Gayus Bertemu Mafia di Makau

11:05, 08/01/2011

JAKARTA- Gayus Tambunan akhirnya mengaku pelesiran ke luar negeri pada September 2010 lalu. Saat diperiksa polisi, Gayus yang pergi dengan paspor atas nama Sony Laksono mengaku roadshow ke Macau, Kuala Lumpur dan Singapura “Gayus diinterogasi, yang bersangkutan benar ke sana,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam, Jumat (7/1).

Kepergian itu dilakukan beberapa kali, ada yang secara terpisah dan ada yang dilakukan secara berangkaian. “Ke Macau 24 September, yang ke Singapura itu rangkaian dengan Kuala Lumpur,” tutur Anton.

Selama pelesiran, Gayus ditemani istrinya, Milana Anggraeini. “Dia pergi bersama istrinya,” kata Anton.
Polisi masih mengungkap misi Gayus di kota-kota itu. “Nanti ya nanti,” tutupnya.

Gayus diduga tidak sekedar belibur pergi ke luar negeri. Satgas Pemberantasan Mafia Hukum menengarai Gayus hendak menyelamatkan aset, juga menemui seseorang.

Polri pun membentuk tim untuk membongkar motif Gayus ini. “Masih diselidiki oleh tim,” kata Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi.
Polri memberikan jaminan penyelidikan kasus Gayus bepergian ke luar negeri ini akan tuntas dalam 14 hari. Termasuk motif dan tujuan Gayus di sana.

Meski demikian, kuat dugaan Gayus ke Makau bukan untuk berjudi dan ke Kuala Lumpu dan Singapura bukan untuk belanja atau sekadar jalan-jalan belaka. Ada dugaan jaringan mafia menunggu terdakwa mafia pajak ini di luar negeri.

“Itu penting diungkap. Kita perlu menduga kuat bahwa ada jaringan mafia yang menunggu Gayus di luar negeri dan ada dana besar di situ. Nggak mungkin cuma jalan-jalan, Gayus menempuh risiko besar. Nggak mungkin juga oknum penegak hukum mau membantunya tanpa ada hal besar di balik itu,” kata Wakil Ketua Komisi III DPR, Tjatur Sapto Edy.

Menkum HAM Patrialis Akbar dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo diminta mengungkap oknum Imigrasi maupun oknum Kepolisian yang membantu Gayus. Setelah diketahui siapa pihak yang terlibat, harus diberi sanksi administrasi dan sanksi pidana.

“Usut jaringan Gayus di dalam negeri sehingga dia bisa pergi ke mana-mana. Kedua, jaringan Gayus di oknum polisi, maupun oknum imigrasi. Kemudian, jaringan Gayus di luar negeri,” ujar politisi PAN ini.

Menurut dia, Kepolisian harus merekonstruksi semua mulai dari skandal Gayus terkait mafia pajak, pengamanan aset Gayus, keluar masuknya Gayus dari tahanan sebanyak 68 kali, dan lolosnya Gayus ke luar negeri.

“Polisi juga perlu bekerjasama dengan Interpol karena tidak mungkin dengan paspor sedemikian rupa Gayus bisa lolos secara prosedur legal dan bisa lolos di imigrasi negara lain. Di sana entah di Macau dan Kuala Lumpur pasti sudah ada yang menunggunya,” papar Tjatur.

Lacak Aset Gayus, PPATK Koordinasi dengan 4 Negara
Menindaklanjui informasi yang dihembuskan Deny Indrayana tentang kepergian Gayus ini Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) langsung berkoordinasi dengan mitranya di 4 negara yang dikunjungi Gayus.

Ketua PPATK Yunus Hussein Gayus ke luar negeri untuk melarikan aset. Karena, sebelumnya Polisi menemukan dan menyita harta Gayus senilai Rp74 miliar yang disimpan di save deposit box Bank Mandiri berupa mata uang asing dan logam mulia.

“Sehingga kita, sedang melakukan inquiry ke sana (Singapura), bertanya apakah memang benar ada transaksi di sana. Ke FIU (Financial Intellegence Unit)-nya. Ke semua, termasuk Macau, Malaysia dan Thailand. Tapi ini baru proses lho ya, belum hasil. Apalagi kan Singapura susah selama ini,” jelas Yunus.

“Memang indikasi yang disebut Pak Deni berdasarkan beberapa informasi dari penyidik Polri dan Satgas sendiri. Meraka sudah melihat save deposit di suatu bank berupa uang ada emas. Dari total uang itu ada yang disimpan di Singapura,” ujar Yunus di Kejaksaan Agung, kemarin.

Tapi, katanya, indikasi tersebut baru kemungkinan karena PPATK belum menelusuri. “Jadi mungkin ada kaitan dengan kepergian disana. Mungkin ya,” kata Yunus.

Untuk memastikan hal tersebut, PPATK sudah mengirimkan permohonan atau enquiry kepada negara-negara yang dicurigai sebagai tempat menyimpan harta kekayaan tersebut.“Kita mau merespon dengan mengirimkan enquiry (permohonan) ke sana. Apakah benar memang ada disana. Kita enquiry ke semua negara termasuk Singapura, Makau dan Malaysia,” lanjut Yunus.

Masih kata Yunus, memang menyelidiki uang di Singapura agak sulit sementara di negara lain sedikit gampang.
Lalu bagaimana hasil sementara penyelidikan? “Ini barus proses ya, jangan nanya hasil,” jawabnya.

Tentang kepastian aset Gayus di luar? “Ada uang. Jumlahnya ada Rp72 miliar sekian. Tapi itu baru dugaan kami, belum tentu benar,” jelasnya.


Tegantung KPK
Penuntasan kasus pelesiran Gayus Tambunan ke berbagai negara yang mestinya mendekam di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua tergantung kesigapan Komisi Pemberatasan Korupsi.

“Cepat atau lambat (penuntasannya) tergantung KPK. Kita inginnya cepat semua,” kata Ketua DPR Marzuki Alie.

Mantan Sekjen DPP Partai Demokrat ini menyoroti lemahnya pencegahan para koruptor bepergian ke luar negeri. Menurutnya, dulu banyak koruptor yang sudah dicegah, tapi tetap saja lolos.

“Memang ada kelemahan cegah tangkal koruptor atau pelaku tindak pidana lari ke luar negeri, bisa berubah nama berubah wajah. Kelemahaan kita mengurusi paspor, berarti di keimigrasian ada oknum juga (terlibat),” demikian Marzuki Alie. (bbs/yan/zul/jpnn)


YM

 
PLN Bottom Bar