Makanan Diatur, tak Boleh Pegang HP

10:15, 14/08/2010
Makanan Diatur, tak Boleh Pegang HP
PASKIBRA: Calon Paskibra dari berbagai sekolah di Sumatera Utara saat mengikuti latihan di Lapangan Merdeka Medan./ANDRI GINTING/SUMUT POS

Dari Latihan Calon Paskibra Sumut

Menjadi salah satu bagian dari Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), merupakan sebuah kebanggan. Kebanggan itulah, yang kini dirasakan ke-60 calon Paskibra Sumut yang rutin berlatih di Lapangan Merdeka Medan dari pagi hingga petang.

Derap kaki 60 calon Paskibra Sumut yang berasal dari hasil seleksi 33 kabupaten/kota se-Sumatera Utara, menjadi pemandangan tersendiri yang setiap harinya bagi warga Kota Medan.

Sesekali, sambil berlari mengitari Lapangan Merdeka Medan, para calon Paskibra Sumut tersebut bernyanyi bersama. Ketukan nada dan lirik yang dilantunkan seolah seirama dengan derap kaki mereka.

Bagaimana tidak, latihan para Paskibra Sumut itu layaknya latihan baris-berbaris yang dilakukan oleh militer. Bukan itu saja, untuk kedisiplinan yang diterapkan pun menyerupain kedisiplinan yang diterapkan di militer. Belum lagi, teriknya mentari yang menyelimuti langit Medan ternyata tak mampu meredam semangat para calon Paskibra itu untuk terus berlatih.

Menurut Koordinator pelatih Paskibra Sumut yang berasal dari Yonkaf 6/Serbu Kodam I/BB, Lettu Chandra Alit Sahputra, latihan baris berbaris yang diterapkan ala militer ditujukan untuk membentuk mental dan kedisiplinan para calon Paskibra.

“Dari 60 orang ini, semuanya masih calon Paskibra. Setelah dikukuhkan oleh Gubernur nanti tanggal 14 Agustus nanti, barulah mereka resmi menjadi Paskibra. Jadi, kalau sebelum adanya pengukuhan, bisa saja para calon Paskibra itu dikembalikan ke daerahnya masing-masing. Makanya, semuanya harus disiplin. Karena dengan kedisiplinanlah, akan menghasilkan kesempurnaan dari sebuah hasil yang diinginkan,” ujar pria berusia 26 tahun tersebut.

Salah satu bentuk kedisiplinan yang diterapkan saat latihan antara lain, terdapat beberapa anggota Paskibra melakukan kesalahan, langsung ditempat itu para calon anggota Paskibraka tersebut dihukum. Hukumannya yakni, diperintahkan untuk lari keliling Lapangan Merdeka Medan hingga beberapa kali.

Ada yang disuruh untuk berguling, dan beberapa hukuman lainnya. “Hukuman itu adalah supaya para anggota bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan, dan tidak mengulangi lagi,” kata Chandra lagi.
Bukan hanya saat latihan saja, kedisiplinan juga diterapkan saat para calon Paskibra itu di asrama yang berada di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jalan Karya Medan.

Para calon anggota Paskibra, setiap paginya sudah harus bangun sebelum pukul 06.00 WIB untuk persiapan seperti mandi, sarapan dan persiapan lainnya. Setelah itu, mereka harus melakukan peregangan, senam atau olah raga kecil di sekitar area asrama. Setelah itu, pada pukul 07.00 WIB, para calon Paskibra harus apel pagi. Setelah itu, meluncur ke Lapangan Merdeka.

Disinilah latihan baris-berbaris sesungguhnya dimulai. Setelah beberapa jam berlatih, tepat pada pukul 10.00 WIB, para calon anggota Paskibra Sumut diperbolehkan makan. Namun, makanannya pun adalah makanan ringan yang sudah disiapkan oleh pihak panitia dalam hal Ini Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut.

Setelah setengah jam beristirahat, pukul 10.30 WIB kembali latihan hingga pukul 12.00 WIB. Saat istirahat kedua inilah, para calon Paskibraka diberi waktu istirahat yang cukup luang yakni, hingga dua jam sampai pukul 14.00 WIB.

Dari pukul 14.00 WIB latihan lagi sampai waktu istirahat ketiga yakni, pukul 16.00 WIB. Sekitar setengah jam, latihan kemudian dilanjutkan hingga pukul 18.00 WIB. Pada pukul 18.00 WIB itulah, para calon Paskibra usai dan kembali ke asrama.

Mengenai makanan saat istirahat, baik pada pukul 10.00 WIB, pukul 16.00 WIB, makanan telah ditentukan oleh pihak panitia. Dan telah diatur sedemikian rupa di pendopo Lapangan Merdeka Medan.

