Kami Kelaparan…

11:06, 08/01/2011

Bantuan tak Tersalur, Warga Jarah Sembako

MEDAN- Kesulitan pangan dan penyakit mulai menjadi masalah pasca banjir besar di sebagian wilayah Medan Kamis (6/1) lalu. Kemarin (7/1), Ratusan warga Kelurahan Sei Mati berbondong-bondong mendatangi kantor kelurahan untuk meminta bantuan pangan yang belum disalurkan. Dengan atribut poster seadanya warga mengecam dan menuding lurah tidak merata menyalurkan bantuan sembako.

Warga yang belum mendapatkan bantuan umumnya bermukim di Gang Bidan Bawah dan Gang Merdeka ujung Kelurahan Sei Mati Medan Maimun. Mereka mengatasnamakan sekitar 500 kepala keluarga.

Pantauan wartawan koran ini, suasana di depan kantor kelurahan terlihat ricuh. Warga memaksa masuk untuk mengambil paksa sembako yang ditimbun di Kantor Keluran. Warga yang emosi langsung membawa sembako yang ditimbun di kantor Kelurahan.

“Kami minta beras, jangan roti. Cepat dibagikan warga sudah kelaparan. Kami pun sudah 2 hari tidak tidur. Jangan ditahan bantuan tersebut, “ kata Yusi, seorang warga.

Menurut Warga, seharusnya yang dibagikan kepada mereka adalah beras jangan roti kering. Dan pembagiannya harus dengan cepat jangann
mengulur-ngulur waktu. Warga juga mengecam lambatnya pemerintahan Kota Medan memberikan bantuan.

“Kami di sini melakukan aksi sebagai wujud memprotes lurah yang lambat dan tidak meratanya pembagian bantuan yang berupa sembako. Kami di sini meminta hak-hak kami yang diberikan dermawan,” ujar Wati Taing Harahap, warga Gang Bidan Bawah.

Sementara Masdalita menuding lurah menimbun sembako. “Di kantor terdapat sembako berupa mie instan, beras dan lain-lainnya. Maunya dibagikan biar warga bisa memasak di rumah. Kompor kami ada, jadi kami tidak harus kembali lagi ke dapur umum yang masaknya asal jadi,” katanya kesal.

Setelah mengambil paksa sembako bantuan dari kantor Kelurahan warga membubarkan diri. Warga hanya mendapatkan bantuan dari donutor saja yang dan berepa posko bantuan seperti posko Bersama RAPI Medan dan KNPI Medan yang dibuka sepanjang jalan Brigjen katamso.

Rendra, kordinator posko mengaku tidak tahu menahu terkait tudingan penimbunan tersebut. “Kami di sini membuka posko untuk membantu warga korban banjir di kelurahan Sei Mati. Kami menyalurkan sumbangan dari para donatur untuk warga korban banjir,” ujarnya.

Lurah Sei Mati, Ahmaddin Harahap membantah pihaknya melakukan penimbunan bantuan. “Kami kekurang orang untuk membagikan bantuan yang diberikan donatur. Kami juga membuka dapur umum. Kalau bantuan dari Pemerintahan Kota Medan, kami belum menerima,” jelas Ahmaddin.
———
Sementara itu, Camat Medan Maimon Said Reza yang ditemui di lokasi menyatakan, semua warganya yang menjadi korban telah kembali ke rumah. “Dan sampai saat ini tidak ada korban jiwa,” tegasnya.

Lurah Kampung Aur Yunasri Nasution kepada Sumut Pos mengatakan, pasca terjadinya banjir tersebut, tercatat sebanyak 130 warga yang sakit. Sakitnya sendiri beranekaragam, dari flu, demam, gatal-gatal dan ada juga yang luka ringan.

“Kemarin ada Wak Tancip yang berusia 60 tahun pingsan, itu juga karena terkejut karena banjir. Kalau secara keseluruhan, ada 130 warga yang sakit dan semuanya sudah tertangani,” katanya.


Sementara itu, data yang diperoleh Pemko Medan menyatakan, ada 14 Kecamatan yang terendam banjir. Ke 14 kecamatan tersebut antara lain, Kecamatan Medan Petisah, Tuntungan, Belawan, Sunggal, Maimon, Barat, Selayang, Polonia, Baru, Helvetia, Johor, Marelan, Deli dan Labuhan (data lengkap lihat grafis).

Terkait penanganan para korban banjir, Wali Kota Medan Rahudman Harahap saat ditemui di ruang kerjanya lantai II Balai Kota Medan mengatakan, langkah-langkah yang diambil Pemko Medan adalah mendata secara detil. Setelah itu diberikan bantuan bersumber dari berbagai pihak salah satu diantaranya dari Perum Bulog yang bersedia memberi bantuan 4 ton beras.

