Brayan Lautan Api

11:15, 19/01/2011
Brayan Lautan Api
JADI TONTONAN: Ribuan warga menonton kebakaran tiga pasar tradisional di Pulo Brayan, tadi malam.//ANDRI GINTING/SUMUT POS

MEDAN BARAT-Kobaran api meluluhlantakkan tiga pasar sekaligus, yakni Pasar Pulo Brayan dan Pasar Fly Over di Jalan Pertempuran dan Pasar Palapa di Jalan Mayor. Ketiga pasar yang berdekatan itu berada di Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat. Peristiwanya terjadi sekira pukul 20.30 WIB, Selasa malam (18/1). Total 580 kios pedagang rata dengan tanah.

Sebanyak 500 kios di Pasar Pulo Brayan dan Pasar Palapa, dan sebanyak 80 kios di pasar yang berada tepat di bawah jembatan layang (fly over) sebelah barat.

Dari informasi yang dihimpun Sumut Pos di lapangan, asal api disebabkan kompor gas yang meledak di salah satu kios milik pedagang, kemudian menyambar kios yang menjual sepatu dan pakaian. Dimana keberadaan kios tersebut berada tepat di bawah Jembatan Layang Pulo Brayan Medan, tepatnya lagi berada di dekat Masjid Al Jihad. Untungnya masjid itu luput dari kobaran api.

Akibat kebakaran tersebut, suasana di lokasi hiruk pikuk dengan aktivitas para pedagang untuk menyelamatkan barang dagangan mereka yang masih tersisa. Ditambah lagi, kerumunan ribuan warga yang melihat kejadian. Tidak hanya dari sekeliling lokasi, tapi juga banyak warga yang melihat kejadian tersebut dari atas jembatan layang.

Keterangan yang dihimpun dilokasi, api berawal dari sebuah rumah merangkap kedai kopi yang juga menyediakan parkir sepeda motor di Jalan Pertempuran, di bawah fly over. “Api berasal dari rumah milik pak Unggan yang tabung gas miliknya meledak dan api langsung membesar da menyambar kios milik pedagang kain,” ujar Dani, pedagang cabe kepada wartawan koran ini.

Sedangkan menurut Andi, pedagang kain, api berasal dari Koperasi Kukmi di Jalan Pertempuran yang mengelola pasar.

“Api berasal dari Koperasi Kukmi akibat korselet listrik, kemudian api menyambar kios milik pedagang,” ucap Andi di lokasi yang sudah pasrah dengan barang dagangannya yang sudah habis terbakar.

Api yang membesar, kata Andi, kemudian menyambar Pasar Pulo Brayan dan Pasaar Palapa. Api cepat membesar karena bangunan pasar terbuat dari kayu.

Akibat kebakaran itu pula, listrik di seluruh kawasan Kecamatan Medan Barat padam, dan padamnya listrik juga dialami di sebagian kawasan Kecamatan Medan Timur, tepatnya mulai Jalan Yos Sudarso hingga simpang Jalan Karya Medan. Bukan itu saja, kebakaran tersebut juga pada akhirnya menyebabkan kemacetan yang relative panjang. Dan kemacetan total terjadi di bawah jembatan layang.

Sekira pukul 21.30 WIB, terlihat api makin ganas, seolah akan merangsek masuk ke komplek perumahan di sekitar lokasi. Kondisi ini membuat warga di dalam komplek panik.

Wali Kota Medan Rahudman Harahap beserta Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan Syaful Bahri, yang baru tiba sontak berteriak dan memarahi Camat Medan Barat, Syahrul, agar secepatnya membongkar pintu pembatas komplek dengan pasar yang terbakar tersebut. Itu dilakukan agar api tak membakar komplek pemukiman padat itu. “Camat, camat! Bongkar pintu itu,” teriak Rahudman.

Dari dalam komplek tersebut, rombongan Wali Kota Medan Rahudman Harahap berkeliling ke sisi kebakaran lainnya yang berada tepat di samping komplek tersebut. Di sini, Rahudman sempat dihadang sejumlah pedagang yang kiosnya terbakar.

Salah seorang pemiliki kios dengan lantang berujar, “Kedatangan rombongan wali kota jangan hanya melihat-lihat saja. Karena kalau hanya melihat-lihat saja, tidak menyelesaikan masalah.”

Pedagang tersebut akhirnya ditenangkan kerabatnya. Setelah mendengar “celotehan” itu, Rahudman dan rombongan kembali mengeliling sisi kebakaran yang meluas tersebut. Kebakaran pun terus berlanjut, bahkan makin besar. Para pedagang banyak yang mengemasi barang dagangan mereka. Ada juga, pedagang yang terduduk lesuh tak berdaya. “Habislah sudah,” keluh salah seorang pedagang saat ditanya Sumut Pos. Dia marah dan melotot saat ditanya nama dan berdagang apa.

