Berawal dari Sepeda Motor Paman

10:13, 09/05/2010
Berawal dari Sepeda Motor Paman

Sulaeman, Pecinta Honda Cup 70

Sepeda motor Cup 70 merupakan produk unggulan Honda yang sangat popular di era 1970-an. Meskipun saat ini cukup banyak produk sepeda motor terbaru dengan berbagai jenis dan mode, namun Honda Cup 70 ini masih tetap diminati.

Sulaeman, merupakan satu dari sekian banyak pecinta sepeda motor Honda Cup 70 yang ada di Kota Medan. Kini, Sulaeman memiliki delapan sepeda motor Honda Cup 70 yang disimpannya di rumahnya. Meski terlihat sudah cukup tua, namun kedelapan Honda Cup 70 miliknya masih terawat.

Sulaeman mengaku, tertarik dengan Honda Cup 70 karena modelnya yang unik dan saat ini sudah mulai sukar ditemukan, sehingga menimbulkan kesan antik. Dia mengkoleksi Honda Cup 70, berawal dari ketertarikannya terhadap Honda Cup 70 milik pamannya, Udin.

Iseng-iseng, pria yang akrab dipanggil Leman ini mencoba menawar sepeda motor tersebut. Ternyata, pamannya tidak keberatan menjual sepeda motor tersebut. “Inilah sepeda motor Honda Cup yang pertama kali saya miliki. Sepeda motor itu buatan 1979 dan saya beli dari paman saya seharga Rp1,5 juta. Dari situlah, lambat laun mulai muncul rasa cinta saya terhadap Honda Cup 70 ini,” ujar pria kelahiran Medan, 36 tahun silam ini.

Rasa cintanya terhadap produk sepeda motor yang tren pada tahun 1970-an tersebut, membuat Leman seolah keranjingan untuk memilikinya. Honda Cup 70 kedua yang ia miliki adalah Honda Cup buatan tahun 1962, dibelinya dari warga Namorambe. “Saya beli sepeda motor itu dengan harga Rp400 ribu, waktu itu sekitar tahun 2005. Kondisinya pun cukup “mengenaskan” alias terduduk. Karena sepeda motor ini sudah lama tidak digunakan. Saya tes, ternyata masih ada pengapiannya. Langsung saja saya beli,” bebernya.

Karena kondisi sepeda motor yang mengenaskan, membuat pria yang tinggal di Jalan Karya Tani Gang Dulur No. 276 tersebut, harus berjibaku memperbaiki sepeda motor tersebut. Pelan tapi pasti, Honda Cup dengan nomor polisi BK 6006 AS tersebut, akhirnya bisa diperbaiki dan dapat berfungsi lagi. Namun untuk memperbaiki sepeda motor tersebut, Leman harus mengeluarkan biaya yang relatif banyak yakni, Rp1 juta.

“Untuk biaya perbaikan mesin saja saya habis Rp600 ribu. Untuk yang lain-lainnya sekitar Rp400 ribu seperti, mengganti spedometer, kaca spion dan lain sebagainya,” kata ayah tiga putra tersebut.

Tak sampai di situ, tahun 2006 lalu, Leman berhasil mendapatkan Honda Kijang yang dibelinya dari warga di Tanjung Morawa dengan harga Rp1,4 juta. (mag-13)

Tolak Tawaran Rp4,5 Juta

Dari delapan sepeda motor Honda Cup 70 yang dikoleksinya, ada dua sepeda motor yang menjadi kesayangan Leman. Yang pertama adalah Honda Cup 70 buatan 1962 yang dibelinya dari temannya di Namorambe, dan yang kedua adalah, Honda Cup buatan 1980 yang telah dimodifikasi menjadi motocross.

“Honda Cup buatan 1962 ini memberi kesan tersendiri bagi saya. Karena saya merasa puas setelah berhasil memperbaiki sepeda motor itu dari tidak bisa menyala, sampai bisa dikendarai lagi,” ungkap Leman. Selain itu, lanjut Leman, tahun pembuatannya juga relatif sudah tua.
“Kalau yang seperti motocross ini, karena saya suka lihat bodinya. Dari awal saya beli memang sudah seperti ini,” sambung pria yang juga pemilik Bengkel Bintang Knalpot di Jalan AH Nasution ini.

Diceritakannya, ia membeli sepeda motor tersebut dengan harga Rp1,7 juta. Harga itu merupakan harga termahal dari semua sepeda motor yang dimiliki sebelumnya.

Hal itu dirasanya wajar, karena selain bentuk dari Honda Cup yang telah dimodifikasi menyerupai motocross, kondisinya juga masih sangat prima.

“Kondisinya bisa dibilang sangat baik. Jadi, saya hanya sedikit menambahkan aksesorisnya saja. Kalau tidak salah, penambahan aksesorisnya memakan biaya sebesar Rp800 ribu. Yang ditambah adalah agar lebih menyerupai motocross asli. Misalnya, pegangan pada stangnya, sayap dan lain sebagainya,” terang pria yang menikahi Murniati pada 11 Maret 2003 silam tersebut.

Menurutnya, Honda Cup yang telah dimodifikasi menjadi motocross ini pernah ditawar orang. “Waktu itu sepeda motor ini ditawar sebesar Rp4.5 juta oleh warga Jalan Air Bersih. Tapi saya menolaknya, karena ini satu dari dua koleksi sepeda motor yang saya sayangi,” ujar Leman.
Diakuinya, sebelumnya dia pernah menjual tiga unit sepeda motor koleksinya. Salah satunya adalah sepeda motor yang dibeli dari pamannya.(mag-13)

[ketgambar]“MODIFIKASI: Sepeda motor Honda C90 dimodifikasi menjadi motor trail sehingga menjadi lebih menarik.// tomi/sumut pos[/ketgambar]


YM

Comments (1)

  1. WILDAN says:

    permisi, boleh nggak q minta saran tuk modif motor kalong

 
PLN Bottom Bar