Ayo Perangi Campak

09:06, 10/10/2009

Kampanye Imunisasi Indonesia

MEDAN- Sekitar seribuan anak termasuk balita, kemarin (9/10), terlihat memadati Lapangan Gajah Mada Krakatau Medan, sejak pukul 08.00 WIB. Kehadiran balita yang hampir selurunya didampingi ibunya tersebut, bertujuan untuk mengikuti program Kampanye Imunisasi Campak Indonesia yang berlangsung sejak 6-24 Oktober 2009 mendatang.
Setidaknya, diharapkan sebanyak 98 persen anak di Sumatera Utara (Sumut) harus sudah diimunisasi.
Target tersebut diusung untuk menggenjot penekanan angka kematian anak akibatn

penyakit campak pada 2010 mendatang yang harus dapat berkurang sebanyak 90 persen. Artinya, jumlah kematian anak pada 2010 mendatang harus lebih rendah pada tahun 2000 lalu.
“Skala nasional saja, setidaknya pada 2000, tercatat sebanyak 11.000 anak yang meninggal akibat penyakit campak ini. Sedangkan jumlah pada 2008 lalu, jumlah ini mulai berkurang. Berdasarkan data yang ditemui Departemen Kesehatan (depkes) di lapangan, disebutkan sebanyak 1.000 anak yang meninggal akibat penyakit tersebut. Nah, pada  2009 ini diharapkan jumlah kematian anak bisa berkurang hingga 90 persen, lebih rendah dari data pada 2000,” kata Dirjend P2PL Depkes RI, Dr Chandra Yoga Adi, kepada wartawan, Jumat (9/10) dalam kegiatan kampanye imunisasi Indonesia di Lapangan Gajah Mada, Krakatau Medan.

Yoga bilang, kegiatan imunisasi rutin yang dilakukan di Puskesmas dan Posyandu ini sebagai bukti dari komitmen untuk mencapai target menekan angka jumlah kematian anak yang disebabkan penyakit campak tersebut. Selain itu akan dilakukan juga kegiatan pola imunisasi ulang bagi anak-anak sekolah. “Dalam praktiknya, bila anak tersebut tidak datang pada bulan ini, maka tim kesehatan akan mendatangi rumahnya untuk melakukan imunisasi tersebut. Khusus Sumut sendiri, ditargetkan sebanyak 98 persen anak harus sudah diimunisasi,” bilangnya.

Empat indikator yang menjadi poin penting dalam program ini, selain mencapai target kematian yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, juga termasuk kegiatan pola imunisasi ulang pada anak-anak sekolah, kegiatan surveilance dan kegiatan turun ke lapangan demi mencapai angka 98 persen tadi. Menurut pandangan Yoga, berdasarkan data yang masuk, terungkap bahwa Sumut memiliki cakupan yang sangat bagus, yakni sudah mencapai 80 persen. Hanya saja, kendala yang dihadapi Sumut adalah pada poin indikator lainnya, seperti kendala dalam melaksanakan surveilance dan progress program pada 2005 lalu. Hal ini diungkapkan Yoga sebagai akibat dampak bencana Tsunami yang terjadi pada saat itu.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr Chandra Syafei mengungkapkan, seluruh Sumut dan seluruh kabupaten kota bersama-sama untuk mencapai target nasional tersebut. “Sebelumnya, di Sumut tercatat ada sebanyak 2,2 Juta anak yang terkena Polio dan sebanyak 1,9 anak yang terkena campak. Oleh karena itu untuk menurunkan jumlah kematian akibat orangtua lalai tidak mengimunisasi anaknya, program ini pun dilaksanakan sebaik mungkin,” ujarnya.

Diakui Chandra, sampai sejauh ini belum ditemukan lagi kasus wabah campak yang menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti tahun-tahun sebelumnya. “Wabah campak yang terjadi di daerah Mandailing Natal dan Sergei beberapa tahun lalu setidaknya menjadi contoh kasus untuk jenis penyakit campak terhadap anak-anak,” katanya. Begitupun ditegaskan Chandra, bahwa orangtua juga sebaiknya tidak lalai dalam melakukan imunisasi tersebut. Dalam artian, meskipun secara umum, seorang anak cukup diimunisasi sebanyak satu kali saja, namun untuk hal terbaiknya, imunisasi dapat dilakukan sebayak 2-3 kali,” jelasnya.

Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin menyambut gembira atas bantuan yang diberikan oleh WHO dan UNICEF dalam rangka kampanye campak dan polio tambahan. Campak, kata Gubsu, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan mudah menular pada anak-anak yang rentan serta berpotensi menyebabkan kejadian luar biasa (wabah) sehingga dapat mengancam kesehatan bagi bayi dan balita.

“Penyakit campak dapat menular dengan cepat dari satu anak ke anak yang lain dan dapat mengakibatkan panas, batuk, sesak nafas, sariawan, diare dan bahkan dapat mengakibatkan kebutaan dan kematian,”katanya.

Untuk tahun 2007 dan 2008, campak telah menyebabkan terjadinya kejadian luar biasa yang menyebar di sejumlah desa di Provsu dan sudah sepantasnya menjadi prioritas untuk dicegah dengan pemberian imunisasi campak.

“Penyakit polio sangat berbahaya karena dapat melumpuhkan otot pernafasan sehingga mengakibatkan kematian dan dapat mengakibatkan kematian dan dapat dicegah dengan melakukan imunisasi,”ujar Gubsu.
Kampanye imunisasi campak dan polio tambahan akan dilaksanakan di 33 kabupaten/kota di Sumut masing-masing di 417 kecamatan, 5.815 desa dan 16.585 Posyandu.(del/opt)

[ketgambar]MENANGIS: Seorang anak menangis saat diimunisasi di Lapangan Gajah Mada Jalan Krakatau, kemarin.//adelina/SUMUT POS[/ketgambar]


YM

 
PLN Bottom Bar