Meneg BUMN Tegaskan RI Pengalaman Urus Inalum

10:56, 06/11/2010

JAKARTA–Menteri BUMN, Mustafa Abubakar mengungkapkan alasan mengapa pemerintah berani mengambil alih 100 persen saham PT Indonesia Asahan Alu minium (Inalum). Dikatakan, pemerintah sudah mempunyai pengalaman panjang mengurus Inalun sehingga kerjasama dengan perusahaan asal Jepang, Nippon Asahan Aluminium (NAA), tidak diperlukan lagi.

‘’Saya rasa di Inalun kita sudah mempunyai pengalaman yang panjang selama hampir 30 tahun. Saya lihat manajemennya Inalun cukup aktif dari putra-putri Indonesia. Saya pernah berbicang-bincang dengan manajemen Inalun, mereka berharap pengelola Inalun diteruskan oleh kita sendiri. Mereka sangat yakin dan siap meneruskannya,” ucap Mustafa kepada wartawan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (5/11).

Keinginan pemerintah untuk tidak memperpanjang kerjasama dengan pihak NAA dalam mengurusi Inalun, sebut Mustafa, tidak akan mengurangi semangat kerjasama dengan Jepang. Dijelaskan, Indonesia memiliki banyak kerjasama dengan Jepang pada proyek lain selain Inalun. ‘’Saya kira Jepang tentu menginginkan kerjasama di Inalum tetap berlanjut. Tapi bagi kita tidak demikian. Jadi apakah kerjasama ini lanjut atau sebaliknya, kita tunggu saja Kepres, ”ujar Mustafa.

Ketika ditanya kapan negosiasi yang sempat tertunda akan dilakukan, Mustafa menyebutkan masih menunggu Kepres. Mustafa belum bisa memastikan kapan jadwal negosiasi perdana Inalun. “Saya belum tahu kapan,” ungkapnya.
Seperti diketahui, kontrak perusahaan Jepang di Inalun akan berakhir pada tahun 2013. Kerjasama Indonesia dengan Jepang mengurusi Inalun akan genap 30 tahun di 2013 mendatang. Saat ini  Indonesia hanya menguasai sebesar 41,13 persen saham di perusahaan itu, sisanya sebesar 58,87% dikuasai NAA. Sebelumnya diberitakan, NAA masih ngotot untuk terus menguasai saham mayoritas PT Inalum.

NAA beranggapan, keputusan pemerintah RI untuk mengambil alih 100 persen saham perusahaan, belumlah final alias masih bisa dinegosiasikan lagi.  atau tidak, itu ada prosesnya sendiri,” ujarnya. (sam/jpnn)


YM

 
PLN Bottom Bar