Gila, 50 Geng Motor Berkeliaran

09:55, 08/02/2011

Geng Motor RNR diduga hanya salah satu geng pemuda bersepeda motor yang berpotensi bikin rusuh kalau tidak dibina.

Dari informasi yang dihimpun wartawan Sumut Pos, ada 25 club community bikers yang saat ini masih aktif menyelenggarakan pertemuan. Mereka adalah kumpulan pengendara sepeda motor yang mangkal di tempat n
tertentu di waktu-waktu tertentu. Kegiatannya umumnya bertukar informasi terkait sepeda motor, atau tentang hal-hal lain.

“Ya kumpul-kumpul saja, cerita-cerita dan duduk-duduk serta kegiatan yang sifatnya happy saja,” kata seorang bikers, kemarin.

Namun ada segelintir kelompok bikers yang akan bertindak anarkis, dengan catatan bila mereka diganggu. “Yah, tidak akan mengamuk dong jika tidak diganngu. Tapi jika diganggu, semua anggotang akan turun. Ibaratnya, seperti singa tidurlah jika dibangunin,” ujar sumber tersebut.

Tempat mangkal mereka antara lain di Jalan Ringroad Medan, Jalan Ngumban Surbakti, Jalan Jamin Ginting Padang Bulan, Jalan Gajah Mada, Jalan Putri Hijau Lapangan Merdeka, Jenderal Sudirman dan Jalan Pancing. “Banyak lah Bang lokasinya, kan tidak satu tempat saja,” pungkas sumber itu.

Sementara itu, dari catatan Bikers Mitra Polantas (BMP), diperkirakan ada 50 lebih anggota geng motor yang tergolong tidak resmi di Kota Medan.

“Jumlah itu (RNR) masih satu kelompok geng motor saja, belum lagi geng motor lainnya,” beber Ketua Bikers Mitra Polantas (BMP) Sumatera Utara Abeng, di Jalan SM Raja, Senin (7/1).

Menurut Abeng, kelompok geng motor yang sering beraksi di Medan diperkirakan ada lebih dari tiga nama lebih. Seperti Volvo, SL, RNR. Mereka semua ini terbentuk begitu saja, tidak terdaftar sebagai organisasi resmi di pemerintahan setempat. “Lain hal dengan BMP, kita sudah terdaftar di Dispora dan memiliki identitas. Program kita terarah dan tidak menyimpang. Di Sumatera Utara saja sudah ada 70 lebih kita bentuk di bawah naungan BMP. Ini contohnya,” kata Abeng sambil menunjukkan data kelompok sepeda motor di bawah naungan BMP.

Geng motor ’ilegal’ yang dimaksud, terbentuk di jalanan dengan tujuan melegalkan segala cara dalam hal melakukan tindakan. Mereka selalu berkonvoi, tanpa mengenakan kelengkapan berkendara dan membawa senjata tajam serta benda tumpul untuk dijadikan senjata.

“Saya sangat mengenal mereka karena data mereka semua ada di tangan kami. Anggotanya kebanyakan anak-anak remaja namun di belakang mereka ada beberapa orang mantan anggota OKP dan aparat disersi,” seru Abeng.
BMP sendiri pernah nyaris bentrok dengan beberapa geng motor di Lapangan Merdeka Februari 2010 lalu. Situasi itu merupakan puncak kemarahan BMP, karena selama ini mereka selalu menahan emosi atas aksi-aski geng motor yang merusak nama BMP. “Orang menganggap bawah BMP itu merupakan geng motor padahal tidak karena tugas-tugas kami membantu program Polantas,” serunya.

Untungnya kejadian itu tidak sampai melebar. BMP memutuskan mengadukan kasus geng motor itu ke Polresta Medan. “Berdasarkan data-data yang kami peroleh itu, kami mengadukan geng motor itu kepolisi,” kenangnya.
Abeng mengaku laporan pengaduan BMP tidak begitu direspon Polresta Medan sepele dengan kasus geng motor itu. Polisi menganggap mereka geng motor hanyalah kenakalan remaja biasa. Ternyata tidak. Geng motor ini terus berkembang dan pelakunya tidak sungkan-sungkan mengacungkan senjata tajam sambil berkonvoi untuk menakuti-nakuti masyarakat. “Saya kecewa dengan tindakan polisi, seharanya mereka tanggap dengan kasus yang sudah lama kami laporkan ini. Jangan sampai geng motor itu seperti di Bandung yang sudah profesional dan terlatih sehingga mereka tidak takut lagi memaki-maki penegak hukum,” bilang Abeng.

Dalam kesempatan sama, Penasihat BMP, Drs Nasrullah menyebut kelompok geng motor merupakan gerakan premanisme mengendarai sepeda motor. Alasanya, aksi yang dilakukan geng motor sama dengan premanisme. Menakuti-nakuti masyarakat dengan berbagai cara. “Saya meminta kepada kepolisian segara menuntaskan kasus ini, jangan sampai berlarut-larut karena saya khawatir geng motor bisa menghimpun kekuaran yang lebih besar lagi untuk mengacukan keamanan di Medan,” imbaunya. (mag-8/azw)

Anak Mami Anggota RNR
1.    Yosafat Simanjuntak  (  Ketua RNR )
2.    Andi Siahaan  (      Panglima Perang  ,  Mahasiswa UHN)
3.    Ahmad Yuda     (   Anggota  ,      Siswa SMA N 4 Medan)
4.    Muhammad Reza   (     Anggota    ,     Siswa SMA N 4)
5.    Indra Gunawan     (    Anggota  ,      Kampus Polezto)
6.    Boy          (      Anggota   ,     Siswa Kalam Kudus)
7.    Nimrod        (    Anggota    ,    Santo Thomas)
8.    R           (     Anggota   ,      Santo Thomas)
9.    Wilson    (        Anggota    ,     Santo Thomas)
10.    Oscar      (         Anggota)

Komunitas Sepeda Motor di Medan

  1. SL (Simpel Life)
  2. BBO (Bocah-Bocah Oppung)
  3. XTC dan Kanabis
  4. RNR (Rock N Roll)
  5. NKB (Nekat Kami Bang)
  6. Maya
  7. Mabes (Markas Besar)
  8. Cadar dan Nac Mar
  9. The Familyar
  10. Silent
  11. Jact dan Suku Tol-tol
  12. Brigest
  13. TIB (Tuhan itu Baik)
  14. GBU (Gembel Banyak Utang)
  15. Mangga
  16. M2 S (Macam-macam Sikat)
  17. Busido
  18. 234 SC
  19. X Cited
  20. Brendast
  21. OTB

YM

Comments (1)

  1. ucok says:

    cuma RnR,NKB,Mabes aja yang biang onar di kota medan ini yang lain tidak..

 
PLN Bottom Bar