Anak Nelayan Peduli Masyarakat
10:59, 08/01/2011DR Agus Nursalim
Terlahir dengan nama Lim Ju Kuang (Agus Salim) di Desa Pulau Kampai, Kecamatan Pangkalan Susu Sumatera Utara, 82 tahun yang lalu, pria yang akrab disapa Ahan ini sangat peduli terhadap masyarakat di tempat kelahirannya.
Seperti diungkapkan Buyung Amir, Kepala Desa Pulau Kampai serta Mr Indra (pengusaha putera setempat), Agus Nursalim sangat peduli kepada teman-temannya, bahkan masyarakat lainnya di Pulau Kampai. Ini dibuktinya pada tahun 2006, saat di desanya terjadi kebakaran dan menghanguskan 12 rumah, Agus Nursalim langsung membantu korban dengan membangun kembali semua rumah korban yang terbakar secara cuma-cuma.
Tidak hanya sampai disitu, kata Buyung, Agus Nursalim juga sangat perhatian dengan lingkungan kelahirannya, terutama terhadap fasilitas rumah ibadah berupa masjid dan sekolah dengan membantu pembangunan Masjid Baiturrahman dan Gedung Sekolah Dasar Negeri No 050778. “Selain itu dia juga membantu lantai keramik pembangunan “ Keramat “ (Makam) yang berada di depan Sekolah Dasar tersebut,” kata Buyung.
Kemudian, sambung Buyung, Agus Nursalim juga membangun rumah permanen untuk temannya Harun (alm) yang lebih dikenal Harun Bisu. Rumah tersebut saat ini didiami istri dan keluarga Harun. “Saat saya dan Mr Indra mengunjungi rumah tersebut, istri dan keluarga Harun minta menyampaikan terima kasih mereka sekeluarga kepada Pak Ahan (Agus Nursalim) yang baik hati,” tutur Buyung.
Menurut Buyung Amir, orang tua Agus Nursalim bernama Acai adalah seorang nelayan yang tinggal di Jalan Pelabuhan. Rumahnya sangat sederhana, berukuran 6×10 meter dengan bangunan rumah berlantai semen, berdinding papan serta beratap nipa. Tapi saat ini, Agus Nursalim berhasil menjadi pengusaha sukses. “Siapa yang akan menyangka kalau seorang anak nelayan bisa menjadi seorang konglomerat yang tidak hanya memiliki usaha di Indonesia, juga mengembangkan sayapnya sampai ke belahan dunia,” sahut Mr Indra.
Makanya tak heran, saat Buyung Amir dan Mr Indra berkunjung ke tempat kelahiran Agus Nursalim, masyarakat saat terkesan dengan kebaikan Agus Nursalim maupun keluarganya terhadap masyarakat setempat.
Seperti kegiatan Bakti Sosial di Desa Pulau Kampai tahun 1995 yang dilaksanakan Yayasan Sosial Angsapura Medan di bawah pimpinan Suharno Gunawan (adik kandung Agus Nursalim) atas donasi sepenuhnya oleh Agus Nursalim. Mereka memberi bantuan kepada masyarakat setempat berupa pengobatan gratis, pemberian baju seragam anak sekolah, bingkisan pangan dan uang tunai. “Jiwa sosial Pak Agus masih selalu diperbincangkan masyarakat setempat hingga saat ini,” tambah Buyung Amir.
Dengan memiliki jiwa sosial yang sangat kental, Agus Nursalim juga dikenal aktif dalam usaha pendidikan dan usaha sosial masyarakat, antara lain, peduli dengan Yayasan Sosial Angsapura Medan dalam mendukung biaya pembangunan Taman Peristirahatan (kuburan) Angsapura di Kecamatan Sibiru-biru dan secara bersambung berpartisipasi dalam segala kegiatan sosial Angsapura Medan.
Agus Nursalim juga membangun Krematorium di KM 17,5 Jalan Raya Medan–Lubuk Pakam dan proyek pembangunan Krematorium.
Agus Nursalim yang dinobatkan sebagai Ketua Kehormatan Tetap di Yayasan Angsapura Medan juga aktif mendukung kegiatan pendidikan dengan berpartisipasi membangun Sekolah Tinggi Bahasa Asing– Persahabatan Internasional Asia (STBA-PIA) di Medan, turut juga membantu pembangunan Sekolah Tri Bahasa Tunas Baru Pangkalan Brandan dan Sekolah Darma Bakti Lubuk Pakam.
Kecintaannya kepada orangtuanya, membuat Agus Nursalim membangun sekolah di tempat kelahiran sang ayah di Kota Lufeng, Propinsi Guangdong RRT. Karena itu dirinya telah dianugerahi penghargaan oleh Pemerintah Provinsi Guangdong belum lama ini. Setiap melakukan kegiatan sosial, ia selalu dibantu kolega dekatnya, Ardjan Leo. (*)