Menurut Suwandono, Penanggungjawab Paskibra Sumut dari Dispora Sumut menjelaskan, setelah masuk asrama, kegiatan masih dilanjutkan dengan pemberian bimbingan dari beberapa pihak seperti, Badan Narkotika Nasional Provsu, Para Veteran Pejuang 45, Kodam I/BB dan pelatih, dan tidak ketinggalan bimbingan dari para purna Paskibra Sumut serta beberapa pihak lainnya.

“Para calon Paskibraka ini memang harus dididik kedisiplinan. Sejak tanggal 31 Juli lalu, semuanya dibatasi. Misalnya, tidak boleh menggunakan HP. Untuk itu, HP dan uangnya untuk sementara disita. Untuk makanan pun, tidak boleh sembarangan atau beli sana-beli sini. Semuanya sudah dipersiapkan,” terang Suwandono lagi.

Dijelaskannya, hal itu diberlakukan karena, Paskibra itu identik dengan kedisiplinan. Dan Paskibraka inilah salah satu yang bisa membawa nama baik bagi Sumatera Utara dan Indonesia.

Contohnya adalah dari 90 orang peserta awal, setelah diseleksi terhitung selama tiga hari dari tanggal 3-5 Juni, maka gugurlah 28 orang dan sekarang hanya 62 orang yang terpilih. Hanya saja, dua orang lainnya yakni, satu putra asal Medan dan satu putri asal Kabupaten Asahan telah dikirim untuk menjadi Paskibraka Nasional yang akan bertugas untuk pada peringatan HUT ke-65 RI 17 Agustus mendatang di Istana Negara. Sementara 60 orang lainnya, menjadi Paskibraka Sumut.

“Dari orang-orang inilah yang nantinya diharapkan bisa mengharumkan nama Sumut dan Indonesia,” kata Suwandono.

Untuk formasi yang akan dilakukan tepat pada peringatan 17 Agustus di Lapangan Merdeka nantinya, para calon Paskibra yang nantinya akan resmi menjadi anggota Paskibra Sumut tersebut akan menggunakan formasi bintang pada saat pengibaran Bendera Merah Putih pukul 10.00 WIB. Untuk prosesi penurunan bendera, formasi yang akan digunakan adalah formasi HUT ke-65 RI.

Kedua formas itu sendiri diciptakan oleh Koordinator pelatih Paskibra Sumut yakni, Lettu Chandra Alit Sahputra. Menurut pria asal Jawa Timur ini, Formasi Bintang yang memiliki pengertian memiliki lima sisi yang menggambarkan Pancasila. Sementara untuk formasi penurunan bendera yakni, formasi HUT ke-65 RI benar-benar menggambarkan jika RI telah berusia 65 tahun.

“Indonesia memiliki Pancasila yang memiliki lima aspek. Aspek –aspek itulah yang tergambar dari lima sisi dari sebuah bintang. Untuk foramsi HUT ke-65 RI, ini menggambarkan Indonesia telah berusia 65 tahun,” terang pria berambut cepak tersebut.

Untuk pemulangan alias pembubarannya sendiri, tim Paskibra Sumut baru akan dibubarkan ada tanggal 18 Agustus, satu hari setelah peringatan HUT ke-65 RI. Pembubarannya langsung akan dipimpin oleh Gubsu Syamsul Arifin.

Namun, sebelum para anggota Paskibra tersebut kembali ke daerah masing-masing, mereka terlebih dulu akan dibawa ke Jakarta guna beraudensi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga RI. Selain itu, baru akan dibawa mengitari Jakarta untuk berwisata sejarah mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di sana. Perjalanannya, terhitung dari tanggal 23 Agustus dan baru kembali pada tanggal 23 Agustus.

“Selama ini mereka dibimbing mengenai sejarah, Undang-undang, Pancasila dan sebagainya. Tapi, mereka belum pernah melihat aslinya. Seperti monumen kemerdekaan, dan museum-museum perjuangan yang ada di Jakarta. agar tidak sebatas teori, maka mereka patut mengunjungi langsung tempat-tempat itu,” ungkap Suwandono.(*)


YM

Comments (1)

  1. Para Pegawai Negeri Sipil (PNS) perlu sekali mendapatkan Pola Pembinaan Disiplin ala tentara militer, dengan harapan dapat membentuk mental, jiwa dan tingkat disiplin yang baik, profesional, bertanggung jawab, “SIAP”, melaksanakan segala macam perintah, dalam berbagai situasi dan kondisi, rela mempertaruhkan nyawa demi membela Negara Kesatuan Republik Indonesia dari segala bentuk ancaman yang datang dari dalam maupun luar negeri.

 
PLN Bottom Bar