Isak Tangis Sambut Mahasiswa Asal Sumut

11:19, 10/02/2011
Isak Tangis Sambut Mahasiswa Asal Sumut
PULANG KAMPUNG: Pelukan hangat menyambut mahasiswi asal Sumatera Utara yang kuliah di Kairo saat tiba di Bandara Polonia Medan, Rabu (9/2) malam.//ANDRI GINTING/SUMUT POS

MEDAN-Setidaknya 19 mahasiswa asal Sumatera Utara turun dari pesawat Lion Air di Bandara Polonia Medan tadi malam pukul 21.30 WIB. Mereka adalah mahasiswa yang dievakuasi dari mesir  yang dua hari sebelumnya ditampung di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.

Ke 19 Mahasiswa ini berasal dari Medan,Kisaran ,Tapanuli Selatan, Labuhan Batu, Tapak Tuan dan Acehn
Isak tangis keluarga menyabut kedatangan para akademis yang menuntut ilmu di Mesir di pintu terminal kedatangan domestik.

Mahasiswa Asal Sumut ini tergabung pemulangan WNI dari Mesir pada koleter 3 sebanyak 400 orang dari berbagai daerah di Indonesia, pemulangan dilakukan pada (7/2) melalui Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
“Karena krisis politik, kemanan diri sudah tergangu dan serta kebutahan pangan sudah sulit didapatkan. Kami pun meminta dipulangkan ke kampungan,” ujara Erwin Azhari (33), Ketua Pimpinan Rombangan Mahasiswa Sumut saat dikonfirmasi Sumut Pos.

“Saya sendiri saja terpisah dari istri dan serta kedua anak dikarenakan pemerintahan pemulangan dipusat pada anak-anak dan wanita. Alhandulillah sekarang kita bisa berkumpul dengan keadaan selamat di Indonesia,” ujarnya.
Mahasiswa S-2 Universitas Al-Azhar yang di Mesir tinggal di Ah-yasir itu mengatakan, seluruh mereka kemungkinan akan kembali lagi setalah kondisi di Mesir aman dan kondusif.

Erwin berharap, pemerintah mengakomodir kepulangan kembali mereka ke Mesir, seperti instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Soal perkuliahan, Erwin belum mendapat informasi kapan akan diaktifkan kembali. “Sampai ini belum ada pemberian tahu dari pihak Universitas Al-Azhar di Mesir,” ungkapnya.

Sementara Nur Mayulita (22) yang juga kuliah di Al-Azhar menyatakan rasa terima kasihnya kepada pemerintahan yang memulangkan mereka ke tanah air. “Terimakasih karena pemerintah peduli terhadap WNI di Mesir,” tandasnya.
Nur juga berharap pemerintah kembali memfasilitasi kepulangan mereka ke Mesir, bila keadaan di negara pyramid itu sudah memungkinkan.

“Saya meminta pemerintahan akan mengembalikan kami ke Mesir untuk melajuti kuliah. Saya sangat mengharapkannya karenakan sudah semester terakhir. Sekarang lagi menyusun skripsi untuk S1 saya di Al-Azhar,” ungkapnya.

Sementara itu, Kantor Imigrasi Kelas I A Medan, siap memberikan bantuan pengurusan passport gratis bagi mahasiswa asal Medan dan Sumatera Utara yang identitas diri asal negera yang hilang di Mesir.
“Bagi mahasiswa asal Medan, yang menuntut ilmu di Mesir yang kehilangan dokumen-dokumen pentingnya, berupa passport, kita siap memberikan bantuan, untuk pengurusan passport tersebut secara gratis,’’ beber Kepala Bagian Umum Kantor Imigrasi Kelas I A Medan, Chairil Luthfi.

Chairil juga menyarankan mahasiswa atau keluarga yang berada di Mesir yang kehilangan dokumen, untuk mendatangi kantor Imigrasi Medan. “Agar kita bisa memberikan bantuan, untuk melakukan pengurusan,’’ tegas Luthfi lagi.

Sampai kemarin, belum ada mahasiswa atau keluarganya yang melaporkan kehilangan passport atau surat-surat keimigrasian lainnya.

“Mungkin karena kondisi keamanan di Mesir yang belum kondusif. Namun kita berkeyakinan akan ada lagi evakuasi tahap-tahap berikutnya, sehingga membuat surat-surat keimigrasian tertinggal atau hilang,’’ bebernya.
Sementara itu, 32 mahasiswa Aceh juga tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda Blangbintang Aceh Besar. Kepulangan 32 mahasiswa itu merupakan bagian gelombang ketiga. Masih ada 42 mahasiswa, tetapi 10 lainnya, sudah dijemput keluarga di Jakarta.

“Dari jumlah kepulangan ini, sisa di Jakarta sebanyak 50 orang mahasiswa dan yang masih di Mesir, sebanyak 220 mahasiswa Aceh,” kata Fachrurazi, Ketua gelombang ketiga kepulangan mahasiswa Aceh dari Mesir.
Menurutnya, rata-rata mahasiswa kepulangan gelombang ketiga ini, merupakan mahasiswa beasiswa dari Komisi Beasiswa Aceh (KBA), sedangkan sisanya adalah biaya sendiri. Tak hanya itu, ujarnya, dari beberapa mahasiswa yang pulang ini, ada yang wisuda atau selesai 4 bulan lagi. Namun, kondisi yang tidak memungkinkan bertahan di negara itu, membuat mahasiswa ikut dievakuasi ke negara asal. (mag-7/rud/ian/jpnn)


YM

 
PLN Bottom Bar