Jangan Sekadar Teori Pendidikan

10:30, 04/11/2010

Antikorupsi Harus Diimplementasikan

MEDAN- Kurikulum pendidikan antikorupsi yang akan diterapkan di sekolah dan perguruan tinggi pada 2011 mendatang perlu dikaji ulang. Pasalnya, jika pendidikan tersebut hanya berupa pengetahuan tanpa penerapan secara langsung, hasilnya akan sia-sia.

Demikian dismapaikan Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Syawal Gultom kepada wartawan Sumut Pos, Rabu (3/10). Syawal mengatakan, sebenarnya niat mencanangkan pendidikan antikorupsi di institusi pendidikan memang sangat baik. Namun harus diimplementasikan secara langsung kepada para siswa, bukan sekadar teori. “Kita lihat, memang di negara kita korupsi sudah sangat “membudaya”. Jadi tentunya tak sedikit masyarakat kita yang getol mencanangkan pendidikan antikorupsi ini,” jelasnya.

Menurutnya, pendidikan antikorupsi akan gagal jika diterapkan melalui pengetahuan, atribut ataupun melalui ceramah. “Karena pendidikan antikorupsi akan tepat dilakukan dengan cara dicontohkan atau dimplementasikan,” terang Syawal.

Lebih lanjut Syawal mengatakan, mata pelajaran seperti agama, PKn dan sejarah sudah merupakan satu pendidikan dasar yang juga mengajarkan antikorupsi. “Dengan memperdalam mata pelajaran tersebut, tentunya sudah bisa menjadikan siswa berpandangan antikorupsi,” jelasnya.

Jika memang ingin diterapkan, sambung Syawal, akan lebih baik jika setiap mata pelajaran ditambahkan tentang antikorupsi, jangan hanya menjadi satu mata pelajaran.

Selain itu, pihak sekolah juga harusnya mencontohkan kepada siswa bahwa di sekolah tersebut memang sudah bebas dari praktik korupsi. “Dengan begitu siswa juga bisa lebih mempercayai tentang apa yang diajarkan di kelas tentang antikorupsi itu sendiri,” tuturnya.

Syawal juga mengatakan, jika pendidikan antikorupsi ini dijadikan satu mata pelajaran, akan memakan banyak dana anggaran pendidikan, dengan merombak kurikulum. “Cukup dijadikan sebagai mata pelajaran tambahan pada setiap mata pelajaran. Dan itu semua juga perlu didukung pembelajaran dari teman, keluarga, guru dan lingkungan sekitar,” katanya.

Menurut Syawal, guru juga harus jujur dalam segala hal. “Seperti jujur tentang nilai. Jika nilai jelek, tidak perlu dikatrol. Atau, ajarkan siswa jika menemukan barang orang lain, segera dilaporkan. Semua bisa dilakukan melalui hal-hal kecil dalam aktivitas sehari-hari sehingga mudah diingat,” tuturnya. (saz)


YM

Kata kunci pencarian berita ini:

 
PLN Bottom Bar