Titipkan Surat Buat Wartawan, Devina Menghilang

10:27, 09/01/2011

JAKARTA-Devina, warga Raffles Hills, Cibubur Depok sudah meninggalkan kediamannya sejak 6 Januari. Dialah yang menuliskan suara pembaca di salah satu koran harian nasional 2 Januari 2011 yang isinya kesaksian melihat seorang yang mirip Gayus berangkat ke Singapura dalam satu penerbangan dengannya pada 30 September 2010. Devina menaiki penerbangan QZ 7780 dengan keberangkatan pukul 11.20 WIB dari Jakarta.

Ketika Rakyat Merdeka Online (grup Sumut Pos) menghampiri kediaman Devina, beberapa petugas keamanan kompleks dimana ia tinggal mengatakan, si empunya rumah sudah meninggalkan kediamannya sejak 6 Januari.

“Sehari setelah suara pembaca sudah ada wartawan yang datang dan masih sempat ketemu. Tapi sejak 6 Januari Devina sudah tidak di situ,” jelas petugas keamanan, Basuki Achyar, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (8/1).
Rumah milik Devina, berada di Blok E2 nomor 14 yang sedang direnovasi. Karena renovasi itu, sejak enam bulan terakhir, Devina tinggal di rumah kontrakan tak jauh dari rumah pertama, di Blok E2 no 30.
Dari pantauan, rumah Devina  berlantai dua, dengan kombinasi warna kuning dan cokelat, memiliki garasi dan di lantai dua ada jendela terbuka.

“Jendela itu memang biasa terbuka,” kata Basuki ketika ditanya kemungkinan ada orang.
Menurut Basuki, Devina adalah ibu rumah tangga berumur sekitar 40-an, memiliki tiga orang buah hati dari satu suami.

Kepada Yth, Ibu dan Bapak wartawan

Dengan hormat, sebelumnya saya mohon maaf karena tidak bisa bertemu langsung dengan Ibu dan Bapak sekalian. Melalui surat ini saya beritahukan bahwa tidak ada informasi apa-apa lagi yang bisa saya sampaikan ke Ibu dan Bapak sekalian.

Semua informasi yang saya miliki terkait dengan surat saya yang dimuat di harian Kompas pada 2 Januari 2011 sudah tertuang seluruhnya di dalam surat pembaca tersebut. Untuk itu saya mohon kepada Ibu dan Bapak sekalian untuk tidak lagi mendatangi saya baik di rumah atau dimanapun dengan maksud untuk wawancara atau meminta informasi atau konfirmasi dan sebagainya terkait surat pembaca tersebut

Saya mohonkan pengertian Ibu dan Bapak sekalian, pada saat peliputan dan penyiaran berita-berita yang terkait surat pembaca tersebut untuk juga mempertimbangkan keselamatan, kenyamanan saya dan keluarga saya.

Demikian pemberitahuan saya ini. Sekali lagi saya mohon maaf dan terimakasih atas pengartian Bapak dan Ibu sekalian.

Wassalam, Devina.

Devina pun meninggalkan surat kepada petugas keamanan di rumahnya sebelum meninggalkan Raffles Hills. “Saya tidak tahu pindah kemana, tapi dia meninggalkan surat untuk wartawan,” ucap rekan Basuki, Salim M.
Mungkin karena risih menjadi bahan pemberitaan dan dicari oleh wartawan terus menerus, maka Devina pada 6 Januari meninggalkan kediamannya. Sebelum minggat, ia sempat menitipkan surat untuk wartawan di pos keamanan kompleks.

Tidak banyak yang diketahui Basuki Achyar petugas keamanan Raffles Hills, Cibubur Depok, tentang sosok Devina, orang yang pertama kali mengemukakan Gayus Tambunan ke Singapura pada 30 September lalu.
“Saya tidak tahu persis apa pekerjaan Bu Devina, mungkin punya usaha,” kata Basuki.
Selain itu, Basuki juga tidak pernah melihat Devina berolahraga di pagi hari di sekitar kompleks. “Tidak pernah saya lihat Bu Devina berolahraga pagi,” akunya.

Kebiasaan Devina, ibu rumah tangga yang memiliki rambut seleher dan berkulit putih bersih ini, yang diketahui Basuki adalah setiap pagi mengantarkan anak-anaknya ke sekolah.
Namun, Basuki memastikan suami Devina, Budiman, sangat ramah kepada penjaga keamanan di kompleks perumahan tempat Devina berdomisili.

Ada Pihak yang Ngatur

Satgas pemberantasan mafia hukum menduga Gayus Tambunan tidak hanya pergi ke Singapura, Macau, dan Kuala Lumpur. Diduga Gayus bepergian ke tempat dan negara lain. Dugaan ini didasari frekeunsi Gayus keluar penjara yang hingga 68 kali.

“Kemungkinan itu ada selama rentang waktu 68 hari,” kata anggota Satgas, Mas Achmad Santosa di Jakarta, Sabtu (8/1).

Untuk mengungkap agar bisa terbuka, penegak hukum disarankan membentuk tim guna membuat kerja lebih efektif. Hal ini penting untuk memenuhi banyak pertanyaan publik.

“Untuk lebih kuat dan ada check and balance di antara penegak hukum, maka pembentukan tim gabungan akan lebih baik untuk memeriksa tuntas motivasi dibalik kepergian ini dan kemungkinan ada pihak-pihak lain di balik layar kepergian Gayus,” terangnya.

Untuk itu, dia menyarankan, tim terdiri dari berbagai unsur. Termasuk pelibatan intelijen agar didapatkan hasil yang lebih maksimal.

“Tim gabungan bisa diambil dari polisi, KPK, Kejaksaan, Kemenkum HAM, PPATK, dan BIN,” imbuhnya.
Terkait kasus Gayus ini, pria yang akrab disapa Ota ini juga menjamin pihaknya tidak akan melampau wewenang yang dimiliki penegak hukum.

“Satgas akan terus berkoordinasi dan memantau penanganan kasus ini dengan intensif tanpa harus menjankan fungsi secara duplikatif dengan penegak hukum lainnya,” katanya.

“Gayus ini luar biasa. Dia memegang informasi kunci yang membuat dia punya bekingan besar. Ini yang membuat dia seperti itu,” sambung Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi UGM, Zainal Arifin Mochtar di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/1).

Pria yang akrab disapa Ucheng ini mengatakan, untuk dapat menghentikan pergerakan Gayus, maka yang perlu dilakukan adalah mengorek sedalam-dalamnya informasi yang diberikan leh terdakwa kasus mafia pajak dan mafia hukum ini.

“Semua yang nakal, mulai dari jaksa, polisi dan pegawai pajak itu kan dipegang Gayus. Kalau tidak segera diusut informasi dari dia, maka kasusnya tidak akan selesai,” terangnya. (ald/rm/net/jpnn)


YM

 
PLN Bottom Bar