Keripik Salak, Oleh-oleh Khas Batak
10:12, 31/10/2010Bagi Anda pencinta makanan yang berbahan dasar buah salak, tak salah kiranya menyempatkan diri berkunjung ke Rumah Salak Agrina di Jalan Karya Wisata Depan Komplek Johor Indah Permai Medan Johor, tepatnya di persimpangan Jalan Eka Rasmi. Di sini Anda akan menjumpai berbagai olahan makanan mulai dari jenis keripik, dodol, sirup, sampai minuman ringan berbahan dasar salak, selain enak tentu juga bergizi tinggi.
Semua jenis makanan dan minuman ini berbahan dasar salak asli Sidempuan Tapanuli Selatan yang sudah terkenal rasa dan khasiatnya.
Zulham Effendi Siregar, Manajer Marketing Rumah Salak Agrina mengatakan produk olahan salak ini selain rasanya enak dan cocok untuk dijadikan oleh-oleh bagi keluarga, atau sanak saudara. ”Kemasannya kita desain modern dengan menggunakan botol sampai kotak yang mudah dibawa, juga bercirikan kedaerahan khas Batak, jadi cocok buat oleh-oleh,” katanya.
Produk olahan salak ini banyak macam ragamnya dari mulai sirup, dodol, keripik, kurma salak, agar-agar salak, minuman berenergi, sampai yang terbilang unik adalah madu salak.
“Semua hasil olahan salak ini diekstrak secara alamiah dari sari buah salak yang berkualitas, rasanya manis namun tidak buat bosaan di lidah, jadi tergolong herbal,” tambahnya lagi.
Untuk khasiat, Zulham menuturkan banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan bagi kesehatan karena kandungan kalsium, tanin, saponin dan flavonoida di dalamnya. “Khasiatnya diantaranya bisa menurunkan kolesterol, menurunkan kadar gula darah, mempertahankan kelembaban kulit dan meningkatkan daya tahan tubuh, serta bisa mengobati diare,” paparnya.
Zulham menambahkan, makanan dan minuman olahan salak ini diproduksi oleh koperasi Agrina sejak tahun 2007 merupakan satu-satunya produk olahan salak terbesar di Indonesia. Tak hanya itu produk olahan ini telah mendapat penghargaan dari berbagai instansi pemerintahan dan swasta di tingkat lokal dan nasional. “Diantaranya kita Juara I Gugus Kendali Mutu 2009 tingkat provinsi dan Juara I kompetensi ekonomi berbasis kerakyatan 2009 dari Menperindag,” tambah Zulham.
Meski banyak sudah mengenal buahnya, namun macam ragam olahan nya belum banyak yang mengenal. Untuk itu Zulham menjelaskan, untuk harga jual harus disesuaikan dengan harga daya beli yang cocok bagi konsumen. Dan butuh strategi promosi yang jitu juga untuk mengenalkan produk ini. “Kalau harga paling rendah kita patok Rp12.500, untuk kurma salak dan tertinggi Rp30.000,- untuk sirupnya. Untuk pasar selama dua tahun kedepan kita akan jor-joran melakukan promo,” pungkasnya.(mag-2)