, tim putri SMA Soetomo 1 langsung kandas pada babak pertama di tangan tim juara, SMA Methodist 2 Medan. Untung, waktu itu Yolanda masih terpilih masuk first team sehingga dapat kesempatan ikut camp meski tidak merasakan kemenangan.

Tahun ini, pada pembukaan, SMA Soetomo 1 kembali bertemu SMA Methodist 2. Tahun ini, gantian tim SMA Soetomo 1 yang menang, melangkah menjadi jawara. Yolanda kemarin mencetak 23 poin dan sebelas rebound.
Setelah pertandingan usai, Yolanda menyatakan begitu lega. Dia sudah memimpikan momen itu begitu lama. “Sejak pulang dari Amerika bersama DBL All-Star (November 2010, Red), aku berlatih setiap hari. Sebab, aku ingin menjadi juara. Sekarang, aku benar-benar menjadi juara,” tutur Yolanda. “Rasanya tak bisa terukirkan,” tambahnya.
Yolanda berharap bisa tampil lebih baik di camp nanti dan terpilih lagi lolos ke Amerika. “Supaya bisa bertemu teman-teman di Seattle lagi,” ucap dia.

Dalam kelompok putra, pertandingan sengit kembali terjadi. Gaya bermain cepat ditunjukkan oleh tim putra SMA Wahidin Sudirohusodo maupun SMA Methodist 2 Medan.

Bagi tim SMA Wahidin Sudirohusodo, final itu merupakan kesempatan kedua mereka meraih gelar. Tahun lalu, mereka masuk final, tapi kalah tipis 90-96 oleh SMA Methodist Binjai. Sampai hari ini, total skor final 2010 tersebut masih tercatat sebagai yang tertinggi dalam sejarah DBL, yang dimulai di Jawa Timur pada 2004.
Memasuki laga tersebut, tim asuhan Hidayat Natasasmita itu tentu sudah punya target menghapus kekecewaan 2010, meraih jawara. Namun, mereka kembali harus bekerja keras. Pertandingan benar-benar ketat. Saat halftime, skor masih 34-32 untuk SMA Methodist 2. Pada akhir kuarter ketiga, tim SMA Wahidin Sudirohusodo unggul 48-44. Hanya terpaut dua bola, jauh dari aman.

Pada kuarter keempat, tim itu berusaha tetap tenang. Namun, tim SMA Methodist 2 yang dilatih Freddy Gorey tersebut tidak mau menyerah. Setelah balas-membalas poin secara terus-menerus, baru tim SMA Wahidin Sudirohusodo membangun jarak dan mengunci kemenangan dengan skor 66-55.
Kemenangan itu melengkapi kesuksesan Hidayat dalam sebulan terakhir. Pada akhir 2010, dia terpilih untuk melatih tim putra DBL Indonesia Selection yang bertanding dalam Malaysia International High School Tournament di Port Dickson. Waktu itu, DBL Selection meraih jawara.

Hebatnya, gelar di Malaysia tersebut diraih pada 31 Desember. Gelar di Medan itu diraih pada 31 Januari. “Gila, gila, gila. Gelar tutup tahun dan buka tahun,” ucap Hidayat setelah final.
Sesudah Sumut, Honda DBL 2011 menanti hasil di Jawa Barat dan Bali. Setelah itu, kota-kota lain menyusul, hingga total 22 kota di 19 provinsi.

“Dua tahun ini, Honda DBL heboh luar biasa di Medan. Tinggal menunggu fasilitas gedung baru yang lebih besar dan nyaman. Kasihan, penonton sampai tumpah-tumpah di sini. Sayang, kota yang gila basket ini tidak diimbangi dengan infrastrukturnya,” kata Azrul Ananda, commissioner DBL, di Medan kemarin. (jpnn)


YM

 
PLN Bottom Bar