Perjalanan DBL Indonesia
09:57, 13/01/2011Berhasil mengelar event basket berstandart internasional, DBL semangkin melakukan perkembangan serta pendidikan bagi pembasket Indonesia.
DBL sendiri dilaksanakan kali pertama pada tahun 2004 di Surabaya dengan Deteksi Basketball League, yang diambil nama Deteksi (halaman anak muda) di Harian Jawa Pos (Grup Sumut Pos).
DBL dipelopor oleh Commissioner Azrul Ananda. DBL merupakan kompetisi di Indonesia yang mengembangkan konsep stundent Athlet, dimana Athlet yang yang lolos diseleksi mendapatkan pembina serta pelatihan yang standart internasional.
Setelah empat tahun mengembangkan di Surabaya, DBL mengembangkan sayapnya ke sepuluh provinsi di Indonesia. Kemudian pada 2009 menyebar ke 15 provinsi di Indonesia. Pada tahun 2008 DBL dikuti dari 13.000 pembasket Indonesia dan Official, disaksikan lonjakan 500.000 penonton yang antusias menyaksikan kompetisi DBL Indonesia.
Pada 2008 DBL menjadi liga pertama kali di Indonesia yang berkolaborasi dengan NBA. Event pertama berkolaborasi dengan NBA di Indonesia diadakan DBL arena Surabaya pada Agustus 2008. DBL membuat arena Surabaya pada 17 September 2007 dengan kapasitas 5.000 penonton. Proses pembangunan arena memerlukan waktu 10 bulan. Tepat pada 26 Juli 2008 arena Surabaya resmi dibuka.
Mulai 2009 DBL dikelola sepenuhnya secara profesional oleh DBL Indonesia. Pada tahun 2010, DBL berubah nama menjadi Development BasketBall League sambil terus mempertahankan konsep stundent Athlet. Pada tahun ini, 2011 DBL terus mengembangkan sayap di 22 kota dan 19 provinsi. Seleksi dilakukan dari bulan Januari hingga Oktober 2011. (mag-7)