Makin Banyak Tantangan Makin Asyik

11:41, 22/11/2009

Offroad, Dunia Lelaki Pemberani

Hobi offroad identik dengan kejantanan. Maka tak aneh bila dunia itu adalah milik laki-laki yang ingin disebut jantan. Ada anggapan, hobi yang satu ini ‘berdampingan’ dengan maut. Tapi ada pula yang mengatakan, sama sekali tak ada hubungannya dengan maut. Offroad hanya simbol keberanian dan kecerdasan para lelaki.

“Tanpa keberanian dan kecerdasan yang matang, mana mungkin mobil-mobil tersebut bisa menyeberangi rawa, atau bukit terjal. Bahkan menuruninya dengan selamat. Ini semua pembuktian bahwa keberanian dan mental yang matang menjadi tolok ukur untuk disebut laki-laki lewat hobi ini,” kata Febri S Dalimunthe, Direktur Utama PT Media Alam Lestari yang bergerak di bidang konsultan manajemen dan pengembangan SDM, kepada wartawan koran ini, Selasa (17/11).

Menurut Febri, nikmatnya olahraga offroad ini terletak pada sulitnya medan yang ditempuh dan memainkan fungsi peralatan di dalam mobil di medan terjal. Semakin susah, semakin nikmat.

“ Hobi ini banyak menguras tenaga dan pikiran. Makanya para offroader (sebutan untuk pehobi offroad, Red) dalam melakukan kegiatan lintas alam, faktor lokasinya harus terpilih dan menyajikan tantangan. Semakin banyak tantangannya, maka semakin mengasyikkan petualangan bermobilnya. Uang pun bukan soal lagi jika kepuasan itu terpenuhi,” katanya.

Selain itu, lanjut ayah dari dua orang anak ini, seorang offroader juga seakan menyatu dengan alam. Seorang offroader harus memiliki jiwa kesabaran yang tinggi. Kesabaran seorang offroader akan sangat membantu melewati medan yang sulit. Karena yang dicari oleh seorang offroader tidak hanya kepuasan batin tapi juga melatih kesabaran dan menguji mental serta menaklukkan alam.

Febri yang juga ketua Travel Offroad Medan (salah satu komunitas offroader di Medan ) mengungkapkan, pertama kali mengenal olahraga petualangan ini saat mengikuti pelatihan outbound di Pekanbaru, Riau sekira tahun 1997 silam. “Waktu itu medannya memang cukup rumit dan harus dilalui dengan mobil offroad. Jadi, saat itu saya hanya ikut menumpang di mobil itu. Tapi, di tengah jalan, saya disuruh bawa. Ternyata, asyik juga. Saya menikmati tantangan yang ada di depan mata. Dari situ saya terus menggilai offroad ini,” beber suami dari Hartati Dewi Rangkuti ini. Sejak saat itu, dia pun rutin mengikuti kegiatan offroad.

“Waktu itu saya beli mobil Land Rover dari teman. Nah, mobil itulah yang saya pakai untuk ikut offroad. Sekarang mobil itu sudah saya jual lagi. Saya sekarang pakai Jimmi Katana,” ujar ayah dari Hari Sobari Dalimunthe dan Elya  Nur Hafisah br Dalimunthe ini.

Mengenai pengalaman selama menjalani petualangan, dia mengaku, bertualang dengan mobil Jimmi Katana -nya memang mengasyikkan. Apalagi jika berhasil melewati rintangan berat. Tapi kadang mobil terjebak dalam lumpur dan tak bisa bergerak. “Untuk menariknya, terpaksa pakai mobil lain yang lebih besar. Tak jarang pula mobil mengalami patah as dan sebagainya. Tapi itulah asyiknya offroad ini,” katanya.

Dalam melewati tantangan, lanjut Febri yang juga Sekwilda LIRA Sumut ini, skil pengemudi diasah. Semakin banyak latihan maka semakin tahu karakter mobilnya. Jika sudah kenal mobilnya sendiri, maka akan tahu apakah mobilnya mampu atau tidak melewati rintangan. Selain itu, kita juga jadi tahu kelemahan mobil tersebut. Ini membantu untuk menyiapkan spare part apa saja yang harus dibawa jika terjadi sesuatu.

