Dari Cinta Fitri hingga Penginapan Turis
10:40, 06/01/2011Kampung Artis, Studio Rekaman yang Disulap Jadi Kompleks Syuting
Tidak semua sinetron yang tersaji di TV dibuat di banyak lokasi yang tersebar. Kalau tidak percaya, datang saja ke Kampung Artis di kawasan Cipayung, Jakarta. Berbagai replika yang dibutuhkan dalam sebuah produksi sinetron ada di kampung itu.
HILMI SETIAWAN, Jakarta
LETAKNYA agak tersembunyi. Dari Jalan Raya Cipayung, hanya terdapat penunjuk arah bertulisan Jalan Kampung Artis. Pun, diperlukan sedikit kesabaran untuk menyusuri jalan di kompleks Perumahan Bina Marga sebelum bisa menikmati keunikan Kampung Artis.
Jangan membayangkan di lokasi tersebut terdapat rumah-rumah mewah milik para artis. Kampung Artis memang bukan kampung yang dihuni para selebriti itu. Kampung Artis adalah nama studio untuk keperluan syuting sinetron atau film.
Dari pintu masuk, tidak ada yang spesial dari kampung tersebut. Pengunjung hanya akan disambut sebuah banner besar yang juga bertulisan Kampung Artis. Namun, begitu masuk, pengunjung bisa menemukan keunikan-keunikan Kampung Artis.
Kawasan seluas hampir 5 hektare itu memiliki beraneka bangunan. Sedikitnya ada 30 set bangunan. Mulai yang berarsitektur kuno hingga modern. Antara lain, bangunan sekolah, kantor, rumah sakit, hunian, dan masjid. Bangunan-bangunan tersebut dihubungkan dengan jalan setapak yang dihiasi taman indah dan rumput hijau yang segar.
Lokasi syuting yang mulai 6 November 2010 dijadikan sebagai destinasi wisata di Jakarta tersebut dikelola PT Taman Kampung Artis. Menurut HRD (Human Resources Development) PT Taman Kampung Artis Yohanes Wiwin, lokasi itu dulu sebenarnya merupakan tempat perekaman musik. “Dulu, gedung itu adalah Gajah Mada Record,” tutur Yohanes.
Namun, dalam perkembangannya, studio yang melambungkan nama sejumlah penyanyi tersebut -salah seorang di antaranya Melissa dengan lagu Abang Tukang Bakso- lama-lama sepi peminat. Sebab, terang Yohanes, di industri tersebut kemudian muncul sistem digital yang “mematikan” sistem perekaman konvensional. Akhirnya, keluarga Sugama Trisnadi, pemilik studio itu, menyulap kompleks tersebut sehingga menjadi studio syuting.
Selain menjadi tempat syuting, Kampung Artis menyiapkan alat-alat syuting yang diperlukan untuk produksi sinetron, film, atau klip video. Layanan tersebut merupakan fasilitas gratis dari manajemen Kampung Artis untuk para penyewa. “Bahkan, ada tukang pijat khusus untuk sutradara dan asisten yang capek setelah seharian bekerja. Juga gratis,” jelas Yohanes.
Aktivitas syuting di Kampung Artis pada 2011 baru dimulai pada 13 Januari nanti. Kebanyakan syuting sinetron. Tapi, sesekali tempat itu juga digunakan untuk pengambilan gambar klip video atau film. Ada beberapa sinetron top yang diproduksi di Kampung Artis. Salah satunya adalah Cinta Fitri yang dibintangi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Saat pengambilan gambar, Kampung Artis biasanya ramai dikunjungi masyarakat yang ingin menyaksikan proses syuting.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya itu menyebutkan, yang paling sering disewa untuk pengambilan gambar adalah bangunan berornamen tradisional. Misalnya, rumah adat Betawi di ujung barat kompleks Rumah Artis. Di tempat itu, terdapat lima unit rumah adat Betawi dengan warna dan bentuk yang berbeda. Mbah Surip bertahun-tahun tinggal di situ.
Selain itu, bangunan yang kerap disewa adalah rumah sakit di samping pintu masuk. “Rumah sakitnya tentu tidak beneran,” terang pria asal Malang itu. Di bangunan tersebut terdapat beberapa ruang yang benar-benar menyerupai rumah sakit. Terdapat ranjang untuk merawat pasien, kantor, front office, dan sebagainya.
Bangunan rumah sakit juga melekat dengan bangunan sekolah. Yohanes menjelaskan, pernah dalam sebuah syuting iklan, sekolah itu disewa penuh. “Semua tidak boleh lewat. Syutingnya benar-benar butuh set yang luas,” tandas Yohanes.
Bangunan yang menjadi primadona adalah rumah mewah berlantai dua dengan empat muka yang berbeda. Rumah itu menghadap ke barat-selatan-timur-utara. Setiap muka rumah itu memiliki corak yang berbeda. Rumah itu dilengkapi perabot yang lengkap. Mulai kamar tidur, sofa, hingga alat-alat dapur.
Yohanes menjelaskan, pernah ada syuting sinetron laga di Kampung Artis. Dalam beberapa adegan, ada aksi memecah kaca, bangku, hingga membakar rumah. “Ya, itu harus dibuat sungguhan biar kelihatan alami saat ditonton di TV,” terang Yohanes.
“Tentu saja kami mempunyai staf khusus untuk merawat bangunan-bangunan itu. Tugas mereka, antara lain, memperbaiki perabot yang rusak atau bagian bangunan yang dibakar. Mereka harus bisa membuat seperti semula,” paparnya.
Kini Kampung Artis tidak hanya digunakan untuk kebutuhan syuting semata. Di kompleks itu juga tersedia tempat penginapan untuk wisatawan manca. Mereka bisa beristirahat di Kampung Artis sambil menyaksikan kegiatan pengambilan gambar sinetron atau klip video. “Kebanyakan dari Malaysia. Mereka juga studi banding tentang pembuatan sinetron,” tuturnya.
Ke depan, Yohanes dan jajarannya sudah menyiapkan agenda-agenda wisata baru. Sebab, kawasan tersebut kini menjadi destinasi wisata baru yang mulai ramai. “Kami sudah memikirkan untuk membuat even-even seni,” kata dia.
Selama ini keberadaan Kampung Artis tidak bisa dilepaskan dari dunia seni. Almarhum Mbah Surip pernah tinggal bertahun-tahun di Kampung Artis. Pelantun lagu Tak Gendong itu pernah dibuatkan rumah mini di kompleks Kampung Artis. Sayang, rumah Mbah Surip sudah dirobohkan untuk kebutuhan praktis.
Yohanes berharap, semakin banyak syuting sinetron bisa mendatangkan wisatawan ke tempatnya. “Siapa tahu bisa ketemu artis idola di sini,” terang Yohanes. (jpnn)