Kesal Digoda, Tapi Tetap Tersenyum

10:34, 14/11/2010
Kesal Digoda, Tapi Tetap Tersenyum
JESSICA, Public Relations (PR) Hotel Grand Antares.

Menjadi seorang public relations (PR) atau yang lazim dikenal dengan sebutan Humas, memang menjadi tantangan tersendiri, apalagi menjadi PR di sebuah hotel. Begitulah kata Jessica, PR di Hotel Grand Antares Medan.

asalnya, sebagai seorang PR hotel, kerap kali Jessica mendapat godaan pria iseng yang merupakan tamu hotel di tempatnya bekerja.

“Sebenarnya kalau mau jujur, kesal sih pastilah kalau digoda. Karena nggak setiap hari tuh manusia mood-nya bagus. Kadang kalau lagi nggak mood, makin bikin kesal kalau digoda. Tapi, walau kesal, saya tetap tersenyum dan harus melayani tamu hotel dengan baik,” ujar wanita kelahiran 24 Oktober 1982 ini.

Tak hanya itu, wanita yang masih melayang ini mengaku, resikonya tak hanya digoda saja, pria iseng yang menjadi tamu hotel tempatnya bekerja sering kali mengajak pergi keluar kota dengan maksud dan tujuan yang tentunya mengarah ke hal negatif.

“Karakter tamu itu kan berbeda-beda, khususnya pria iseng. Kita kan bisa baca maksud dan tujuan ajakan itu. Nah, disitulah saya menolak secara halus dengan memberikan alasan yang masuk akal tapi tidak menyakiti tamu. Kan, berbohong demi kebaikan nggak masalah,” ujar anak bungsu dari dua bersaudara ini.

Namun, kata Jessica, bukan berarti dirinya kaku dalam melayani para tamu hotelnya. Sebab, dirinya juga berusaha sebaik mungkin memberikan yang terbaik kepada para tamunya asalnya masih dalam batas positif.
“Ya, kalau sekadar menemani ngobrol atau minum kopi sih nggak masalah. Karena kita kan menjual jasa dengan memberikan pelayanan terbaik bagi tamu hotel. Tapi kalau ajakan sudah menjurus yang tidak-tidak, saya juga punya jurus melindungi diri saya, ha..ha..ha..,” ujarnya tertawa.

Makanya, Jessica punya kesan tersendiri bagi para lelaki. “Dimanapun laki-laki, tingkahlakunya tuh sama, suka menggoda wanita. Makanya, tergantung kita membawa diri demi menjaga image pribadi dan image tempat kita bekerja,” bilang wanita lulusan Fisip Universitas Sumatera Utara (USU) ini.

Ia tak menampik, beberapa masyarakat masih memandang miring image PR di hotel. “Saya rasa, dimanapun kita bekerja pasti punya resikonya. Kalau kita terjerumus masuk dalam resiko itu, berarti kita sudah merusak image kita maupun image di tempat kita bekerja. Semua itu kembali terpulang kepada pribadi masing-masing. Kalau mau cari materi dan kaya, ya jangan jadi PR donk. Jadi aja pengusaha,” ketusnya.

Menurutnya, menjadi PR itu tak cukup berwajah cantik, penampilan fashionable, dan murah senyum. Itu bukan modal utama. Tapi, katanya, PR harus memiliki profesional image yang bagus. “Kita mesti tahu cara berbusana yang baik, menguasai table manner, dan sebagainya. Soalnya nih, kita adalah wakil perusahaan untuk berinteraksi dengan khalayak umum,” kata wanita berdarah Cina-Jawa ini.

Kemudian, PR juga harus memahami produk, kelas, dan konsumennya. Tugas PR adalah melakukan support terhadap penjualan produk tersebut. “Kalau toko laris, dampaknya adalah pembayaran sewa yang lancar dan para pelaku usaha akan terus memperpanjang sewa. Begitu juga hotel, kalau puas dengan pelayanan hotel yang kita berikan, sang tamu akan betah dan akan kembali lagi menggunakan hotel kita,” wanita berkulit putih dan tinggi semampai ini.
Jessica bilang, seorang PR juga bertanggung jawab menjaga citra perusahaan yang diwakilinya. Tentu saja, menjaga citra ini bukan tugas mudah, terlebih ketika perusahaan sedang mengalami masalah/krisis. Penanganan terhadap krisis ini sulit berjalan mulus bila seorang PR tak punya rasa ownership.

“Menjaga citra produk bukan pekerjaan sekali jadi. Tugas itu harus dilakukan terus-menerus. Bertemu orang di luar jam kantor pun harus kami lakukan. Makanya, seorang PR wanita memang penuh tantangan dan godaan karena harus berinteraksi juga di luar hotel,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, PR juga harus memiliki kemampuan interpersonal yang berguna dalam menangani dan membina hubungan dengan media, baik dari tingkat reporter hingga pemimpin redaksi.

“Profesi PR akan selalu berhubungan dengan jurnalis dari berbagai media. Masing-masing jurnalis dan media mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Pendekatan ke mereka juga harus berbeda,” tuturnya.
Meskipun tantangan PR terhitung berat, bukan berarti Jessica tidak menikmati pekerjaannya. Ia malah sangat nyaman dengan pekerjaannya saat ini.

“Menjadi PR membuat saya banyak teman, banyak berkenalan, baik media, travel dan lainnya karena hotel sering melakukan event-event acara di luar. Trus, kerjanya juga lebih dinamis dan tak monoton serta membosankan karena tidak berdiam di hotel saja tapi juga menjalin relasi di luar,” kata dia.

Jessica sendiri tercatat pernah bekerja di Garuda Plaza Hotel sebagai Guest Relatiobn Officer, lalu di Grand Swiss Bel Hotel sebagai F&B Greeter, kemudian di JW Marriot Hotel sebagai GS Executive Hotel. “Di tempat saya bekerja sekarang, saya merasa lebih nyaman walau sering kesal digoda tamu pria yang iseng,” pungkasnya tersenyum. (ila)


YM

Kata kunci pencarian berita ini:

 
PLN Bottom Bar