Gayus Pelesiran ke Makau dan KL
11:09, 05/01/2011Menkum HAM: Gunakan Nama Sony Laksono
JAKARTA-Kabar kepergian terdakwa kasus mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan ke luar negeri saat menjalani masa tahanan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, sepertinya bukan isapan jempol. Menkum HAM Patrialis Akbar mengungkapkan menemukan paspor dengan foto mirip Gayus menggunakan wig seperti saat plesiran ke Bali.
Patrialis mengatakan, dalam paspor itu tertera nama Sony Laksono. “Di nama (tertera) Sony Laksono, di sampingnya ada foto orang pakai wig yang mirip dengan Gayus. Fotonya mirip dengan yang ketemu di Bali itu,” beber Patrialis sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, kemarin (4/1).
Paspor dengan identitas tersebut ditemukan setelah Menkum HAM membentuk tim untuk menindaklanjuti informasi tentang kepergian Gayus ke Singapura. Tim tersebut dipimpin oleh Irjen Kemenkum HAM Sam L Tobing. Anggotanya di antaranya berasal dari Ditjen Imigrasi, Kanwil Kemenkum HAM DKI Jakarta, dan kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta
Hasil kerja tim tidak menemukan paspor dengan nama Gayus yang digunakan pergi ke luar negeri. “Memang tidak ada keluar negeri, karena paspor Gayus dicekal,” ujar Patrialis.
Namun tim menemukan satu paspor yang awalnya dibuat atas nama Margareta, seorang anak kecil dari satu keluarga. “Tapi pembuatan paspor itu tidak jadi dilanjutkan,” ungkap Patrialis. Meski begitu, paspor tersebut sudah memiliki nomor. “Nomor sekian untuk Margareta karena formulirnya sudah diisi,” imbuhnya.
Paspor tersebut kemudian justru keluar dengan nama Sony Laksono dengan foto orang menggunakan wig yang mirip Gayus saat berada di Bali. “Paspor itu paspor asli yang dimodifikasi menjadi nama Sony Laksono dengan foto Gayus,” tutur politis PAN itu.
Nah, berdasarkan dari di imigrasi, paspor dengan nama Sony Laksono tersebut diketahui digunakan untuk pergi ke Makau pada 24 September 2010 dengan menggunakan Mandala Airlines. Kemudian kembali menggunakan Garuda Indonesia pada 26 September.
Tidak hanya itu, tanggal 30 September diketahui paspor itu digunakan lagi untuk pergi ke Kuala Lumpur (KL). “Kembalinya, sampai hari ini (kemarin, Red) tidak terdeteksi kapan kembalinya. Ini memang luar biasa,” kata Patrialis.
Informasi tersebut, menurut Patrialis, baru diterimanya dua jam sebelum bertemu dengan wartawan di komplek Istana Kepresidenan, pada pukul 14.00 WIB. “Kan ribut-ribut begini. Saya tidak mau ada masalah dengan kita, apalagi dia bisa ke luar negeri,” katanya. Meski begitu, pada tanggal kepergian ke Makau dan Kuala Lumpur itu, Gayus belum berada di Lapas Cipinang yang berada di bawah kelola Kemenkum HAM.
Dengan temuan itu, Patrialis mengaku memerintahkan tim yang telah dibentuk untuk melakukan pemeriksaan intensif menelusuri paspor yang dikeluarkan oleh kantor imigrasi Jakarta Timur itu.
“Sesungguhnya paspor itu bagaimana. Kalau pun betul seperti itu, kenapa kok bisa lolos di imigrasi (bandara) Soekarno Hatta,” urai mantan anggota Komisi III (bidang hukum) DPR itu.
Yang jelas, menurut Patrialis, paspor tersebut di luar kelaziman. “Artinya, paspor itu untuk si A, tetapi kenapa kemudian si B. kemudian di B ini mirip seperti foto yang ada di Bali,” katanya.
Sebelumnya, saat ditemui di kantornya, Patrialis berjanji mengusut tuntas modus operandi perubahan paspor yang seharusnya untuk anak usia lima tahun itu. Dia juga akan memberikan sanksi tegas kepada yang terlibat jika memang betul pengguna paspor itu adalah Gayus.
“Kalau memang betul, berarti di imigrasi pasti punya kelemahan dan saya sudah perintahkan tidak ada toleransi sedikit pun bagi mereka yang ikut berkonspirasi. Masak sih tidak tahu kalau itu Gayus,” papar Patrialis.
