Bak Sebuah Lingkaran Setan

10:19, 12/02/2011

Perlakukan kekerasan seksual seperti sodomi dan eksploitasi yang dialami seorang anak, bisa berakibat terhadap sikap post traumatic stress atau gangguan stres pada anak. Dimana rasa trauma bisa dipengaruhi akan beberapa hal, diantarannya trauma karena bencana, perkosaan dan pelecehan sexual yang dialami seorang anak. Bahkan dapat berakibat seorang anak akan mengalami banyak masalah, serta dihantui bayang-bayang kejadian buruk yang pernah dialaminya.

Hal ini disampaikan Psikolog Dra Irna Minauli MSi, Jumat (11/2). “Gejala terhadap anak yang mengalami trauma, di antaranya tidak stabilnya emosional, yang membuat seorang anak labil dan gampang marah. Selain itu juga  konsentrasi anak akan  mudah terganggu sehingga sulit untuk menerima pelajaran yang diterima di sekolahnya,” ujar Irna.

Bahkan yang paling berbahaya, menurut Irna, ketika seorang anak menikmati perbuatan yang dialaminya dan cenderung ketika anak bertambah dewasa maka akan menirukan kejadian yang pernah dialaminya. “Seperti sebuah lingkaran setan, seorang anak yang pernah menjadi korban akan meniru perbuatan yang pernah dialminya dan akan mengikuti pola seksual yang diterimanya,” terang Irna.

Untuk penanganan terbaik menurut Irna adalah memberikan dukungan sosial dan moral melalui peran psikolog, ataupun pemuka agama. Sehingga anak yang memiliki rasa trauma akan mendapatkan sebuah kepercayaan diri yang baru.

Sementara itu, dari data pengaduan kekerasan seksual yang diterima Pokja Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPAID Sumut), selama dua bulan belakangan pada tahun 2011, ada enam kasus pengaduan pelecehan seksual yang diterima. “Pokja KPAID Sumut belum menerima adanya pengaduan kasus sodomi pada tahun 2009 dan 2010. Namun untuk tahun 2011 jumlah kasus sodomi yang telah diadukan selama dua bulan sudah tiga kasus dan ini termasuk angka yang sangat besar,” ujar Muslim Harahap, ketua Pokja KPAID saat dikonfirmasi.

Sedangkan kasus kekerasan seksual yang diterima KPAID pada tahun 2010, sebanyak 34 kasus dan meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 31 kasus pada tahun 2009. Tak pelak, besarnya angka pelecehan seksual yang dialami seorang anak, memberikan keresahan bagi para orangtua. Hal ini dirasakan oleh Febri, ibu dua orang anak itu menganggap banyaknya kasus tersebut tidak memberikan efek jera. “Selama ini kita banyak mendengar jika pemerkosaan dan pencabulan yang dialami seorang anak justru banyak yang berakhir tak jelas.  Sehingga para pelaku tidak pernah takut ataupun jera untuk mengulangi perbuatannya,” sebut Febri. (uma)


YM

 
PLN Bottom Bar