“Dari kunjungan saya, di Medan Utara genangan masih tinggi. Masyarakat pun meminta adanya pompa air guna mengurangi genangan. Untuk itu, kita akan coba merealisasikannya. Pemko juga mendapat bantuan dari semua pihak,” katanya.

Terkait penanganan kesehatan, Rahudman menginstruksikan kepada para camat, lurah untuk melakukan koordinasi dengan puskesmas-puskesmas yang ada, serta pula dengan Dinas Kesehatan Kota Medan.

Dalam rencana penanggulangan jangka panjang, Wali Kota Medan Rahudman Harahap menegaskan, akan melakukan pengerukan terhadap Sungai Deli dan Babura dan juga akan melakukan perbaikan bendungan yang ada di Belawan.

“Kita akan rapat dengan Balai Sungai, Dinas Pengairan Sumut serta pihak-pihak terkait untuk merealisasikan rencana kita, agar masalah banjir ini bisa teratasi dan tidak terulang lagi,” terangnya.

Rahudman juga menyatakan, telah memberi intsruksi kepada para camat untuk melakukan pendataan terhadap warga yang berada di sepanjang Daerah Lairan Sungai (DAS) guna nantinya bisa direlokasi ke wilayah lain, agar tidak terus-terusan menjadi korban banjir.

Terkait jumlah kerugian, sampai sekarang belum ada data yang riil karena Pemko Medan masih terus melakukan pegecekan dan pendataan.

Tewas Kesetrum saat Bersihkan Rumah
Selain sakit dan kekurangan pangan, masalah lain menghinggapi korban banjir. Tidak hati-hati saat memperbaiki sarang lampu di kamarnya, Taufik (16) Warga Jalan S Parman, Gang Pasir, Linkungan IX, Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru tewas tersengat listrik, sekitar pukul 09.00 WIB, kemarin.

Keterangan yang dihimpun dilokasi, Taufik yang masih duduk di kelas II SMU Raksana Medan sedang membersihkan kamarnya. Namun, karena cuaca masih mendung dan suasana kamar masih dalam keadaan gelap, Taufik yang minggu depan akan merayakan ulang tahunnya ke 17 berupaya menghidupkan lampu.

Karena arus listrik yang terendam banjir tidak hidup, Taufik memperbaiki sarang lampunya. Saying, ia tidak menyadari tubuhnya yang masih basah usai membersihkan sisa banjir di rumahnya, langsung memegang sarang lampu yang langsung menyengatnya.

Taufik sempat menjerit memanggil makcinya, Dewi yang sedang mencuci piring. “Aku dengar dia memangil aku, makci tolong. Kemudian suara seperti benda keras jatuh. Kulihat dia sudah tergeletak kau, “ ujar Dewi yang terus menangis sambil memeluk tas milik Taufik.

Pemuda itu sempat dilarikan IGD (Instalasi Gawat Darurat) RS Herna. Namun nyawanya tidak dapat tertolong lagi. “Taufik anak baik, dia tinggal bersama kami dan orang tuanya bekerja di Malaysia. Minggu depan dia akan berulang tahun,” ucap Dewi yang terus menangis.

Rencananya, Taufik akan dikebumikan, Sabtu (8/1) di TPU Jalan S Parman, menunggu ibu kandungnya Yanti (38) yang bekerja sebagai TKI di Malaysia.
Sedangkan di Medan Labuhan, warga di Kelurahan Nelayan Indah dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat berjenis kelamin perempuan yang tidak dikenal (Mrs X). Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan dalam keadaan mengapung di Muara Sungai Pegatal Percut Sei Tuan.

Mayat berjenis kelamin perempuan tersebut diperkirakan berumur sekitar 55 tahun dengan bagian wajah sudah hancur, dan memakai baju daster bercorak batik dengan kondisi perut sudah mengelembung. Diperkirakan mayat tersebut telah membusuk selama empat hari.Seorang warga, Anto (43) mengatakan bahwa penemuan mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh salah seorang nelayan. “Informasinya langsung disebar kepada warga lainnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Anto menambahkan setelah mengetahui ada mayat, warga pun langsung melaporkannya ke pihak kepolisian Polsek Labuhan dan langsung menarik mayat tersebut ke TPI dan membawanya ke rumah sakit Pirngadi Medan.(mag-9/ari/mag-1/mag-11/mag-7)


YM

 
PLN Bottom Bar