Harga Emas Tetap, Investor Khawatir
10:55, 17/01/2011SURABAYA- Meski harga minyak mentah dunia (crude oil) diperkirakan bakal menyentuh US Dollar 100 per barel, harga emas malah diasumsikan akan stagnan pada kisaran US Dollar 1300-1.400 per troy ounce (oz). Meroketnya harga emas membuat logam mulia tidak lagi menjadi instrument invetasi yang aman. Sehingga para pemilik dana bakal melirik sektor lain untuk menyimpan dana mereka. Misalnya seperti membeli properti.
Ketua Asosiasi Produsen Perhiasan Emas Indonesia Leo Hadi Loe menyebutkan, harga emas akan stagnan dalam beberapa waktu kedepan. Sejatinya, saat harga crude oil terus menanjak, demikian pula dengan harga emas. Sebab kenaikan harga minyak menjadikan perekonomian negara-negara dunia tidak stabil. Sehingga para fund manager mencari instrument aman untuk penyimpanan dana mereka. Apalagi harga produksi emas naik, akibatnya harga logam mulia menjadi resiko dalam investasi.
“Para investor melakukan aksi tunggu. Jika perekonomian AS maupun negara Eropa menunjukan perbaikan yang stabil, maka harga emas cenderung turun. Juga sebaliknya, jika perekonomian makin memburuk maka harga emas bakal naik,” katanya, Minggu (16/1). Upaya meminimalkan resiko menjadikan para penyandang dana melirik untuk menaruh uang dengan membeli properti. “Pasar propeti sempat melesu akibat hantaman krisis finansial. Karena itu banyak harga properti lebih murah dari harga aslinya,” sebutnya.
Kondisi ini menjadikan harga emas sedikit tertekan. Berdasarkan data Bloomberg, harga future emas mencapai US Dollar 1.360,5 per oz pada penutupan per-dagangan Jumat (14/1). Terkoreksi 1,91 persen dari penutupan sehari sebelumnya. Sedangkan harga crude oil future mencapai 91,4 per barelnya, naik 0,15 persen.(aan/jpnn)