Api mulai bisa dijinakan oleh petugas kebakaran dari Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (DP2K) Pemko Medan sekira pukul 23.30 WIB. Meskipun sudah bisa dijinakkan, bukan berarti api di lokasi kejadian langsung padam. Masih terlihat di beberapa kios pedagang api masih tampak menyala. Sebanyak 20 unit mobil pemadam kebakaran juga masih terlihat hilir mudik. Begitu pula para petugasnya, yang terus berupaya mengendalikan titik-titik api yang masih menyala. Sementara itu, petugas pemadam kebakaran yang turun ke lokasi sebanyak 200 personel. “Banyaklah bang, ada sekitar 20 mobil dan 200 petugas yang bekerja memadamkan kebakaran ini,” kata Sembiring, salah seorang Komandan Regu (Danru) Pemadam Kebakaran kepada Sumut Pos.

Terkait penyebab, Wali Kota Medan Rahudman Harahap juga menduga asal api dari kios pedagang. “Kebakaran ini disebabkan kompor gas yang meledak dan merambat, kemudian membakar kios pedagang. Tapi itu pun masih akan dilakukan pemeriksaan dari Puslabfor (Pusat Laboratorium dan Forensik) Poldasu,” katanya.

Kebakaran ini menambah panjang catatan banyaknya pasar tradisional di Medan yang terbakar dalam waktu berdekatan. Setelah kebakaran Pajak USU, disusul Pasak Sukaramai dan Pasar Sore Padang Bulan. Hanya dalam hitungan bulan, terjadi lagi kebakaran Pasar Pulo Brayan.

Saat ditanya tanggapannya terkait kenyataan ini, Rahudman enggan menjawabnya. “Bukan pertanyaan itu. Sekarang yang dipikirkan, bagaimana api itu bisa segera padam. Dan bagaimana nantinya solusi yang akan diberikan kepada para pedagang, agar bisa tetap berjualan,” ungkap Rahudman.

Bagaimana dengan jumlah kerugian? Untuk yang satu ini, Rahudman juga belum bisa menjawab. “Belum bisa kita prediksi, karena ini saja kebakarannya masih berlanjut,” tegasnya sambil memasuki mobil dinasnya.

Berharap Bantuan

Heru, pedagang sepatu dan sendal yang memiliki 2 kios di bawah fly over, berharap bantuan relokasi dari Pemko Medan. “Saya siap kalau kami semua direlokasi ke tempat lain, kalau harus membangun kembali kios, saya pun siap. Hanya ini satu-satunya tempat kami mencari nafkah untuk menghidupi keluarga,” keluhnya.

Sementara Boby, pedagang yang berjual kaos dalam wanita tak bisa menutupi kesedihannya. Sebab, meski kiosnya selamat dari kebakaran, tetapi barang dagangannya dijarah orang saat evakuasi. “Dari satu kios hanya setengah barang saya yang saya dapati, sedangkan yang lain entah kemana semuanya,” katanya.

Di sisi lain, para pedagang juga berhasil menangkap 5 tersangka pencuri yang kemudian diserahkan kepada polisi yang kemudian membawanya ke Polsek Medan Barat. Ke lima tersangka, Fredi (21) Warga Jalan Pulo Brayan, Hotman Tampubolon (27) Warga Braya Bengkel, Nazir (23) Warga Jalan Veteran, Asrama Paldam, Dani Sihombig (23) dan Robi Siburian Keduanya Warga Asrama Zipur tertangkap tangan saat mengambil ratusan kaset milik pedagang. “Saya memang ngambil kaset Bang, karena ada yang nampak makanya aku ketangkap,” cetus Robi di Polsek Medan Barat.

Rumah Kosong Juga Terbakar

Pada saat yang bersamaan, sebuah rumah di Jalan Nusa Indah Komplek Helvetia Medan yang berdekatan dengan Pasar Helvetia turut dilalap si jago merah, sekitar pukul 20.30 WIB, tadi malam. Peristiwa tersebut membuat ratusan warga perumahan padat padat penduduk itu heboh.

Menurut Kapolsek Helvetia, Kompol Sutrisno Hadi SIK, rumah yang terbakar dalam keadaan kosong. “Halaman belakang rumah tersebut sering di gunakan pemilik Toko Fauzi untuk membakar sampah,” ujar Sutrisno.
Menurutnya, karena ceroboh, api membesar dan membakar rumah tersebut. Empat unit mobil dinas pemadam kebakaran Kota Medan dibantu warga dengan peralatan seadanya akhirnya mampu memadamkan api ehingga tidak menyambar kerumah lain. “Sampai saat ini kerugian belum diketahui dan mungkin masih di cek sama pemilik rumah. Korban jiwa nihil, “ beber Kapolsek.(ari/mag-1/mag-7/mag-8)


YM

 
PLN Bottom Bar