d Masiv, Penyebar Semangat Hidup
09:24, 04/04/2010Band-band jebolan festival, umumnya mampu mempertahankan performance-nya dari pada band-band debutan. Pasalnya, band-band jebolan festival harus mngerahkan segala kemampuannya untuk mendapat tempat di hati para juri sehingga mereka mampu menjadi yang terbaik dari band-band lainnya.
Hal ini dibuktikan d Masiv. Band jebolan A Mild Wanted ini tak mau dianggap sebagai pencetak one album wonder saja. Mereka kembali meluncurkan album kedua, Perjalanan.
Sekali lagi mereka memberikan sentuhan d Masiv banget di sampul albumnya. Sepertinya mereka jadikan trademark untuk membuat sampul album zonder wajah para personelnya. Praktis mereka cuma pamer kostum dan kerumunan penggemar. Yang beda mungkin adanya fans yang memakai kaos Masiver, yang sengaja atau tidak menunjukkan bukti jika d Masiv sudah memiliki penggemar tersendiri yang diakui di tanah air.
Dibuka dengan lagu Rindu Setengah Mati yang mungkin lebih akrab di telinga ibu-ibu rumah tangga karena dijadikan soundtrack sebuah sinetron, penikmat album kedua d Masiv akan langsung merasakan aura yang mereka perkenalkan di album pertama mereka meski terasa sedikit beda dengan sentuhan piano Kevin Aprilio, pentolan Vierra.
Dalam perjalanan hingga setengah isi CD yang dipenuhi dengan 14 track itu, penilaian kita tentang d Masiv sebagai band dengan nyanyian mellow teman para ABG menangis sendiri di dalam kamar akan tertancap jelas.
Jika band Indonesia bisa (dan boleh) dikelompokkan ke dalam kotak-kotak lirik, maka d Masiv di setengah bagian pertama album kedua ini akan sekelompok dengan Kerispatih yang amat lihai membuat lagu sedih dan termehek-mehek.
Namun, kesan itu langsung berubah ketika d Masiv menyanyikan Ungkapkan Saja yang rancak dan bersemangat. Rupanya mereka memegang formula ‘semakin lama semakin panas’ seperti penampilan di atas panggung. Buktinya, dua lagu penutup mereka benar-benar bisa dianggap sebagai penyebar semangat hidup: Menyegarkan dan Jangan Menyerah.
“Demi Tuhan kau sungguh menyegarkan… membuatku menjadi kecanduan… Tak ada yang bisa seperti kamu itu… sungguh…”
Mungkin sepenggal lirik dari track Menyegarkan ini bisa dijadikan kesimpulan dari album kedua band asal Jakarta ini. Memang, dari segi musikalitas, d Masiv terdengar jauh lebih dewasa. Mereka lebih berani mencampur sedikit sentuhan aliran lain dalam pop progresif mereka seperti funk di track Semakin yang cukup menonjol.
Afterall, d Masiv terasa cukup berhasil menyegarkan dunia musik Indonesia yang entah kapan akan jenuh dengan pop Melayu. Semoga saja tak ada lagi serangan ‘plagiat alert’ pada kelima cowok muda ini. Seperti lagu penutup mereka, Jangan Menyerah, Perjalanan hidup memang tak mudah, jadi Jangan menyerah….!” (net/jpnn)
—
Peduli Anak Penderita Kelainan Hati
Sebagai manusia, personel d Masiv juga memiliki rasa sosial. Nah, untuk menunjukkan rasa kepedulian terhadap sesama, Ryan (vokalis d Masiv) bersama rekan-rekannya menciptakan lagu berjudul Imel Cepat Sembuh bagi seorang bocah penderita kelainan hati (atressia billier, Red) bernama Imel alias Melati asal Medan, Sumatera Utara.
