Sang Putri Hujan-hujanan

11:01, 09/11/2010
Sang Putri Hujan-hujanan
Reisa Kartikasari, Putri Indonesia Lingkungan Hidup 2010

Reisa Kartikasari

Menjadi seorang putri tidak hanya perlu kecantikan dan kepintaran, tapi juga keberanian. Sebab, seorang putri perlu memberikan teladan bagi setiap orang lewat prestasi maupun tingkah laku.

Nah, tampaknya, Putri Indonesia Lingkungan Hidup 2010 Reisa Kartikasari telah menunjukkan hal itun
Dalam kunjungan ke Pulau Umang, Banten, di acara Festival Internasional Pemuda dan Olahraga Bahari (FIPOB) V Minggu (7/11) lalu, Reisa yang juga seorang dokter itu rela hujan-hujanan mengelilingi pulau. Dia tidak takut meski gelombang laut mulai dipermainkan angin.

Ketika itu Reisa yang asli Yogyakarta tersebut menggunakan perahu tradisional nelayan setempat. Perahu tersebut biasa disebut jukung. Sebenarnya, saat itu hujan sudah turun lumayan deras. Panitia FIPOB V juga sudah meminta Reisa mengenakan payung. Tapi, dia menolak. “Nggak usah pakai payung. Lebih senang hujan-hujanan,” ucap dia.
Beberapa orang dan wartawan yang sebelumnya ragu-ragu untuk mengelilingi pulau karena hujan akhirnya mengikuti runner- up I Putri Indonesia 2010 tersebut. Dengan bersemangat, perempuan cantik itu terus mendayung. Sesekali matanya berkedip-kedip karena wajahnya terguyur air hujan. “Ayo, dayung terus! Jangan kalah oleh nelayan,” teriaknya sambil sesekali mengusap wajah.

Sepertinya, dia memang menyukai kegiatan alam. Bahkan, dia mengajak panitia mendekati Gunung Anak Krakatau. Namun, panitia segera mencegahnya. Sebab, cuaca tidak bersahabat. Setelah puas berkeliling, Reisa menepi. Tak terlihat lelah di wajahnya. Sambil tersenyum, dia berkata, “Wah, senang bisa naik jukung. Artinya, nelayan harus begitu ya kalau mau cari ikan. Susah juga, ya. Harus menggunakan banyak tenaga untuk mengayuh kapal,” terangnya.

Ekspresi Reisa begitu antusias ketika sudah mengikuti kegiatan di Pulau Umang. Padahal, saat berangkat dari Jakarta, dia waswas. Sebab, pulau yang akan dia datangi dekat dengan Gunung Anak Krakatau. Juga, saat ini kondisi Indonesia waspada terhadap gunung setelah Merapi di Jogjakarta meletus. “Kalau Krakatau ikut meletus, beritanya jadi lain dong nanti,” katanya, bercanda.

Tujuan utama Reisa mengunjungi pulau tersebut adalah menanam mangrove. Selain itu, dia berinteraksi dengan penduduk setempat. Malah, dia juga melakukan yoga bersama. “Lumayan untuk menghilangkan rasa lelah perjalanan,” ucap dia. (jan/c11/tia/jpnn)


YM

 
PLN Bottom Bar