Kanal Titi Kuning tak Berfungsi, Banjir pun Merendam Medan

10:50, 08/01/2011

Aneh, Wagubsu Bilang Oke, Ketua Dewan Bilang Tidak

Entah siapa yang paling benar penglihatannya. Wagubsu Gatot Pujo Nugroho bersama  anggotanya  saat meninjau kanal titi kukung mengaku, kalau saluran pembagi air itu berpungsi alias oke. Namun, Ketua DPRD Medan Amiruddin bersama pengamat lingkungan Jaya Arjuna yang mengamati kanal titi kuning selama satu jam menyatakan kalau saluran itu tak berfungsi sama sekali.

Menyikapi banjir kali ini Pemprovsu baru berencana membangun bendungan Lau Simeme, di Kecamatan Sibiru-Biru, Deli Serdang. Wakil Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho didampingi Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Yani Sulastri Siregar, Kepala Dinas Pengairan Sumut, Rustam Effendy dan Kepala Satuan Kerja Naon Vertikal Tertentu (SNVT) Wilayah Sungai II Sumut, Pardamuan Gultom, kemarin meninjau kontrol Weather Near Sungai Deli atau kanal Sungai Deli di Titi Kuning.

Wagubsu mengaku, sebenarnya kanal titi kuning berfungsi. Dalam kesempatan itu Gatot mengatakan, akan membangun paluh sungai di daerah Sei Mati. “Saya akan bawa pembebasan ini dengan Pemko Medan lebih dahulu,” katanya.

Sedangkan untuk membangun bendungan pihaknya sudah menyiapkan  Rp550 juta untuk pembebasan areal seluas 200 hektar.  “Bendungan ini nantinya akan bisa menurunkan debit air 1,5 meter,” katanya.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Yani Sulastri Siregar mengatakan,  Sungai Deli meluap karena tingginya curah hujan di hulu.  Yani Sulastri menambahkan,  banjir serupa pernah terjadi pada Januari 2001 sebelum ada kanal. Bahkan ketika itu banjir cukup tinggi sampai mengenai jalan.

Namun, setelah kanal selesai dioperasikan pada 4 Januari 2007  ketinggian air lebih rendah dibandingkan pada 2001 lalu. “Fungsi kanal hanya bisa untuk menahan air sebanyak 320 mil per detik,” katanya.

Disebutkannya, banjirnya Maimun ini karena DAS  (Daerah Aliran Sungai) belum dipasangi paluh sehingga air bebas masuk.  Sementara di sepanjang Sei Mati belum dibangun karena pemikaman penduduknya sangat padat.  Sudah begitu tanahnya belum dibebaskan.

Sementara itu Kepala Dinas Pengairan Sumut, Rustam Effendy mengatakan, bahwa pada tahun ini pembebasan tanah untuk pembangunan bendungan Lau Simeme  sudah bisa dilaksanakan. ‘’Sekarang tim sudah mulai mensosialisasikan untuk pembebasan tanahnya,”jelasnya.

Sementara itu, M Yakuf Nasution (65),  warga Jalan Brigjen Katamso, Gang Merdeka mengaku, warga belum mau pindah karena tawaran dari pihak swasta belum sesuai. “Saya pribadi kalau harganya sesuai pasti saya lepas  walau pun ini tanah kelahiran saya,” katanya.

Terpisah, Ketua DPRD Medan, Amiruddin menyebutkan, fungsi kanal titi kuning tidak berfungsi. Buktinya kata dia,  alur air yang menuju Sungai Denai lebih rendah  posisinya dibandingkan alur air yang masuk dari hulu melalui Sungai Deli. “Saya sudah perhatikan sekitar satu jam disana. Yang ada, alur air dari hulu langsung meluap ke Sungai Deli. Sedangkan Sungai Denai tidak terbagi,’’ tegasnya kepada wartawan seusai mengunjungi kanal titi kuning.

Sementara itu, Jaya Arjuna menegaskan, pembangunan kanal titi kuning dan bendungan Lau Simeme tidak akan bisa mengantisipasi banjir. “Bila Lau Simeme dibangun sumber air minum untuk warga Kota Medan dan Deli Serdang terganggu,” ujarnya. (ril)


YM

 
PLN Bottom Bar