Hal tersebut dibenarkan Meirika, orang tua Imel pada Rabu (31/3) lalu. Meirika mengatakan, pertemuan dilakukan atas permintaan musisi tersebut. “Mas Ryan dari d Masiv dan kawan-kawannya pada 22 Maret kemarin, langsung bertemu dengan Melati, semuanya di Bogor, kebetulan kami numpang. Saat bertemu itulah langsung Mas Ryan menciptakan lagu dan langsung dinyanyikan,” katanya.
Tidak hanya itu, dikatakan Meirika, lagu yang diciptakan tersebut nantinya akan dibawakan dalam konser d Masiv yang akan ditayangkan di salah satu televisi. “Kata Mas Ryan, di bulan April ini ada kegiatan d Masiv di televisi. Jadi karena lihat Imel, maka akan digalang bantuan. Dan lagu yang diciptakan akan ditampilkan walau liriknya hanya singkat,” jelas Meirika.
Dikatakan Meirika, saat ini hanya ada dua artis yang peduli terhadap nasib putrinya. Sebelumnya telah ada ST12 yang juga bertemu. “Bukan hanya d Masiv, sebelumnya ada Mas Charlie dari ST12 datang untuk lihat kondisi putri saya Imel. Karena keduanya berupaya untuk membantu dan menghibur saja,” kata Meirika, warga Jalan Cilacap Kelurahan Belawan II, Medan Belawan ini.
Meirika mengatakan, saat ini jalan yang harus ditempuh untuk putrinya hanya dengan cara transplantasi hati dengan biaya yang dibutuhkan Rp1 miliar, sehingga dengan kehadiran d Masiv hingga ST12 biaya tersebut dapat terkumpul dan mengetuk kalangan dermawan. (net/jpnn)
—
Sempat Dicap Sebagai Penjiplak
Setelah berhasil memenangkan A Mild Live Wanted, d Masiv, grup yang dibentuk sekira tahun 2003 ini mulai dikenal pecinta musik Indonesia. Grup band yang beranggotakan Ryan (vokal), Kiki (gitar), Rama (gitar), Ray (bass), dan Wahyu (drum) ini mulai merilis album perdana mereka bertajuk Perubahan sekira tahun 2008, dengan lagu andalan Cinta Ini Membunuhku.
Akhir Juni 2008, d Masiv membentuk fans club untuk menyatukan penggemar mereka, yang diberi nama Masiver. Sempat terjadi kehebohan, saat d Masiv mengadakan konser di Papua pada 11 Februari 2009 lalu. Konser bersama grup band J-Rocks ini dikabarkan ada ‘mahluk halus’ yang turut menonton konser mereka. Bahkan video rekaman yang menampilkan bukti adanya ‘mahluk lain’ beredar di internet.
Namun, ternyata ‘hantu’ tersebut hanyalah efek dari backdrop panggung. Bukan penampakan ‘makhluk dari dunia lain’ yang ramai dibicarakan.
Meski santer dikabarkan sebagai penjiplak band lain, namun d Masiv membuktikan lewat karya-karya dan prestasi yang mereka dapatkan. Salah satunya adalah mendapat penghargaan untuk kategori Lagu Terdahsyat pada lagu Cinta Ini Membunuhku di ajang Dahsyat Awards pada 19 April 2009.
Memasuki bulan Ramadhan 2009, d Masiv mengeluarkan mini album bertajuk Jangan Menyerah, dengan single andalan Jangan Menyerah dan Mohon Ampun Aku.
Membuka tahun 2010, d Masiv merilis album keduanya. Album yang diberi judul Perjalanan ini dirilis pada 6 Januari 2010 dan menggandeng pentolan Vierra, Kevin Aprilio. Dari 14 lagu di dalam album tersebut, single Rindu Setengah Mati menjadi single jagoan, yang juga sukses jadi Ost sinetron Kejora dan Bintang. (net/jpnn)
—
Pantang Menyerah, Kiat Tapaki Karir Musik
Baru meluncurkan dua album, namun d’Masiv sukses bertengger menjadi band laris saat ini. Grup band ini sekarang tengah disibukkan promo album Perjalanan. Jadwal manggung keliling berbagai kota di Indonesia padat menanti. Berikut wawancara dengan mereka di Penthouse Café, Surabaya, 15 Maret lalu, beberapa jam sebelum tampil.
