Dihantam Hujan Es, 60.000 Mengungsi

10:24, 06/01/2011
Dihantam Hujan Es, 60.000 Mengungsi
HUJAN ES: Warga melintas di sebuah jalan yang dipenuhi hujan salju di Yantai, Provinsi Shandong, Cina. Cuaca dingin dan hujan es melumpuhkan lalulintas dan jaringan listrik di beberapa daerah di Cina.//REUTERS/Stringer

Beijing-  Cuaca ekstrem terus melanda berbagai belahan dunia. Di Cina Selatan, hujan es membuat 60.000 orang terpaksa dievakuasi dari 5 provinsi karena rumah mereka rusak.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (5/1), pemerintah Cina menaksir kerugian mencapai US$ 203,8 juta atau sekitar Rp1,8 triliun. Hujan es ini menerpa Provinsi Jiangxi, Hunan, Chongqing, Sichuan dan Guizhou dalam beberapa hari terakhir.

Satu orang tewas dan 1.200 rumah rusak. Sementara, cuaca ekstrem di musim dingin ini merusak 142.400 hektar lahan pertanian. Di Provinsi Guizhou, 22.800 orang terpaksa dievakuasi.

Cuaca buruk dengan es ini juga melumpuhkan listrik. Jalan tol pun lumpuh selama 30 jam dan ribuan orang yang naik mobil pun terjebak. Demikian pernyataan Departemen Transportasi Provinsi Guizhou.

Pada Selasa (4/1) kemarin, kemacetan mulai terurai setelah jalan tol yang tertutup es kembali dibuka. Namun, cuaca buruk ini diprediksi akan berlangsung selama lima hari ke depan.

Temperatur yang nyaris beku juga terjadi di Pegunungan Himalaya menewaskan sejumlah penduduk India selama dua pekan terakhir. Jubir Uttar Pradesh yang terkena dampak terburuk temperatur tersebut menyatakan, lima orang tewas karena kedinginan. Hal ini menyebabkan jumlah orang tewas per Rabu (5/1) mencapai 41 orang.

Provinsi tersebut merupakan salah satu wilayah termiskin India dan seperlima dari populasi 180 juta orang tak memiliki rumah. Di Ibukota New Delhi, setidaknya 10 orang tuna wisma tewas kedinginan selama dua pekan terakhir.
Padahal, mereka sudah dibujuk polisi untuk berlindung di 80 tempat penampungan milik pemerintah yang telah disediakan. Kepala Dinas Pendidikan New Delhi Arvinder Singh Lovely memerintahkan sekolah untuk tutup selama sepekan ke depan, karena hawa dingin mulai tak tertahankan.(net/jpnn)


YM

Kata kunci pencarian berita ini:

 
PLN Bottom Bar