Tahanan Disiksa hingga Muntah Darah
09:58, 13/01/2011TARUTUNG- Oknum Polisi Rutan (Rumah Tahanan) Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang tahanan, Maret Sitompul (24), warga Desa Sitompul, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara. Akibatnya, Maret mengalami muntah darah dan terpaksa diopname di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarutung, Rabu (12/1).
Saat ditemui Metro Tapanuli (grup Sumut Pos) di kamar Zal 5 RSUD Tarutung, Maret Sitompul menuturkan, dirinya dianiaya dua oknum Polisi Rutan, Tarutung, bermarga Sirait dan Napitupulu. Penganiayaan terjadi pada awal Januari 2011 sekira pukul 20.30 WIB dengan cara memukuli seluruh bagian tubuhnya.
Korban juga menceritakan, saat kejadian dia diseret dari ruang tahanan, selanjutnya badannya dipukuli dengan sepatu besar hingga lebam dan muntah darah. “Saat itu saya tidak sadarkan diri. Saya tidak ingat persis tanggal kejadian yang jelas awal Januari 2011,” sebut korban sambil menangis.
Lebih lanjut Maret mengungkapkan, setelah dipukuli, dirinya dipindahkan ke ruang tahanan nomor 3. “Di sana saya sudah sakit, lemas dan tidak mampu untuk berdiri. Saya tetap ditahan hingga satu Minggu. Saya tidak dikasih obat dan tidak diberitahukan kepada keluarga saya,” ungkapnya. Korban juga menceritakan, dirinya dibawa ke RSU Tarutung, pada Selasa (11/1) malam oleh staf Rutan dan beberapa orang tahanan lainnya.
Saat ditanya, alasan pemukulan tersebut, Maret mengatakan, sebelumnya dia sempat berkelahi dengan tahanan lain. “Perkelahian itu terjadi gara-gara kami berebutan piring saat mau makan. Kawan ku berkelahi itu tidak ada dipukul,” ujar korban.
Korban juga mengaku dirinya di tahan karena kasus pencurian pada Desember lalu. Sedangkan lawannya berkelahi adalah tahanan kasus begu ganjang dari Kecamtan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara.
Menurut pantauan di RSUD Tarutung, Rabu (12/1) siang, korban terbaring dengan kaki diborgol ke besi tempat tidurnya. Korban mengaku, kedua orangtuanya baru mengetahui kejadian tersebut setelah berada di RSUD tarutung. “Bapak dan ibu saya sudah menjengukku,” katanya lagi.
Kepala Rutan Tarutung, Agus, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Rabu (12/1) sore seputar peristiwa pemukulan tersebut, membantah kalau ada polisi rutan melakukan pemukulan. Dia menyebutkan, bawahannya itu hanya melakukan pembinaan terhadap tahanan.
“Tidak ada penganiyaan oleh oknum polisi Rutan, itu tidak benar. Yang ada adalah pembelajaran atau pembinaan kepada Maret Sitompul. Kami bukan premen,” ujar Agus. (rih/smg).