Strategis untuk Usaha Mikro

09:50, 09/01/2011
Strategis untuk Usaha Mikro
Yenita Amalia Hutagalung, Kasubag Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Raharja (Persero) Sumut.

Perempuan merupakan kelompok yang sangat strategis dalam konteks pengembangan usaha mikro dan kecil. Perempuan dapat mengalokasikan waktu produktifnya hingga 13 jam sehari untukpeningkatan pendapatan.

Perempuan bisa memberikan konstribusi besar bagi perekonomian keluarga sebab pada rumah tangga berpenghasilan rendah perempuan ikut mencari nafkah. “Sudah bukan zamannya memarginalkan peran perempuan selaku kepala keluarga atau pencari nafkah utama,” kata Yenita Amalia Hutagalung, Kasubag Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Raharja (Persero) Sumut.

Makanya, kata Yenita, selama satu dasawarsa terakhir, perempuan juga terlibat banyak dalam pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). “Peranan mereka banyak, mulai dari menjadi pekerja, pemilik bahkan menjadi sekadar pemodal. Sehingga, dapat dikatakan kini kaum perempuan berperan besar ikut serta dalam usaha pembangunan melalui UKM,” ujar wanita kelahiran Jakarta ini.

Dikatakannya, awalnya, ibu rumah tangga mampu mendirikan UKM dimulai karena keinginan menekuni hobi pada waktu luang. Usaha yang awalnya hanya untuk menyalurkan hobi, lalu tak terduga menjadi maju. “Mungkin ini karena kelebihan yang dimiliki perempuan mampu mengerjakan banyak hal sekaligus (multitasking). Misalnya, memasak sambil menjaga anak. Karakteristik ini adalah kompetensi dasar yang dibutuhkan dalam berbisnis, ini tidak dimiliki pria,” ujar Yenita.

Kata Yenita, perempuan bisa menjalankan fungsi-fungsi dalam bisnis sekaligus mulai dari pemasaran, penjualan, sampai manajemen SDM. Satu hal lagi yang menjadi kelebihan perempuan adalah kemampuannya membentuk networking dan berkomunikasi. Ini bisa ditunjukkan lewat komunitas-komunitas yang banyak diikuti dan dibentuk perempuan.

“Perempuan memang memiliki sentuhan khas yang berbeda dari pria. Sentuhan yang penuh perasaan dari dalam hati. Itu mungkin yang membuat perempuan lebih banyak muncul menjadi pengusaha sukses atau UKM yang sukses,” papar ibu dari Grahady, Siti dan Dramora (alm). Apalagi, lanjut Yenita, dalam menjalankan usahanya, perempuan mengelola usahanya dengan hati-hati sehingga berpotensi  disiplin dalam pengembalian kredit.

“Dari bantuan PKBL yang diberikan Jasa Raharja Sumut, sekitar 36,61 persen atau 26 orang merupakan pengusaha kecil yang dikelola perempuan. Mereka mengelola usaha tenun, kerajinan tangan, baju muslim dan lainnya,” papar Yenita yang baru setahun bertugas di Kota Medan.

Yenita bilang, anggaran tahun 2010 lalu di bidang Program Kemitraan Bina Lingkungan, penyalurannya diarahkan kepada klaster-klaster, dimana klaster tersebut merupakan perhimpunan/ kumpulan dari para pengusaha kecil dan menengah.

Dana kemitraan tersebut disalurkan ke klaster guna pengembangan para anggota agar bantuan kemitraan dari Jasa Raharja juga dapat dirasakan manfaatnya oleh para anggota yang terdaftar dalam klaster tersebut, khususnya pengusaha ekonomi kecil dan menengah. “Pinjaman yang diberikan kepada klaster berupa pinjaman kredit lunak. Para klaster ini banyak dibina kaum perempuan yang membuka usaha kecil menengah,” bilangnya.

Bicara tentang UKM yang dikelola perempuan, Indonesia berada di peringkat ketiga dalam pertumbuhan UKM yang dimiliki oleh wanita di negara-negara Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika, dengan tingkat pertumbuhan 8.1 persen. Sementara Vietnam menempati posisi teratas dengan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 42.5 persen, Sementara posisi kedua ditempati oleh negara tetangga kita, Malaysia yang mengalami pertumbuhan 9.7 persen.
Bahkan, sekitar 25-33 persen perusahaan swasta di dunia dimiliki atau dijalankan oleh seorang perempuan. Bank Dunia menilai perusahaan yang dimiliki oleh perempuan berkembang lebih cepat dibanding usaha yang dijalankan seorang pria.

Kembali ke Yenita, diri mengaku sangat kagum dengan kegigihan perempuan, khususnya perempuan di Sumatera Utara bersuku Batak. “Saya sangat kagum dengan wanita Batak karena kokoh, kuat dan mau banting tulang bagi keluarganya. Banyak perempuan Batak giat berdagang di pasar tradisional. Pagi-pagi buta sudah berjualan. Mereka tak kenal lelah demi menyekolahkan anaknya,” aku Yenita.

Yenita berpesan, agar kaum perempuan mampu mencari peluang usaha sehingga lebih kreatif. “Kaum ibu jangan hanya berdiam diri saja di rumah, tapi carilah peluang usaha untuk membantu perekonomian keluarga. Memang dalam menjalankan usaha butuh kesabaran. Tapi saya yakit wanita lebih kuat dan tabah menghadapi setiap persoalannya,” pungkasnya. (laila azizah)


YM

 
PLN Bottom Bar