Plat BL Serbu Medan
10:42, 31/12/2010Medan Jadi Magnet Perayaan Pergantian Tahun
Malam tahun baru merupakan momen yang paling dinanti seluruh umat manusia di muka bumi ini. Berbagai kegiatan digelar menyambut detik-detik pergantian tahun. Ada yang merayakan di kampung halaman, ada pula yang merayakan dengan mengunjungi satu negara atau kota tertentu. Jika anda tak punya agenda kemana-mana. Kota Medan jadi alternatif pilihan utama.
Sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara yang juga kota ketiga terbesar di Indonesia, Kota Medan memiliki daya tarik tersendiri. Keberagaman suku bangsa dengan latar belakang kebudayaan yang tersedia merupakan keunikan yang dapat dilihat. Begitu juga dengan keberadaan bangunan-bangunan kuno di beberapa lokasi dengan kisah eksotisnya yang tetap terawat dengan baik.
Kalau di Aceh kan ada syariat Islam yang mengatur secara ketat perayaan-perayaan. Sementara pergantian tahun ini kan moment istimewa. Makanya Bapak dan keluarga selalu ke Medan setiap akhir tahun.”
Moehammad Sobari,
Sopir Mobil Ber-plat BL
Sebut saja Lapangan Merdeka, Stasiun Kereta Api, Kantor Pos Pusat, Istana Maimun, Tangki Air Tirtanadi, Gedung Bank Indonesia, Stadion Teladan, Kota Madrash, dan bangunan khas Tionghoa di kawasan Kesawan Medan atau perkampungan Tionghoa di seputaran Asia Mega Mas yang juga dikenal dengan China Town. Icon-icon Kota Medan yang terus dilestarikan dengan sentuhan-sentuhan modernitas.
Julukan Kota Metropolitan yang disandang pun menghadirkan kehidupan yang seperti tidak pernah mati di sini. Hal itu disebabkan maraknya pusat perbelanjaan baik dalam lingkup besar maupun kecil, modern atau pun tradisional. Aktivitas bahkan tetap berlanjut di malam hari dimana Kota Medan memiliki beberapa pusat wisata kuliner yang menawarkan berbagai citarasa di lidah. Seperti Merdeka Walk, Kesawan Square, Pagaruyung, Warung Kopi Harapan/RS Elisabet yang cukup terkenal.
Begitu juga dengan pusat hiburan malam yang banyak tersebar di Kota Medan. Hadir dengan berbagai konsep dan kemasan menambah kelengkapan hiburan di kala waktu luang. Ditambah lagi dengan akses yang mudah baik dari darat, udara melalui Bandar Udara Polonia, dan perairan dari Pelabuhan Belawan. Tak heran Kota Medan pun menjadi tujuan dalam merayakan moment pergantian tahun 2010-2011 ini.
Laju kedatangan ke Kota Medan itu pun sudah terlihat sejak Selasa (28/12). Hal itu tampak dari maraknya kendaraan bermotor ber-plat luar daerah di keramaian lalu-lintas. Begitu juga di perparkiran pusat jajanan malam maupun penginapan dan pusat hiburan malam yang ada di Kota Medan. Sebuah kenyataan yang tak dapat ditolak.
Penelusuran Sumut Pos, kendaraan bermotor ber-plat Nanggroe Aceh Darusallam (BL) paling mendominasi. Diikuti plat daerah Pekan Baru (BM) dan Bandung (B) meskipun sesekali terlihat plat KT ato pun BG. Kendaraan bermotor dengan plat BL ini sendiri bisa ditemui di Garuda Plaza Hotel dan penginapan-penginapan yang terdapat di sepanjang Jalan Sisingamangaraja Medan, Grand Angkasa Hotel, Hotel Danau Toba International (HDTI) Jalan Imam Bonjol Medan, Hotel Tiara Medan, Hotel Best Western, JW Mariot, Grand Aston, dan Hotel Darma Deli Medan.
Moehammad Sobari (32) salah satu sopir mobil ber-plat BL yang ditemui di parkiraan Grand Aston Hotel Jalan Putri Hijau mengaku baru tiba dan berencana menghabiskan liburan akhir tahun di Kota Medan. Dirinya mengaku bekerja dengan keluarga seorang pengusaha di bidang properti kelahiran NAD. “Bapak dengan keluarga memang selalu menghabiskan akhir tahun di Kota Medan. Rencana satu minggu baru balik ke Aceh,” aku Sobari yang enggan menyebut nama majikannya tersebut.
Dari penuturan Sobari, pilihan sang majikan untuk menghabiskan liburan akhir tahun bersama keluarga di Kota Medan bukan tanpa alasan. Hal itu berhubungan dengan peraturan ketat yang diterapkan di NAD yang berjuluk Serambi Mekkah itu. “Kalau di Aceh kan ada syariat Islam yang mengatur secara ketat perayaan-perayaan. Sementara pergantian tahun ini kan moment istimewa. Makanya Bapak dan keluarga selalu ke Medan setiap akhir tahun,” paparnya.
