Target Cumlaude, Studi Ilmu Politik Dalam 3,5 Tahun
10:59, 22/01/2011Ketika Rano Karno Benar-benar Jadi Anak Kuliahan
Tak ada deadline usia dalam menuntut ilmu. Rano Karno membuktikannya. Di usianya yang sudah memasuki kepala lima, pemeran Doel itu memutuskan untuk kuliah. Bukan jurusan ’tukang insinyur’ yang dipilih, melainkan ’tukang politik’.
Priyo Handoko, Jakarta
MEGAWATI Soekarnoputri tampak tersenyum simpul saat memakaikan jas almamater secara simbolis kepada Rano Karno. Di bagian dada jas almamater berwarna biru muda itu terdapat bordir sebuah lambang, lengkap dengan tulisan Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIP-AN).
“Saya nggak menyangka Rano Karno masuk. Alhamdulillah ini menunjukkan semangat yang tinggi,” kata Megawati saat didaulat memberikan kuliah umum di sekolah tinggi yang berada di Jalan Kebagusan III, Jakarta Selatan, kemarin (20/1).
Selama ini, imej anak kuliahan begitu melekat pada sosok Rano Karno. Terutama setelah dia memerankan Doel sebagai ’tukang insinyur’ dalam film Si Doel Anak Sekolahan. Padahal, Rano yang kini menjabat Wakil Bupati Tangerang dan Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi DPP PDIP, itu hanya lulusan SMA.
Rano menceritakan dirinya tidak sempat kuliah, karena sibuk membangun karir di dunia seni akting. Meski begitu, sebetulnya sudah lama dia memendam keinginan untuk kuliah. Tapi, belum mendapatkan momentum yang pas dan masih bingung memilih jurusan yang tepat.
“Dulu memang lagi mikir mau masuk mana. Kebetulan DPP PDIP berkerjasama dengan STIP-AN, lalu pimpinan memberikan arahan kepada kita semua, kalau yang memerlukan pendidikan kemari saja,” cerita pria kelahiran Jakarta, 8 Oktober 1960, itu.
Berdiri pada 23 September 2002 atas dorongan Megawati yang tengah menjabat Presiden, STIP-AN memiliki dua jurusan. Yakni, S1 Ilmu Politik dan S1 Ilmu Pemerintahan. “Aku ambil ilmu politik. Targetnya 3,5 tahun selesai. S1 kita kan. Rano Karno, SIP, Sarjana Ilmu Politik,” celoteh Rano, lantas tertawa lepas.
Menurut dia, banyak kader PDIP yang berminat untuk memanfaatkan kesempatan kuliah di STIP-AN. Tapi, per angkatan hanya dibatasi 30 orang saja. “Ini angkatan pertama,” katanya.
Rano menambahkan sangat banyak kader PDIP yang sudah menggenggam status sarjana. Cuma bukan berlatarbelakang ilmu politik atau ilmu pemerintahan. Sehingga lewat STIP-AN, mereka ingin mendalaminya secara spesifik.
“Ini sebetulnya semangat dari ketum (Megawati, Red), sudah waktunya kami semua punya frame pendidikan itu penting,” tegas Rano. “Jadi, si Doel sekolah lagi,” imbuhnya, lantas terkekeh. Kehadiran Rano Karno di kampus itu spontan dimanfaatkan sejumlah mahasiswa dan karyawan. Mereka berebut untu bisa berfoto bersama. “Tenang saja, tiap hari entar ketemu kok,” canda Rano.
Dalam sambutannya, Megawati menuturkan bahwa dirinya pernah kuliah di Fakultas Pertanian UNPAD pada 1963. Meledaknya peristiwa G30S pada 1965, membuat Megawati tersingkir dari kampusnya. Dia dilarang untuk melanjutkan kuliah oleh pihak kampus, karena ngotot memperjuangkan keyakinan politiknya sebagai aktivis GMNI.
“Saya senang sekali cerita ini. Dulu tidak ada tempat mengadu. HAM atau Komnas HAM nggak ada. Jadi, orang semena-mena boleh saja,” kata Megawati yang sempat dihantam wacana capres harus bergelar S1 menjelang pilpres 2009 itu.
“Jadi, jangan dipikir, Ibu Megawati keluar dari kuliahnya karena drop out. No! Saya nggak boleh kuliah. Kebayang tidak orang mau pintar, tidak boleh. Makanya, yang sekarang punya kesempatan sekolah, cari ilmu sedalam-dalamnya,” tegas Megawati. Turut hadir Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo dan Ketua STIP-AN Joedomo Setyawan. (*)