Detik Terakhir Ainun Habibie Wafat di Pelukan Suami

10:33, 24/05/2010
Detik Terakhir Ainun Habibie Wafat di Pelukan Suami

Kepergian Hasri Ainun Habibie Besari, istri Presiden Ketiga RI Baharudin Jusuf Habibie, membawa duka bagi bangsa Indonesia. Ainun dikenang sebagai pribadi yang suka menolong dan dermawan.

ZULHAM-AQUAINO, Jakarta

SABTU pagi lalu, situs jejaring sosial Twitter gempar. Akun yang dikenali milik Ilham Akbar Habibie, putra sulung BJ Habibie, mengabarkan informasi mengejutkan. “Ibu saya dalam keadaan gawat sekali. Saya dan istri otw (on the way, Red) ke Munich. Mari terus doakan beliau.” Tulisan tersebut diposting pada Sabtu dini hari WIB.

Beberapa jam kemudian beredar kabar bahwa mantan Ibu Negara, Hasri Ainun Habibie wafatn
Siang harinya, dua karangan bunga meluncur ke kediaman keluarga Habibie di Jalan Patra Kuningan XIII, Jaksel. Namun, dengan sedikit tersinggung, sejumlah penjaga menolak menerima karangan bunga tersebut.

“Maaf, kami belum dapat kabar (kematian, Red). Bunganya dibawa balik saja Mas,” kata salah seorang penjaga rumah Habibie kepada pengantar bunga. Karangan bunga duka cita itu pun dibawa lagi.

Rumah Habibie memang kosong siang itu. Hanya ada beberapa orang yang membersihkan halaman dan menyapu ruangan tengah. Keluarga Habibie sedang berkumpul di RS Ludwig Maximilians Universitat Klinikum, Munchen, Jerman. Di sana, Hasri Ainun Habibie terbaring kritis.

Di RS yang terletak di Ziemssenstra’e 1 80336, Munchen, itu beberapa kerabat mendampingi Ainun yang tergolek lemah. Mereka, sang suami BJ Habibie, anak keduanya Thareq Kemal dan istrinya, dan sang adik ipar Junus Effendy Habibie yang menjadi Dubes RI di Belanda. Sedangkan putra sulung, Ilham dan istrinya sedang berada di pesawat menuju Munchen dari Jakarta.
“Hari itu (Habibie dan Ainun, Red) sempat berjamaah salat Subuh dan salat Zuhur. Tidak ada firasat jika sore harinya (waktu Jerman, Red) beliau berpulang,” tutur Junus Effendy yang dihubungi lewat sambungan telepon internasional dari Jakarta kemarin.

Ainun memang berpulang di salah satu rumah sakit terbaik di Jerman itu. Perempuan 72 tahun tersebut meninggal pada 17.30 waktu setempat atau pada 22.30 WIB Sabtu. Dokter yang menanganinya menyerah setelah sejumlah tanda-tanda vital mengindikasikan penurunan kondisi fisik yang drastis.

Perempuan yang menikah dengan Habibie pada 12 Mei 1962 itu harus dilepaskan dari sejumlah alat penunjang hidup yang menempel pada tubuhnya sejak dua bulan terakhir.

Sejak 24 Maret 2010, Ainun dirawat di Jerman. Komplikasi sejumlah penyakit menggerogoti kesehatannya. Menurut Fanny Habibie —panggilan akrab Junus Effendi Habibie— mulanya Ainun ke Jerman untuk periksa.

Namun, tim dokter meminta perempuan kelahiran Semarang 11 Agustus 1937 ini menjalani rawat inap. Dokter mendiagnosa ada masalah pada paru-paru dan jantung Ainun.

Dia tidak direkomendasi tinggal di daerah tropis dengan tingkat kelembaban tinggi. Dokter baru memberikan izin Ainun kembali ke Indonesia kesehatannya sudah membaik. Belakangan, Ainun juga didiagnosa menderita kanker rahim. “Ibu harus menjalani operasi 12 kali karena kanker kandungan yang sudah menyebar ke perut,” jelas Direktur Eksekutif The Habibie Center, Ahmad Watik Pratiknyo yang ditemui di rumah duka.

Operasi itu antara lain pengangkatan tumor di paru-paru dan kemoterapi kanker rahim. Dari rangkaian operasi tersebut empat merupakan operasi utama, sisanya merupakan eksplorasi. Namun, nyawa perempuan yang murah senyum itu tak tertolong. Dia wafat di bawah pengawasan Prof Dr Gerhard Steinbeck, spesialis jantung terkemuka di negara itu.

Sejak dirawat Ainun dua kali mengalami kritis. Pada pertengahan April lalu dia sempat kritis, namun kemudian membaik. Kemudian, Kamis lalu kondisinya naik turun, bahkan sempat ditempatkan pada kondisi knock down untuk mengurangi rasa sakit.

Habibie, kata Fanny, memang all out mengupayakan agar Ainun kembali sehat. Wapres di era Soeharto itu berjanji tak akan meninggalkan rumah sakit sebelum Ainun sehat. Habibie mengatakan kepada kerabatnya bahwa dia hanya keluar dari RS jika bersama sang istri. “Beliau memenuhi janjinya dan rela tidak pulang selama dua bulan kurang enam hari. Padahal, rumahnya cukup dekat dari RS,” kata adik Habibie itu.

Janji Habibie terpenuhi. Meski dia harus meninggalkan rumah sakit bersama sang istri yang sudah tak bernyawa. Masih menurut Fanny, Ainun mengembuskan nafas di pelukan Habibie.
Presiden ketiga Indonesia itu meminta, mulai prosesi pemulangan jenazah hingga pemakaman di TMP Kalibata, Jakarta, dia akan tetap berada di sisi jenazah istrinya.

