Kejadian Langka Sambut Kloter I

08:52, 24/10/2009

Kota Mekkah Diselimuti Awan Debu

MEDAN-Angin kencang berdebu dan hujan deras menyambut 452 calon jamaah haji (calhaj) asal Labuhan Batu, di Kota Suci Mekkah. Calhaj yang tergabung dalam kloter I Embarkasi Medan diberangkatkan dari Bandara Polonia Medan, Jumat (23/10) pukul 16.50 WIB.

Pemandangan ini terlihat saat wartawan meliput persiapan penyelenggaraan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi, Kamis (22/10) pukul 16.00 waktu setempat. Gumpalan awan hitam dan cokelat yang membawa butiran debu dan air tampak di atas langit kota Mekkah. “Ini jarang-jarang terjadi di sini. Subhanallah, mungkin ini membawa berkah,” ungkap Awaluddin, seorang supir di Misi Haji Republik Indonesia.
Tak pelak lagi, sejumlah wartawan pun langsung jeprat-jepret kamera untuk mengabadikan suasana di Kota Mekkah. Tidak hanya itu, sejumlah warga kota itu juga mengabadikan turunnya hujan yang dianggap membawa berkah.

Kloter I asal Sumut kemarin dilepas Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin di Asrama Haji dan Bandara Polonia Medan didampingi Ketua Komisi VIII DPR RI, Hasrul Azwar, anggota DPD RI Rahmad Shah, Parlindungan Purba, Ketua MUI Sumut, Abdulahsyah, wakil Bupati Labuhan Batu, Sudarwanto, Pj Wali Kota Medan, Rahudman.

Kloter I bertolak ke tanah suci dengan pesawat Boeing 747-300n
 menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah. Sebelum berangkat, Syamsul meminta kepada para calhaj agar memperhatikan kesehatan agar bisa menjalankan ibadah tenang dan tidak kelelahan. Apalagi saat ini di Mekkah cuaca sedang tak bersahabat. “Gunakan waktu sebaik-baiknya, jangan mengerjakan ibadah sunnah sementara saat mengerjakan ibadah wajib nantinya kelelahan,”kata Syamsul.

Syamsul mengaku, bangga menyaksikan ketulusan jamaah dengan penuh kesadaran, keikhlasan menjalankan perintah agama. Diharapkannya jamaah terus meningkatkan kualitas iman dan taqwa, sehingga sekembali dari melaksanakan ibadah haji bisa membantu masyarakat sekitar, untuk menciptakan masyarakat yang religius, aman, damai, harmonis dan sejahtera.

“Menjadi tamu di Tanah Suci  merupakan karunia besar yang patut disyukuri. Karena pada kenyataannya banyak saudara-saudara kita yang berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji belum mendapat kesempatan,” katanya. Selain itu Sementara tiga orang calhaj Labuhan Batu tidak jadi berangkat karena sakit sebelum masuk asrama yakni Sahayam Bt Rahaman Ritonga (72) dan dua orang lagi Nurdin Siregar (66) serta Rohibah (65).

Sementara itu, ketiadaan jam bertamu membuat sejumlah calon jamaah haji asal Labuhan Batu mengeluh. Pasalnya, keluarga yang ingin bertamu tidak lagi dibolehkan masuk oleh panitia dengan alasan bisa menganggu waktu istirahat pada calhaj. “Sedih rasanya mau berangkat ke Tanah Suci, tapi anak saya yang tinggal di Medan tak bisa bertemu sama saya. Padahal, kami berangkat dari Rantau Prapat langsung masuk ke asrama,” kata Abdullah Delimunte, calhaj manifest 4 kepada wartawan koran ini, kemarin.

Menurutnya, pihak panitia pemberangkatan harus mengerti dengan situasi khususnya calhaj asal luar kota, karena keluarga yang ada di Medan tidak bisa bertemu. Bagi Abdullah maupun calhaj lainnya situasi ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelum. Katanya saat ia berangkat  ke Tanah Suci tahun 2005, anak dan keluarganya masih bisa bertamu dan berbincang-bincang dengan leluasa di lapangan asrama.

Hal senada juga dikatakan Diah, calhaj asal Rantau Prapat. Wanita yang sudah berangkat tiga kali berangkat ke Tanah Suci itu tidak bisa leluasa bertemu anak dan cucunya. “Bagaimana lagi mau bertemu kami harus keluar pagar, bahkan pada paginya saya hanya berbincang di balik pagar saja. Setelah siang baru bisa keluar  dan bertemu dengan anak dan cucu saya. Ya tentu saja kami berdiri, mau duduk tak ada bangku namanya di depan pagar. Karena saya tak kuat berdiri hanya lima menit saya bertemu dengan mereka,”tuturnya.

