Asyik Tanpa Risiko Fatal
14:52, 23/08/2009HUJAN rintik-rintik yang mengguyur Kota Medan, Minggu (16/8) tak mem buat semangat puluhan pencinta tamia surut. Di tengah kondisi itu, mereka tetap saja semangat memandu mobil-mobil mereka melewati lintasan yang telah disediakan di Lapangan Bola Kaki Sejati Jalan Abdul Haris Nasution Medan. “Namanya sudah hobi. Hujan tidak jadi penghalang untuk ikut lomba,” kata Ali Usman, peserta lomba.
Warga Marelan ini menuturkan, meskipun usianya relatif tua dibandingkan pencinta tamia lainnya, Ali tetap semangat mengutak-atik mobilnya. Bahkan, saat ini dia mengaku sudah memiliki 20 koleksi mobil dari berbagai jenis mulai dari cun, modifikasi dan standart.
“Saya setiap menang lomba, mobilnya langsung saya koleksikan di rumah. Mobil itu tidak saya bawa lagi bertanding,” ungkap Ali yang ditemui di sela-sela pertandingan.
Bagi Ali tamia adalah hobinya. Dia mengaku bersyukur cinta dengan tamia. Sebab jika dibandingkannya dengan orang yang suka balap sepeda motor maka akan lebih besar risikonya. Jika balap sepeda motor risiko paling fatal adalah kematian. Namun, jika hobi tamia pemilik mobil tidak akan mengalami kecelakaan.
“Kalau kita jeli, main balap sepeda motor dengan tamia tidak ada bedanya. Sama-sama kepuasan melihat kenderaan kita kencang menembus rintangan,” ungkap Ali.
Dia mengaku, yang paling sulit main tamia adalah mengukur kecepatan mobil di lintasan. Bisa saja saat mobil dilepas, maka mobil tersebut akan melaju kencang, namun di tengah lintasan mobil keluar lintas dan terguling-guling. Tugas pemilik mobil adalah bagaimana mengepaskan (mencocokkan) kecepatan saat mobil melaju di lintasan.
Hal yang sama juga diungkapkan Refli. Dia cinta dengan tamia sejak permainan ini ada. Namun belakangan, dia banyak bertindak sebagai operator jika pertandingan tamia berlangsung. “Ya, seperti ini saya hanya memperbaiki mobil-mobil yang rusak saja. Sebab yang main itu anak saya,” ungkapnya.
Namun begitu, Refli mengaku asyik main tamia. Selain bisa menghibur diri, main tamia juga dapat melatih ketelitian seseorang dalam membidik sasaran. Oleh karenanya, setiap ada pertandingan dia selalu ikut. Maklum, beberapa pencinta tamia secara individu sering membuat even sendiri-sendiri.
Setiap ada pertandingan, alat referasi mobil selalu dibawa, semisal cas batre, dinamo, obeng dan peralatan bengkel lainnya. “Pokoknya peralatannya harus lengkap. Bahkan saat kita tanding di kelas modifikasi maka akan membawa rangka mobil lebih dari satu,” pungkasnya.
Saat pertandingan berlangsung, hujan turun. Namun hal itu tidak membuat semangat pencinta tamia ini kendor. Mereka terus memacu mobil mereka, bahkan ada sebagian pencita tamia yang menggunakan payung sebagai alas kepala saat mobil mereka start di perlintasan. Pemandu lomba juga terus teriak mengarahkan peserta lomba agar mobilnya berlari di lintasan yang telah disediakan. (dra)
wah nekat banget enga konslet tuh kena ujan