Di taman makam pahlawan itu, kata Ahmad Watik, sudah disiapkan dua makam. Di samping makam Ainun sudah dipesan satu makam kosong. “Karena Bapak (BJ Habibie) inginnya selalu di samping Ibu sampai akhir hayat,” kata dia.

Jenazah Ainun diserah-terimakan dari keluarga kepada Dubes RI di Jerman, Eddy Pratomo di Masjid Freimann, in der Freisinger Landstrasse, Munchen. Lalu diterbangkan ke Indonesia dengan pesawat Garuda. Jenazah dijadwalkan tiba di Jakarta, Selasa sekitar pukul 05.00 bersama 17 anggota keluarga. Jika tidak ada perubahan, wanita yang menerima Bintang Republik Indonesia Adi Pradana ini akan dimakamkan pukul 11.00.

Konsul Sosbud KBRI Berlin Agus Priono mengatakan, KBRI Berlin, KJRI Frankfurt, dan KJRI Hamburg berkoordinasi dalam memberikan bantuan dan dukungan bagi pendampingan B.J. Habibie. Dukungan itu telah dilakukan sejak Habibie menunggui sang istri di rumah sakit hingga pemulangan. “Masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya secara khusus melakukan doa bersama di Masjid Alfalah Berlin,” katanya.

Ainun yang juga pendiri The Habibie Center, semasa hidupnya aktif di sejumlah yayasan. Antara lain, Yayasan Orbit yang aktif memberikan beasiswa bagi pelajar dan Bank Mata Indonesia.
Keponakan Ainun Habibie, Adri Soebono ketika ditemui di rumah duka merasa sangat kehilangan. Adrie memang pernah tinggal bersama keluarga B.J. Habibie selama delapan tahun di Jerman sejak berusia 14 tahun. Dia tak akan melupakan kebersamaannya dengan almarhumah. “Bangsa ini kehilangan salah satu tokoh besar,” kata dia.

Adrie mengenang sosok BJ Habibie dan Hasri Ainun sebagai pasangan yang tak terpisahkan. Mereka kerap terlihat selalu bersama, bahkan sebelum Habibie pulang ke Indonesia sebagai teknokrat pada 1973. “Setelah Ibu tidak ada, saya khawatir dengan Bapak,” ungkap promotor Java Musikindo itu. “Almarhumah ini cantik sekali waktu mudanya. Tahun 1962, dia pacaran dengan Pak Habibie di rumah orang tua saya,” kenang Adri.

Ahmad Watik mengimbau kepada sanak kerabat teman dan sahabat, sebaiknya ucapan belasungkawa tidak berupa karangan bunga. Lebih baik disumbangkan kepada yayasan. “Ini ada dua maksud. Yakni, melestarikan amal sosial ibu. Kedua, bagi yang menyumbang juga lebih berarti,” katanya. “Kalau rangkaian bunga, tidak lama paling dibuang,” tambahnya. Tapi, “Yang sudah terlanjur dikirim tidak akan ditolak, tetap kami terima. Tapi yang belum silakan disumbangkan saja,” kata Ahmad Watik.

Meski sudah diimbau, karangan bunga duka cita terus berdatangan ke Jalan Patra Kuningan. Sampai sore kemarin, karangan bunga yang didominasi nama-mana pejabat itu meluber ke gang-gang di sekitarnya.

Tenda-tenda sudah didirikan tepat di depan rumah dengan penjagaan ketat polisi dan Garnisun. Para pelayat diminta mengisi buku tamu yang disedikan di teras. Dua kotak kayu mirip kotak amal berada di dekatnya. Kotak tersebut milik Yayasan Orbit yang menangani pemberian bea siswa, dan Perhimpunan Bank Mata.

Anggota DPD RI A.M. Fatwa tampak di antara pelayat.”Saya lihat di internet dan TV, Pak Habibie tidak pernah meninggalkan istrinya sedikitpun,” katanya. Untuk menghilangkan kesendiriannya, Fatwa berharap agar mantan Presiden itu kembali ke Indonesia mengabdikan tenaga dan pikirannya. “Dia masih sangat dibutuhkan di sini. Saya rasa kesibukan itu bisa mengobati kesendirian dan kesunyian Pak Habibie,” ucapnya. Tadi malam juga digelar tahlilan di rumah duka. (*/cfu/jpnn)

[ketgambar]CIUMAN PERPISAHAN: Mantan Presiden BJ Habibie mendampingi istrinya, mantan Ibu Negara Hasri Ainun Habibie hingga saat-saat terakhir di rumah sakit Ludwig Maximilians Universitat, Munich, Jerman, Sabtu (22/5).//Habibie Center for Jawa Pos/jpnn[/ketgambar]


YM

Comments (4)

  1. Lirik Lagu Korea says:

    Semua kehendak Yang Maha Kuasa…Selamat jalan Ibu Ainun..Semoga damai di sisiNya.

  2. Ruston Nasution says:

    Semoga almarhumah diampuni segala dosanya, dilipatgandakan pahalanya, ditempatkan di tempat yang diridhoi-Nya. Amiiin ya Alloh.

  3. iriz republik says:

    semoga beliau diterima disisi allah swt dan segenap pihak keluarga diberi ketabahan dan kesabaran, amien amien ya rabbal alamien…Selamat Jalan Ibu Ainun….

  4. diatra says:

    selamat jalan Ibu Ainun,
    kami sangat bangga kepada Beliau,
    semoga tenang disisi Nya,
    Amin.
    Pak Habibie, semoga diberikan ketabahan dan keikhlasan…
    amin ya robbal ‘alamin

 
PLN Bottom Bar