Cuaca Buruk, Kapal Dilarang Berlayar

11:30, 17/01/2011
Cuaca Buruk, Kapal Dilarang Berlayar
BANJIR: Jalan yang menghubungkan Kabupatan Maros dan Kota Makassar tepatnya di Kecamatan Moncongloe terputus, Minggu (16/1). Warga kesulitan untuk melewati jalur tersebut. Beberapa hari ke depan BMKG Wilayah I Sumut memprediksi, di Kota Medan berpeluang terjadi banjir dan angin kencang.//TAWAKKAL/FAJAR/JPNN

BMKG Sumut:  Medan Belum Aman Banjir

DUMAI- Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) melaporkan kondisi  cuaca buruk di perairan timur ke pulauan Riau, kondisinya gelombang setinggi empat sampai enam meter. Akibatnya, Administrator  Pelabuhan (Adpel) Klas I Dumai mengambil kebijakan menunda keberangkatan kapal-kapalnya.

Berdasarkan laporan BMG, cuaca buruk itu berupa gelombang tinggi nyaris terjadi di seluruh perairan Indonesia, khususnya di laut lepas dan Indonesia Bagian Timur. Menyikapi ini, Adpel menunda keberangkatan kapal-kapal seperti boatbeserta tongkang untuk berlayar tujuan seperti Kalimantan, Jakarta dan pelabuhan lainnya yang berada di seluruh Pulau Jawa.

“Ini hanya berlaku untuk sementara waktu mengingat cuaca buruk di wilayah tersebut,’ ucap Pelaksana Harian Adpel Dumai Viktor Subroto MM MMar melalui petugas syahbandar MF Julian, Minggu (15/1).
Hingga kini, ketinggian gelombang di wilayah tersebut relatif tinggi berkisar dari empat sampai enam meter. “Kondisi ini tidak aman bagi pelayaran terutama kapal-kapal kecil,”katanya.

Sementara itu gelombang tinggi juga melanda kawasan Riau bagian pesisir mulai dari Selat Panjang, Tanjung Balai Karimun, Batam, Tanjung Pinang, Dabo Singkep dan Natuna. Prakiraan tingginya gelombang berkisar dari dua hingga tiga meter.

Meski relatif tinggi namun tidak membuat pelayaran domestik dan luar negeri yang diberangkatkan dari Dumai terhenti, pelayaran dengan menggunakan kapal cepat ferri ekspres ke perairan timur Kepulauan Riau tetap berlangsung normal.  Lebih lanjut, dia menyebutkan pihaknya telah menyampaikan surat edaran Nomor UK.12/16/Ad.DMI/2011 tertanggal 12 Januari. Ditegaskan, perusahaan pelayaran dan operator kapal agar tidak memaksakan diri untuk berlayar dalam kondisi cuaca bu-ruk, dan segera mencari perlindung-an ke tempat yang aman.

Sementara di Kota Medan cuaca-nya mengalami pancaroba, bukan berarti Medan sudah terhindar dari bahaya banjir. Malah banjir yang akan terjadi, memiliki peluang diikuti angin puting beliung.  Prediksi tersebut diungkapkan Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumut Hendra Suwarta.

Menurutnya, banjir akan terjadi, bukan serta merta disebabkan banjir kiriman seperti, penyebab terjadi-nya banjir di Medan beberapa waktu lalu. “Peluang banjir tetap ada, meskipun curah hujan saat ini sudah relatif menurun dari beberapa waktu lalu. Penyebab banjir tersebut, karena tanah sudah jenuh, selain itu hujan ini juga akan diikuti angin puting beliung,” ungkapnya. Dijelaskannya, tanah jenuh dikarenakan, musim hujan yang terjadi sejak September 2010 lalu hingga Januari 2011 menyebabkan tingkat kelembaban juga semakin tinggi. (gen/ari/jpnn)


YM

Kata kunci pencarian berita ini:

 
PLN Bottom Bar