Hal itu pun dibenarkan Sulaiman (35), Husain (34), Rahmadan (35), dan Tg Fadli (35) warga Aceh Besar yang ditemui tengah bersantai di Merdeka Walk Medan. Keempatnya mengaku tiba sejak Senin (27/12) dan berencana kembali ke NAD, Sabtu (8/1) 2011 nanti. “Benar, kita memang ke Medan mau liburan akhir tahun. Karena kamu tahu sendiri kalau di Aceh tidak bisa santai lah. Kota Medan punya semua yang dibutuhkan untuk melengkapi liburan akhir tahu kita,” papar Tg Fadli.
Dari Merdeka Walk, keempatnya berencana melanjutkan perjalanan ke salah satu pusat hiburan malam The Soccer yang berada dalam satu lokasi dengan Grand Angkasa di jalan Perintis Kemerdekaan Medan yang juga tempat mereka menginap. “Mau rileks dengar live music lah,” ucap Rahmadan.
Ya di salah satu pusat jajanan malam ini Sumut Pos mendapati 18 mobil dengan plat BL baik mobil pribadi, mobil yayasan, bahkan mobil dengan plat merah atau yang dikenal dengan mobil dinas karena milik pemerintah. Memperlihatkan bagaimana daya tarik Kota Medan memikat semua latar belakang yang ada.
Pada lanjutan penelusuran, mobil dengan plat BL ini juga ditemui di beberapa pusat hiburan malam seperti The Soccer, Entrance, Tobasa, The Station Jalan Palang Merah Medan juga di beberapa pusat perawatan kesehatan seperti Delta SPA & Health Jalan Juanda Medan, Elite Spa Jalan Gatot Subroto, dan Quan Spa JW Marriot Hotel, atau pun tempat-tempat karaoke seperti NAF, Inul. “Memang seminggu mo tahun baru pasti banyak mobil plat Aceh,” tegas Roni (bukan nama sebenarnya, Red) petugas parkir Delta SPA & Health. (indra juli)
—
Beda Jumlah Beda Caranya
Masa liburan akhir tahun menjadi saat yang ditunggu-tunggu bagi masyarakat di berbagai belahan dunia. Begitu juga dengan Kota Medan sebagai tujuan menikmati liburan akhir tahun 2010 ini.
Lima hari menjelang pergantian tahun, lalu-lintas Kota Medan sudah diramaikan dengan mobil-mobil dengan plat dari daerah luar Sumatera Utara. Salah satunya dan yang paling dominan adalah plat BL asal Nanggore Aceh Darussalam (NAD). Baik dari kategori mobil pribadi, milik perusahaan swasta, atau pun milik pemerintah yang ditandai dengan plat berwarna merah.
Kedatangan warga NAD ini sendiri ke Kota Medan bukan tanpa alasan. Salah satunya ketatnya peraturan dalam melaksanakan perayaan yang dikhawatirkan mengurangi moment pergantian tahun 2010 ke 2011 nanti. Dan Kota Medan dengan modernitasnya memastikan moment itu berkesan.
Tak heran Tiara (41), memboyong keluarganya untuk liburan akhir tahun di Kota Medan. Bahkan kegiatan ini sudah menjadi agenda tahunan baginya sejak berkeluarga. “Ya lebih banyak pilihan untuk rekreasi keluarga di sini. Hampir setiap liburan akhir tahun lah,” ucap Tiara yang ditemui di Hotel Islami Aceh House Jalan Gajah Mada Medan, Kamis (30/12).
Saat itu Tiara dan keluarga tampak tengah berkemas untuk menggelar liburan di Pantai Cermin Serdang Bedagai. “Anak-anak suka ke Pantai Cermin makanya ini kita mau ke sana dulu. Biasanya kita keluarga suka ke tempat-tempat rekreasi keluarga,” tutur Tiara yang juga hobi ber-karaoeke ini.
Memang untuk kalangan berkeluarga, mereka memiliki agenda yang sangat santun. Bahkan untuk tempat menginap saudara-saudara dari NAD ini terkesan selektif. Seperti Tiara yang memilih Hotel Islami Aceh House atau pun Budiman (41) dan keluarga yang memilih menginap di Garuda Hotel Plaza Jalan Sisingamangaraja untuk liburan akhir tahun 2010 ini.
Tak jauh beda, keluarga Budiman pun memiliki agenda yang lebih mengutamakan kebersamaan. “Justru liburan ini kita ingin mempererat tali silaturahmi di antara keluarga. Ya paling jalan-jalan ke mall, atau tempat rekreasi keluarga lainnya,” tutur Budiman yang seorang pengusaha otomotif di Aceh Besar NAD ini.