Apa yang dilakukan ketika tiba di sebuah kota baru?
Kiki: Kalau memang masih ada tenaga, kami nyari-nyari makanan atau tempat yang asyik buat nongkrong.
Rian: Kurang suka jalan sih, tapi bukan berarti nggak mau. Biasanya lebih suka di hotel.
Rama: Kalau di Surabaya ini, kami sempat ke rumah teman. Banyak teman-teman kami di sini.
Kalau manggung, siapa yang menyiapkan kostum?
Kiki: Siapin baju sendiri.
Why: Bergantung, kalau evennya besar, kadang yang nyiapin pihak pengundang atau manajer.
d’Masiv melejit setelah menang A Mild Live Wanted 2007.
Seandainya saat itu tidak menang, apa yang akan dilakukan?
Rian: Kalau memang nggak menang, pasti Tuhan punya rencana lain yang indah untuk kami. Tugas kami berdoa dan berusaha.
Rama: Urusan manusia ya kerja keras melakukan yang terbaik. Usaha harus optimal. Doa tidak akan ada apa-apanya kalau kita bermalas-malasan.
Barang yang selalu dibawa saat ke luar kota?
Rian: iPod
Why: Dompetku. Soalnya, ada uang. Itu terpenting buat jajan (lantas tertawa).
Kiki: Kostum manggung dan peralatan mandi.
Rai: Handphone penting banget buat keep constant sama keluarga dan teman di luar sana.
Rama: Laptop.
Rian: Isi laptop Rama gambar-gambar syur, maka nggak boleh lupa.
Rama: Astagfirullah (tertawa).
Siapa yang paling sulit bangun bagi bila di luar kota?
Semua menunjuk Rai.
Rian: Rai justru baru tidur pas ayam jantan bangun.
Kiki: Bangunin Rai memang sulit setengah mati (menyanyi seperti lagu hit d’Masiv, Rindu 1/2 mati)
Rai: Saya memang punya sindrom sulit tidur alias insomnia. Jadi, wajarlah kalau sulit juga bangunnya.
Apa arti fans buat d’Masiv?
Rian: Karena mereka ada, kami pun ada. Mereka yang membeli album-album serta lagu-lagu kami.
Lagu Jangan Menyerah milik kalian punya lirik yang bisa menginspirasi banyak orang. Bagaimana rasanya?
Rama: Ya, kami tidak menyangka lagu itu bisa sebegitu kuat. Kami dengar ada yang menyebutnya seperti lagu religi. Syukurlah kalau begitu. Niat kami sih hanya membuat lagu yang menghibur sekaligus bermakna.
Rian: Intinya, lagu itu berpesan agar jangan pernah menyerah. Kami juga tidak pernah ingin menyerah. Dari yang hanya bermodal stik drum, alhamdulillah bisa seperti sekarang. Modalnya ya keyakinan dan tetap bersemangat serta sekali lagi, jangan menyerah. (rio/ayi/jpnn)
aduh kakak d’masiv perhatian banget sih…….
eh aku dila masivers manado kapan dong kaka d’masiv dtg ulang kemari jadi kangen tau……………//////////////////////pokonya salam yah buat kakak kiki blg kalau aku ngefans banget sama kak kiki yyyyyyyahhhhh I LOPOU DEH KAKAK D’MASIV SEMUA TERUTAMA KAKA KIKI YANG GANTENG…..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!’LAMARI’MAJU TERUS DEH PERJALANAN MASIH PANJANG’DDDDDDAAAAAAAAHHHHHHH MAKASIH…