Karena ditiadakan jam bertamu, sejumlah tamu calhaj malah mengelar tikar di median jalan sambil menunggu calhaj yang keluar untuk menemui mereka. Bahkan tak jarang mereka menikmati makanan bawaan di atas tikar yang digelar.
Fasilitas yang disediakan panitia seperti kamar asrama khususnya kaum lelaki juga kotor. Terlihat beberapa sampah di gang atau lorong asrama seperti tisu dan puntung rokok yang berserakan. Sedangkan petugas kebersihan hanya datang pada pagi hari saja. “Ya namanya bapak-bapak, kadang puntung rokok dibuang begitu saja dan kurang memperhatikan kebersihan. Berbeda dengan calhaj perempuan,” ujarnya Syarif, calhaj dari Rantau Prapat.

Di Bandara Polonia Medan dan Asrama Haji sebanyak 20 petugas Imigrasi siap memeriksa jamaah. Kepala Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Polonia Medan, Dadang Gunawan mengatakan, pemeriksaan kelengkapan administrasi dilakukan langsung di Asrama Haji Medan oleh petugas Imigrasi guna di lakukan input data calhaj.

“Kalau ditemukan adanya salah seorang calhaj yang masih dalam sanksi cekal akan dikoordinasikan dengan Depag agar dapat menjamin calhaj tersebut,” tegasnya. 
Kepala Dinas (Kadin) Keamanan Bandara Polonia, Ricard Mail mengatakan, pelaksanaan boarding pas calhaj masih berjalan aman dan lancar. “Kita diberikan toleransi waktu boarding pas selama 25 menit, namun dapat dilaksanakan 20 menit setelah selesai boarding. Kita mengaharapkan hal ini terus berkelanjutan hingga selesai 18 kloter nanti,” ujarnya.

Dari Mekkah dilaporkan, sekitar 836 orang Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah dikirimkan. Mereka disebar di tiga wilayah Arab Saudi untuk melayani dan memantau para jemaah haji Indonesia. Secera bertahap, 836 PPIH Arab Saudi ini dikirimkan sejak tanggal 18-21 Oktober kemarin. Para PPIH terdiri dari karyawan Departemen Agama, Depertemen Kesehatan, dokter, perawat, supir, tukang masak, anggota TNI dan Polri, termasuk wartawan.
Pantauan wartawan semua petugas dibagi wilayah tugasnya di tiga Daerah Kerja (Dakker), yaitu Jeddah, Madinah dan Mekkah.

Setelah itu mereka akan disebarkan di sejumlah sektor kerja, seperti bagian transportasi, katering dan pemondokan. Saat ini sejumlah PPIH, khususnya yang berada di Mekkah tengah menyiapkan sejumlah markas atau posko, termasuk terus melakukan koordinasi dengan pihak setempat.

Jamaah calon haji yang pertama menginjakkan kaki di Arab Saudi adalah Kloter 1 Embarkasi Jakarta. Jamaah yang berjumlah sekitar 455 orang itu langsung dikirim ke masing-masing maktabnya di kota tersebut. Para jamaah tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi, Jumat (23/10) sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Mereka tiba dan langsung diterima oleh Kuasa Usaha Ad Interim Duta Besar Arab Saudi Riyadh Sukanto, Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Cepi Supriatna, dan para pimpinan Muassasah Adilla atau para penguruh jemaah haji di Madinah. Setelah itu mereka dikirim dengan sejumlah bus yang telah disediakan untuk diantar ke maktabnya masing-masing.
Sedangkan, jamaah asal Solo dan Sumut pun dijadwalkan tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah hari ini (tadi malam WIB).

Wajib Difoto dan Sidik Jari

Otoritas Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi memberlakukan aturan baru bagi jamaah calon jamaah haji yang akan beribadah di Masjidil Haram. Aturan itu adalah, bagi jamaah laki-laki harus terlebih dahulu difoto dan diambil sidik jarinya.
Aturan baru ini akan dilakukan oleh para petugas keimigrasian atau Jawazat (paspor) di Bandara King Abdul Aziz. Sementara, aturan ini tidak diberlakukan bagi jamaah perempuan.

“Konsekuensi dari ketentuan tersebut adalah bertambahnya waktu menunggu bagi jamaah, yang biasanya memakan waktu dua jam, kini bisa lebih dari itu,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, Cepi Supriatna, kepada wartawan,  kemarin.
Menurut Cepi, akibat waktu yang semakin lama di bandara tentunya juga akan mempengaruhi penempatan jamaah di pemondokan. “Namun kita tidak bisa mengelakkan hal itu, karena itu merupakan otoritas bandara,” jelasnya.
Cepi menjelaskan, antisipasi yang bisa dilakukan adalah ketika para jamaah menunggu proses pengambilan foto dan sidik jari, para jamaah diberi makan dan makanan ringan.

Selain adanya kebijakan baru dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi, tapi ada kabar yang menggembirakan di mana bagasi dan barang jamaah yang diperiksa secara manual, kini menggunakan sinar infra merah (X-ray). “Sehingga akan mengurangi waktu pemeriksaan bagasi. Kita lihat saja nanti, apakah kesepakatan ini akan dijalankan atau tidak,” imbuhnya.(mag-10/ila/net/jpnn)


YM

 
PLN Bottom Bar