Seperti siang itu, Budiman berencana membawa keluarganya berekreasi di Masjid Raya yang lokasinya tak jauh dari tempatnya menginap. Bahkan untuk kunjungan ini dirinya mengajak anggota keluarga seorang istri dan empat anaknya berjalan kaki. Sungguh sebuah pemandangan yang menyenangkan melihat canda mengiringi perjalanan mereka.
Hal itu sangat berbeda dengan pengunjung yang datang sendiri. Terlepas apakah masih berstatus lajang ataupun tidak tapi memang ingin menikmati liburan akhir tahun sendiri. Kelompok ini pun lebih memilih menghabiskan waktunya di tempat-tempat keramaian. Sebut saja Darma Said (27), warga Takengon yang ditemui tengah bersantai di warung kopi (warkop) RS Elisabet Medan, Selasa (28/12) malam.
Darma yang baru tiba siang harinya memilih menginap di Tiara Hotel Jalan Imam Bonjol Medan. Untuk agenda, dirinya lebih memilih mengunjungi tempat-tempat hiburan malam di Kota Medan. “Ia ini baru pulang dari Taven tadi, yah sudah asyik dan ada dapat teman tinggal istirahatnya lah,” ucap Darma seraya memperkenalkan teman wanita yang baru dikenalnya.
Begitu juga dengan empat warga Aceh Besar Sulaiman (35), Husain (34), Rahmadan (35), dan Tg Fadli (35). Apalagi keempatnya yang mengaku masih lajang dan perekonomian yang juga mapan seolah pembenaran akan rencana liburan akhir tahun ini. “Kita kan masih lajang, dan ini saat yang istimewa ya dinikmati lah. Di Aceh kan kita tidak bisa seperti ini,” aku Tg Fadli.
Sekalipun dengan alasan yang sama, pelaksanaan liburan pun ternyata berbeda. Bagi yang berkeluarga dengan agenda yang santun dan bagi yang berstatus lajang dengan agenda yang lebih bebas. Beda jumlah beda cara. (*)
—
Mereka Ingin Liburan Benar-benar Berkesan
Berbagai untuk memaksimalkan liburan di akhir tahun ini, rencana pun sudah disusun sedemikian rupa. Jumlah uang yang besar pun bukan lagi penghalang untuk membuat pergantian tahun nanti betul-betul berkesan.
Seperti yang dilakukan empat pria asal Aceh Besar, Sulaiman (35), Husain (34), Rahmadan (35), dan Tg Fadli (35) yang ditemui di Merdeka Walk Medan, Selasa (28/12) malam. Seminggu berada di Kota Medan mereka sudah menyiapkan beberapa rencana setiap harinya. Dengan berstatus lajang dan perekonomian yang mapan, tak ada halangan berarti untuk menikmati liburan akhir tahun ini. ‘’Yang pasti kita mau liburan kali ini betul-betul berkesan. Apalagi kita berempat masih lajang. Kalau di Aceh kan sulit mendapat kesempatan seperti ini, makanya liburan akhir tahun ini kita pilih di Medan,” ucap Tg Fadli.
Seperti yang dituturkan Tg Fadli, sejak tiba di Kota Medan Senin (27/12) pagi keempatnya langsung menuju Grand Angkasa Hotel Jalan Perintis Kemerdekaan Medan tempat yang mereka pilih untuk menginap. Setelah beristirahat dan berbenah, seperti Rabu (29/12) sore hari mereka mengelilingi Kota Medan dan singgah di salah satu pusat perbelanjaan. Kali ini SUN Plaza di Jalan Zainal Arifin menjadi pilihan mereka.
Di situ keempatnya membeli beberapa keperluan. Selesai berbelanja, kami pun memilih bersantai sejenak di Starbuck Coffe, ajang nongkrong yang tak asing bagi remaja Kota Medan. Menjelang malam dan ketika perut mulai terasa kosong, perjalanan pun berlanjut ke pusat jajanan malam dan Merdeka Walks kembali menjadi tujuan yang tepat. “Saya suka pemandangannya, terbuka dan tertata dengan baik,” aku Sulaiman.
Tepat pukul 22.00 WIB saat hidangan habis disantap Husain nyelutuk untuk rencana selanjutnya. “Yuk kita lanjut cari pemandangan yang lebih segar,” ucap pengusaha tambang ini sebagai kode bagi yang lain. Mobil Ford Everest Putih yang kami tumpangi kembali meluncur membelah lalu-lintas Kota Medan yang mulai sepi.
Mobil pun mengarah ke salah satu pusat hiburan malam Soccer yang berada di satu lokasi dengan Grand Angkasa Hotel dimana keempatnya menginap. Seperti sudah dipesan, seorang waiters mengarahkan kami ke meja deretan depan. Setelah itu minuman beralkohol ternama pun menyusul. Keempatnya pun terlihat begitu menikmati suasana malam itu. (jul)