Bukan Sekadar Ngefans Iwan Fals

10:28, 13/11/2009

Lebih Dekat dengan Komunitas Orang Indonesia (Oi) Medan

Nama Iwan Fals begitu dikenal sebagai penyanyi legendaris di Indonesia. Musikus satu ini juga dikenal ‘wakil rakyat’ yang lantang menyuarakan seruan hati para wong cilik. Tak heran, pemilik nama lengkap Virgiawan Listianto ini pun mendapat tempat khusus di hati masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat di Medan.

INDRA JULI, Medan

Berawal dari rasa simpati terhadap karya tersebut lah sekitar ratusan orang Fals Mania (Fama) membuat sebuah kesepakatan membentuk wadah para penggemar Iwan Fals dengan nama Orang Indonesia yang disingkat Oi pada 16 Agustus 1999 silam. Lagu-lagu ciptaan Iwan pun dijadikan referensi dalam berbagai kegiatan Oi yang tumbuh sebagai organisasi masyarakat (ormas) ini.

“Jadi sebenarnya Oi bukan sekadar penggemarnya bang Iwan Fals meskipun orang-orang di dalamnya merupakan fans Iwan Fals sendiri. Ini yang sekarang coba kita sosialisasikan ke masyarakat Kota Medan bagaimana tujuan Oi dulunya terbentuk,” ucap Sekretaris Badan Pengurus Kota (BPK) Oi Medan, M Yusril Syah SH yang ditemui di Sekretariat Jalan Karya Jaya Gg Karya III No 5 Pangkalan Mansyhur Medan, Kamis (12/11).

Ditemani segelas coffe mix dan lagu dari album Suara Hati, cerita pun mengalir dari M Yusril Syah yang akrab disapa Dedek ditemani Koordinator Bidang Seni dan Olahraga, Ucok. Menurut Dedek, keberadaan Oi sebagai ormas bisa dilihat dari berbagai kegiatan yang digelar n
sesuai dengan program dari masing-masing bidang yang ada. Di antaranya menggelar bakti sosial saat terjadi bencana gempa bumi dan Tsunami di NAD dan Sumut pada tanggal 29 Desember 2004, banjir bandang yang melanda kawasan wisata Bukit Lawang Sumatera Utara 3 November 2004.

“Bakti sosial ini merupakan program dari Oi Crisis Centre (OCC), satu bidang yang khusus menangani bencana alam. Kita juga kerap menggelar pertandingan futsal persahabatan dengan fans-fans lain yang ada di Kota Medan untuk menjalin tali silaturahmi. Karena Oi tidak mengenal eksklusifitas, kita terbuka dan terus mencoba memberdayakan diri dan masyarakat,” jelas alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ini.

Adapun BPK Oi Kota Medan memiliki bidang-bidang yang tetap eksis dengan tugas dan tanggungjawabnya. Bidang Pendidikan dan Perpustakaan dengan tugas Pengkaderan Anggota Oi Kelompok, Bidang Seni dan Olahraga, Bidang Ekonomi dan Niaga, dan Bidang Humas dan Antar Lembaga.
    Sebagai ormas, BPK Oi Kota Medan pun kerap menggelar diskusi mengenai perkembangan yang ada di tanah air termasuk di antaranya isu politik. Hal ini dilakukan untuk menambah pengetahuan anggotanya sekaligus membuka jaringan dengan pihak luar. “Namun kita tidak berafiliasi ke partai politik dan itu diatur tegas pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ADRT) Oi. Tapi kalau secara personal, kita tidak pernah melarang anggota untuk terjun ke politik, sah-sah saja,” tegas Dedek.

    Posisi tersebut diakui Dedek sangat rentan terhadap godaan apalagi sebagai satu kelompok fans terbesar, BPK Oi Kota Medan sering mendapat tawaran dari beberapa partai politik. Dan itu semua ditolak bahkan BPK Oi Kota Medan pernah mengajukan pertanyaan kepada satu kontestan Pilkada lalu karena mencantumkan logo Oi di peralatan kampanyenya.

    Kondisi ini terus dipertahankan sejak kepemimpinan BPK Oi Kota Medan dipegang Ilham Tanjung yang juga satu dari pendiri Oi secara nasional. Diteruskan oleh Ok Zulkarnaen dan Lutfi Azhari untuk periode 2008-2010 mendatang. Diperkuat lagi dengan kode etik yang ditanamkan setiap kaderisasi yang dilakukan.

    Sifat fleksibilitas ini pula yang diterapkan kepada beberapa kelompok yang tersebar di Kota Medan yaitu Oi Bongkar (Pangkalan Mansyhur), Oi Serdadu (Gaharu I), Oi Belum Ada Judul (Jalan Pelajar), dan Oi Bento (Ismailiyah).

    “Saat ini kita dalam proses transisi dan coba lakukan konsolidasi dengan kelompok. Bagaimanapun kita sebagai ormas juga ingin diterima oleh pemerintah dan untuk itu ada persyaratan yang harus kita penuhi. Kita berharap kawan-kawan dari Oi Deli Serdang tetap eksis sehingga Badan Pengurus Wilayah (BPW) dapat terbentuk secepatnya,” harap Dedek dan Ucok.

    “Lewat BPW Oi Sumatera Utara, kita bisa bersumbangsih terhadap negara ini. Bahwa semua masalah yang kita hadapi ada pada lagu Iwan Fals. Seperti Tarmijah yang menceritakan penderitaan para Tenaga Kerja Wanita (TKW), Serdadu bagaimana TNI harus siap membela negara dengan kondisi yang serba seadanya. Karena kita hanya butuh pemahaman akan negara, atau dibubarkan saja,” pungkas keduanya.(*)

iwan-fals

[ketgambar]PEMGGEMAR: Iwan Fals bernyanyi di hadapan penggemarnya di Medan, belum lama ini.//HS PUTRA/SUMUT POS [/ketgambar]


YM

 
PLN Bottom Bar