Lebih Bijaksana Karena Firman Tuhan

09:58, 31/01/2010

Oleh: Pdm. Edison Sinurat

Mazmur 119:46

“Aku hendak berbicara tentang peringatan-peringatan-Mu di hadapan raja-raja, dan aku tidak akan mendapat malu.”
Kisah Para Rasul memberitahu kita tentang seorang pejabat kerajaan yang rela melakukan sesuatu demi membekali diri sebagai seorang pejabat tinggi. “Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kita nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” (Kisah 8:26-29).

Perjalanan yang amat jauh ditempuh oleh sida-sida itu, dari negeri Etiopia ke Jerusalem pergi pulang untuk beribadah kepada TUHAN. Etiopia adalah Negara di benua Afrika berbatasan dengan Somalia, sedangkan Yerusalem di Palestina berada di benua Asia. Perjalanan yang amat melelahkan tentunya sebab ketika itu belum ada sarana transportasi seperti sekarang ini. Sebagai seorang pejabat kerajaan, dia difasilitasi dengan sebuah kenderaan kereta kuda. Dengan kenderaan itulah sida-sida tersebut menempuh perjalanan antar benua demi beribadah kepada Tuhan. Kalau kita lihat jarak kedua negeri itu, maka untuk menempuhnya dengan kereta kuda paling tidak memakan waktu berhari-hari.

Dia adalah seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia. Sebagai seorang pejabat tinggi tentunya sida-sida ini kerap kali berbicara kepada ratu menyangkut banyak hal berhubungan dengan tugas-tugasnya sebagai pembesar kerajaan. Ada banyak hal yang dibicarakan kepada ratu. Saya yakin sida-sida ini menyadari kebutuhannya yang besar untuk mempersiapkan segala sesuatu menyangkut komunikasi kepada ratu dan kepada pembesar lainnya. Sewaktu-waktu ratu akan bertanya kepada mereka sebelum melaksanakan segala kebijakan-kebijakan untuk memajukan kerajaan dan mensejahterakan warganya. Masukan-masukan dari orang dekatnya para pembesar kerajaan akan sangat menentukan keberhasilan dan kejayaan pemerintahannya. Bagi sida-sida ini, jarak yang begitu jauh dan transportasi yang sederhana itu tidaklah menjadi persoalan. Dia tahu bahwa di Yerusalem ada ibadah kepada TUHAN, di sana ia akan mendengarkan Firman Tuhan yang akan menjadikan dirinya seorang yang bijaksana. Bukanlah perkara mudah untuk berbiacara kepada ratu setiap hari, sehingga sida-sida ini mempersiapkan dirinya begitu rupa. Ratu Victoria, ratu Inggris berkata demikian: “Kebesaran dan keagungan Inggris semata-mata berasal dari kitab ini (Alkitab).”

Perjalanan selama berhari-hari itu tidak disia-siakannya, ia membaca kitab suci di atas keretanya dan ketika Filipus menemuinya di tengah perjalanan itu, ia sedang membaca kitab nabi Yesaya. Sebagai seorang pejabat kerajaan, tentu sangatlah banyak tugas-tugas penting sehingga ia harus mampu mengatur waktunya seefisien dan seefektif mungkin. Tetapi bagi sida-sida ini, Ibadah dan membaca Firman TUHAN tidak kalah penting dari semua tugas-tugasnya yang lain. Ia sangat menikmati perjalanan pulangnya, sebab ia telah mengalami hadirat TUHAN selama beribadah, dan sekarang ia bersekutu dalam pembacaan Firman-Nya yang menjadi sumber kebijaksanaannya itu.

“Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.. Aku lebih mengerti dari pada orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.” Demikian pengakuan raja Daud dalam Mazmur 119:98-100. Sukses memimpin Israel selama 40 tahun tidak terlepas dari persekutuan raja Daud yang terus menerus dengan Tuhan dan kegemaran akan membaca Firman-Nya.

Saya memperhatikan pemimpin-pemimpin yang sukses dalam kepemimpinannya adalah orang-orang yang menghargai keberadaan Alkitab dan menjadikannya sebagai landasan hidup.

Perdana Menteri Inggris abad ke-18, Glad Stone berkata demikian: “Saya telah mengenal 95 orang terkenal di masa saya, dan 87 orang di antaranya adalah pengikut-pengikut Alkitab.”

Di zaman yang serba sibuk ini, apakah Saudara dapat menyediakan waktu khusus beribadah kepada TUHAN, membaca dan mendengarkan Firman-Nya yang kudus dan berkuasa itu? Sesungguhnya itulah yang akan menolong kita dalam segala tugas-tugas pekerjaan.  Puji Tuhan, kita mempunyai kemampuan, kepintaran, keahlian dan sempurnakanlah semua itu dengan mendapatkan kebijaksanaan dari Firman TUHAN. Bagi mereka yang mencintai Firman itu tidak akan malu berhadapan dengan raja-raja, pembesar-pembesar atau dengan siapa saja. Persekutuan dengan Tuhan dan Firman-Nya akan membuat kita semakin mengetahui rahasia kehidupan yang sukses. Sesungguhnya itulah sumber kebijaksanaan yang mampu mengatasi segala persoalan hidup seberapa pun hebatnya. (*)


YM

 
PLN Bottom Bar