Sementara itu, Menkopolhukam Djoko Suyanto mengharapkan pihak kepolisian bisa mengusut kepergian Gayus ke luar negeri itu. termasuk Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum bisa membantu kepolisian. “Misalnya ada penyalahgunaan wewenang dengan memberikan paspor, segala macam, tidak ada toleransi untuk itu,” tegasnya di komplek Istana Kepresidenan.
Kapolri: Periksa Devina
Polri termasuk institusi yang tertampar dengan dugaan ‘piknik’-nya Gayus Tambunan ke Kuala Lumpur dan Macau dengan menggunakan paspor bernama Sonny Laksono pada September 2010. Sebab, kala itu terjadi, Gayus berada di bawah kekuasaan Polri di Rutan Brimob Kelapa Dua.
Meski demikian, Polri berpendapat bisa saja orang lain yang menggunakan nama Sonny itu.
“Itu kan harus dibuktikan lagi. Kita belum terima info itu, apakah benar Sonny Laksono yang berangkat memang Gayus?” kata Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri.
Dia menjelaskan, mungkin saja yang berangkat itu orang lain, bukan Gayus, meski nama Sonny Laksono itu dipakai Gayus untuk pergi ke Bali. “Nanti Sonny yang lain,” duganya.
——
Sedangkan informasi kepergian Gayus ke Singapura direspon sangat serius Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Kapolri memerintahkan anak buahnya memeriksa Devina. Warga Raflesia Hills Depok Jawa Barat itu adalah orang yang mengaku melihat Gayus berwig saat menunggu pesawat yang hendak ke Singapura 30 September 2010. dan menuliskannya pada surat pembaca sebuah harian di Jakarta.
“Yang bersangkutan akan didengar keterangannya,” katanya di Mabes Polri kemarin. Selama ini, hasil pemeriksaan sementara menunjukkan bahwa Gayus 68 kali meninggalkan rutan selama lima bulan mendekam di Rutan Brimob Kelapa Dua dari Juli-November 2010. Gayus tercatat keluar tahanan tiga kali pada Juli, 19 kali pada Agustus, 19 kali pada September, 23 kali pada Oktober, dan empat kali pada November.Untuk bisa keluar tahanan, tak sedikit uang yang harus dirogoh dari koceknya untuk menyuap para penjaga tahanan. Tercatat ia memberikan Rp368 juta untuk kepala rumah tahanan Komisaris Iwan Siswanto. Masing-masing “setoran” sebesar Rp50 juta per bulan dan Rp5 juta per minggu pada Juli dan Agustus serta Rp100 juta per bulan dan Rp3,5 juta per minggu pada September dan Oktober. Ia juga menyuap delapan penjaga rutan masing-masing sebesar Rp5-Rp6 juta.
Sampai saat ini, perginya Gayus ke Bali untuk menonton tenis pada awal November 2010 lalu yang baru diungkap secara rinci dan dipermasalahkan. Karenanya, tempat tahanannya pun dipindah dari Mako Brimob ke LP Cipinang.
Selama ini belum pernah diungkap ke mana saja Gayus pergi selama keluar tahanan dan apa yang dilakukannya selama keluar tahanan. Selama ini, Gayus hanya mengatakan bahwa ia keluar tahanan untuk menemui keluarga atau sekadar refreshing.
Menurut Kapolri, kepolisian telah berkoordinasi dengan Imigrasi dan pihak lain. “Prosesnya sudah jalan,”kata Timur.
——
Seperti diketahui, informasi kepergian Gayus diungkapkan dalam surat pembaca di Kompas. Penulis surat pembaca bernama Devina yang berdomisili di Raffles Hills tersebut mengaku melihat pria mirip Gayus dalam penerbangan menuju Singapura menggunakan AirAsia QZ 7780 pada 30 September.
Jika benar itu adalah Gayus, maka plesirannya itu dilakukan ketika masih ditahan di Rutan Brimob Mabes Polri. Pada awal November, dia ketahuan bepergian ke Nusa Dua, Bali. Gayus yang ketika itu menggunakan wig tertangkap bidikan kamera dua fotografer Kompas dan Jakarta Globe ketika tengah menonton pertandingan tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions 2010 di Nusa Dua.
Selama ditahan di Rutan Brimob, Gayus dengan leluasa keluar masuk sel dengan membayar biaya tertentu. Praktek haram ini baru berakhir setelah penyamarannya ke Bali terbongkar.
Setelah sempat tidak mengaku, Gayus akhirnya buka mulut ketika menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Saat ini Gayus dipindahkan ke LP Cipinang sedangkan eks Kepala Rutan Brimob Kompol Iwan menjadi pesakitan di Mabes Polri.
(fal/ken/rdl/jpnn)