“Misalnya, kita melewati jurang yang tak terlalu dalam, satu hingga dua meter misalnya. Pemula beranggapan tak mungkin bisa lewat. Kalaupun dipaksakan, mobil pasti jungkir balik. Tapi untuk yang jam terbangnya tinggi, hal itu mungkin saja dilakukan,” ungkapnya.

Disebutkannya, sudah cukup banyak medan berat yang dilaluinya. Sebut saja rute dari Namu Sira-sira, Langkat, menuju Telaga dan tembus ke Lau Kawar Kabupaten Karo serta mendaki puncak Gunung Sinabung. “Pernah juga dari Sibolangit menuju Sibirubiru, Deli Serdang. Wah Medannya cukup berat. Waktu itu sempat terjadi trouble. Mobil saya mengalami kerusakan dan nggak bisa melanjutkan perjalanan,” ujarnya.  

Menyikapi perkembangan offroad di Medan , menurut Febri, peminat olahraga petualang ini semakin berkembang pesat. Terbukti, kini cukup banyak dan hampir tiap hari ada kegiatan rutin yang dilakukan klub maupun perorangan.

Bahkan, kini klub yang diketuainya, Travel Offroad Medan (T.O Medan) sedang berencana mengembangkan wisata offroad untuk keluarga yang dikelola secara komersial oleh offroader-offroader yang tergabung dalam klub tersebut. “Sesuai dengan namannya, Travel Offroad. Kami menyediakan jasa mulai dari kendaraan hingga pemandunya. Jadi, bagi pemula yang ingin merasakan bagaimana mobil masuk ke dalam lumpur dan sungai atau memanjat tebing, peminat cukup membawa badan saja. Segala fasilitas, baik mobil maupun penginapan disediakan penyelenggara,” ungkap Febri. Bagi pemula yang berminat, lanjut Febri, bisa menghubungi nomor dan . (ade)

—-

Tak Perlu Mahal

Buat pemula atau peminat yang tak memiliki banyak uang, memang agak ‘kecut’ juga menggeluti dunia offroad ini. Sebab kesan yang timbul, hobi offroad merupakan hobi yang mahal dan sangat menguras banyak uang.

Hitung saja, berapa harga kendaraannya yang berkemampuan 4×4. Belum termasuk ban yang harus memiliki spesifikasi offroad. Untuk satu ban saja bisa mencapai Rp1 juta lebih. Belum lagi kelengkapan standar lainnya yakni winch (tali baja) dan pengunci gardan (locker).

Tapi, Febri yang juga Ketua Paguyuban Pelatihan Outbound ini mengingatkan, bagi pemula yang ingin beroffroad tak usah pakai mobil yang mahal-mahal. Sebab bagi pemula, Suzuki 4×4 sudah bisa diajak main dan simpel. Kemampuannya juga cukup oke. Spare part-nya, sama dengan angkot (angkutan kota ), di mana-mana mudah didapat. Harganya pun sangat terjangkau. Kekurangannya hanya satu, yakni kurang begitu nyaman saat dibawa beroffroad.

“Seperti saya, pakai mobil Jimmi. Harganya waktu saya beli berkisar Rp24 juta. Kemudian, untuk memodifikasinya sambil berjalan saja. Saat main, terasa di mana yang kurang. Setelah ada modal, baru dimodifikasi. Jadilah mobil saya seperti sekarang ini,” ungkap Sekjen HRD Club Medan ini.
Jadi, lanjut Febri, para pemula jangan penah takut untuk mencoba olahraga petualangan ini. Karena sebenarnya, hobi offroad ini tidak terlalu mahal dan masih terjangkau kocek kalangan ekonomi menengah. (ade)

hobi-offroad-1

hobi-offroad-2

hobi-offroad-3

[ketgambar]MOBIL KESAYANGAN: Febri S Dalimunthe berpose di atas mobil Jimmi Katana kesayangannya.[/ketgambar]

[ketgambar]Offroad.[/ketgambar]

[ketgambar]Offroad.[/ketgambar]


YM

 
PLN Bottom Bar