Tongging Dihantam Banjir Bandang

10:55, 04/02/2011
Tongging Dihantam Banjir Bandang
Warga mengamati sungai air terjun sipiso-piso desa Tongging,karo Sumut (3/2) dini hari. Sebanyak 70 rumah warga di Desa Tongging terendam banjir dengan ketinggian sepinggang orang dewasa, hal tersebut disebabkan oleh meluapnya sungai Air Terjun Sipiso Piso akibat tingginya curah hujan.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
Tongging Dihantam Banjir Bandang
Warga membersihkan rumah mereka akibat banjir yang disebabkan meluapnya sungai Air Terjun Sipiso piso di Desa Tongging, Karo,Sumatera Utara,Kamis (3/2) dini hari.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
Tongging Dihantam Banjir Bandang
Sejumlah warga melewati tumpukan bebatuan akibat longsor yang menutupi badan jalan di perbukitan Kodon-Kodon kabupaten Karo sehingga jalur yang menghubungan antara Desa Tongging kabupaten karo dengan Sejumlah desa yang berada di kabupaten Dairi tidak dapat dilalui kedaraan, kamis (3/2). //ANDRI GINTING/SUMUT POS
Tongging Dihantam Banjir Bandang
Tongging Dihantam Banjir Bandang

Air Bah Bercampur Lumpur dan Batu

TONGGING- Banjir bandang melanda Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, setelah diterpa hujan deras sejak Rabu (2/2). Akibatnya, sekira 50 kepala keluarga (KK) dari dua kampung terpaksa mengungsi, Kamis (3/2). Dua desa yang terkena banjir Kampung Gereja Katolik dan Kampung Puskesmas.
Bukan itu saja, banjir yang menerpa daerah di dataran tinggi itu juga menyebabkan jalan yang menghubungkan Kampung Horbingon dengan Kampung Kodon-kodon putus, akibat reruntuhan batu dan tanah yang longsor.
Laporan wartawan Sumut Pos, Nesten Marbun dari lokasi menyebutkan air nyaris menenggelamkan perkampungan warga yang dikelilingi gunung tersebut  Air dari air terjun Sipiso-piso tepat di belakang Kampung Gereja Katolik tumpah ke pemukiman warga. Tanggul di aliran sungai roboh akibat hantaman pohon yang tumbang. Tanaman warga seperti bawang, tomat rusak.

Sedikitnya 40 rumah terendam banjir dengan ketinggian air satu meter lebih di sekitar  kawasan Sungai Sigumbang. Tidak ada korban jiwa namun tujuh rumah mengalami kerusakan.

Rohenner Br Lingga (54), seorang warga mengatakan, saat itu seluruh warga yang berada di sekitar lokasi mengaku, saat banjir warga sedang tertidur lelap. Tanpa disadari air bah bercampur lumpur dan bebatuan tiba-tiba sudah masuk ke rumah.

“Aku tidak menyangka akan seperti ini, soalnya kami sedang tidur nyenyak saat hujan deras, tetapi tepat pada pukul 01.00 WIB dini hari tiba-tiba air sudah penuh di dalam rumah. Kontan saja kami berteriak dan berhamburan keluar rumah, tanpa menyelamatkan barang-barang kami,” tutur Rohenner.

Menurutnya, banjir yang melanda desanya tersebut akibat tanggul yang menghubungkan Sungai Air Terjun Sipiso-piso ke Danau Toba di Perkampungan Gereja Katolik ambruk.

“Di perkampungan Gereja Katolik itu kan tanggulnya ambruk sehingga banjir,” kata Rohenner.
“Aduh amang, hupikkir do dang sanga songoni balga ni aeki, sampe giring-giring ni gareja pe di pangolu akka masyarakat ipe marsuraki nama jala marikkati tu luar (Aku pikir kejadian itu tidak separah ini akibat besarnya air yang mengalir, hingga lonceng di gereja pun dibunyikan sebagai tanda peringatan, sehingga warga di sekitar lokasi ini berlarian ke luar),” sambung Marlina, warga lainnya.

Sedangkan N Br Silalahi (39) mengaku, saat itu semua panik tak karuan, apalagi saat itu dia harus menyelamatkan 5 orang anaknya.

“Bohama amang, gelleng ta on pe poso-poso dope, bah hupikkir do boha alana giring-giring ni gareja pe dipangolu, jadi ndang terpikkir be au tu angka barang-barang, napenting selamati nama hupikkiri (Bagaimanalah amang, anak kita ini pun masih kecil-kecil terlebih anak paling bungsu ini, lonceng gereja yang dibunyikan sebagai tanda peringatan itu juga membuat kami sekeluarga menjadi was-was dan tidak terpikir lagi untuk meyelamatkan barang-barang, yang penting selamat,” ujar Silalahi.

Hingga kemarin, warga masih membersihkan rumahnya dari lumpur.
Kepala Desa Tongging, Sinar Munte mengatakan, hingga saat ini belum ada bantuan dari pihak manapun kecuali dari warga bernama P Silalahi Sedebang yang membantu beras 5 kilogram per KK. “Belum ada bantuan yang datang baru dari Pak Silalahi,” ujar Sinar.

Polisi Selidiki Dugaan Illegal Logging

Polda Sumut akan mengusut apabila penyebab banjir bandang tersebut akibat maraknya illegal logging.
“Bila banjir bandang tersebut akibat maraknya illegal logging Polda Sumut akan segera mengusutnya, “ ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Heri Subiansaori, Minggu (3/2).

Dikatakannya, banjir pasti  ada penyebabnya. “Penyebabnya bisa macam-macam, bisa akibat gunung meletus dan longsor. Ini kan tidak ada gunung meletus dan longsor,” kata Heri.
“ Kita sangat prihatin dengan. Pasti ada penyebabnya, kita akan mengeceknya,” sambungnya.
Polda Sumut akan menurunkan personel untuk membantu korban. (mag-8/mag-1)

Sekilas Tongging

  1. Dataran tinggi Tongging terletak di sisi ujung utara Danau Toba. Bisa dicapai dari 2 jalan utama, melalui lintas Brastagi dan Kabanjahe atau lintas Pematang Siantar. Tongging berjarak 35 km di selatan, melalui Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.
  2. Air terjun Sipiso-piso setinggi 120 meter, terlihat dari gardu pandang Tongging, dengan latar belakang Gunung Sipiso-piso (1997 m). Udara relatif dingin di pagi hari, sekitar 10-15 derajat Celcius.
  3. Warga Desa Tongging umumnya bermata pencaharian dari pertanian, perikanan dan adapula yang bergerak dalam usaha dunia pariwisata. Dalam bidang pertanian, para penduduk menanam padi, bawang merah dan tanaman palawija lainya.
  4. Untuk perikanan, masyarakat memanfaatkan danau sebagai tempat mencari nafkah dengan  menjadi nelayan. Biasanya mereka memasang jala untuk menjaring ikan kemudian dijual ke pasar dan adapula bergerak dalam bidang budidaya ikan jaring apung dengan mengembangkan ikan nila dan ikan mas.

Data: Olahan Sumut Pos


YM

 
PLN Bottom Bar