Menangguk Rupiah dari Si Kerdil
08:06, 06/01/2010Tak banyak yang melirik usaha ini. Pasalnya, untuk serius di bidang ini dibutuhkan keahlian khusus plus kesabaran. Di antara yang sedikit itu, Henry August, mencoba menangguk keuntungan. Pemilik usaha berlabel Karya ini fokus di bisnis si kerdil sejak beberapa tahun lalu. Kepada wartawan koran ini beberapa waktu lalu, Henry tak sungkan menyebut diri sebagai spesialis bonsai di daerah ini.
Meski kerdil, bonsai memiliki nilai rupiah yang besar. Semakin unik, semakin bernilai. “Kalau pohon yang kita masukkan ke dalam rumah, tidak mungkin, maka dari itu, berdasarkan hal tersebut muncullah keinginan untuk mengkerdilkan pohon. Agar bisa dimasukkan ke dalam pot, dan diletakkan dalam satu ruangan,” terang Henry berfilosofi.
Kepada siapapun yang bertanya, Henry tak pelit ilmu. Keterampilan praktis tentang bonsai begitu saja meluncur dari mulutnya saat ditanya. “Semua tanaman bisa dijadikan bonsai. Syaratnya tanaman itu memiliki batang yang keras. Seperti lohan saung. Walaupun dalam keadaan kerdil tapi tampilan bonsai kita sesuaikan dengan ukuran tanaman yang sebenarnya. Mulai dari bentuk dahannya hingga kerindangan daunnya,” jelasnya. Bahkan, untuk tanaman buah dan bunga bisa dibonsai, yang penting memiliki batang yang keras.
Berapa harga bonsai? Henry bilang tergantung jenis dan nilai seninya. Ada yang Rp100-an hingga Rp75 jutaan, bahkan ada yang ratusan juta. “Semua itu dihargai berdasarkan seni pembentukannya. Kalau memiliki seni yang cukup tinggi, maka harganya juga bisa tinggi,” kata Henry lagi.
Ukuran tidak menjadi patokan harga bonsai. Ada yang berukuran kecil, namun harganya bisa mencapai puluhan juta. Dari usaha yang berada di Jalan Karya No 192 Medan ini, per bulannya Henry bisa menangguk Rp20 jutaan.
Tak mudah membentuk bonsai yang bernilai estetis tinggi. Selain diperlukan ketelitian, kesabaran juga diperlukan. Untuk satu bonsai diperlukan waktu bertahun-tahun. Mulai dari pengembangan hingga pembentukan pohonnya. “Kita bisa melakukan pembentukan melalui bibit pohon, dari usia dewasa juga bisa,” terangnya.
Tanaman yang sudah dipilih untuk dijadikan bonsai, kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pemotongan disesuaikan pula dengan pola batangnya. Bersama akar-akarnya, kemudian dipindahkan ke dalam pot yang sudah memiliki media tanam. Media tanam harus satu banding satu, maksudnya pasir malang, humus, pupuk kandang, dan dekastar, harus sesuai ukurannya.
Setelah tunas daun mulai tumbuh, pembentukan pun dimulai sesuai keinginan. “Bonsai merupakan tanaman yang memerlukan sentuhan seni yang tinggi, agar bonsai yang dibentuk memiliki nilai estetika yang tinggi,” terang Henry.
Waktu yang diperlukan dari proses pembentukan hingga menjadi bonsai mencapai dua sampai tiga tahun, bahkan tak jarang memerlukan waktu lebih dari itu. “Tidak seperti tanaman hias lainnya, yang hanya bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan dalam proses pengembangbiakannya. Untuk bonsai waktu bulanan tidak cukup, karena bonsai baru memiliki nilai kalau dia sudah sempurna, atau sudah memiliki bentuk dan keindahan,” tambahnya. (ika)