Hasilkan Rp70 Ribu per Hari

12:57, 28/08/2009
Hasilkan Rp70 Ribu per Hari

Memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami pohon salak gula pasir varietas dari salak Bali, ternyata membawa berkah bagi Sudiman (59) alias Diman, warga Dusun IV, Desa Denai Lama, Kecamatan Pantailabu. Kini dia bisa berpenghasilan minimal Rp70 ribu per hari dari hasil penjualan salak tersebut.

BATARA, Deli Serdang
Menurut Diman, dia tidak pernah berfikir menjadi petani salak. Namun, karena iseng dan mengikuti saran seorang iparnya, kini dia bisa menambah penghasilan dari kebun salaknya itu.

Awalnya, Diman menanam sekira 80 pohon salak di pekarangan rumahnya yang cukup luas. “Dulu, irigasi belum ada. Sehingga petani hanya menanam padi setahun sekali bila musim hujan tiba. Makanya, bila tidak menanam padi, buah salak yang saya tanam dan menjadi tumpuan ekonomi keluarga,” sebutnya.
Menurutnya, menanam salak dibutuhkan keuletan. Karena, tanaman salak membutuhkan bantuan ketika penyerbukan. Agar tanaman salak menghasilkan buah yang bagus serta manis sesuai dengan varietas aslinya, Diman memberikan pupuk kandang dengan periode tiga bulan sekali.

Sekarang, tanaman salaknya bertambah banyak menjadi 1.500 pohon, serta menghasilkan 10 kg salak per hari. Setiap kilogramnya, Diman menjual salaknya seharga Rp7.000 per Kg, berarti dalam sehari dia bisa berpenghasilan Rp70 ribu. Mulanya, Diman menjual hasil panen salaknya ke pasar dan toko buah. Namun, karena salak miliknya telah dikenal masyarakat luas, khususnya para penjual buah, Diman kini hanya menunggu pembeli yang datang.

“Umumnya warga Lubukpakam, Beringin serta Pantailabu menyebut salak hasil tanaman saya ini Salak Pulau Naga. Karena, dulunya Dusun IV ini namanya Dusun Pulau Naga,” jelas suami dari Supriningsih itu.

Wartawan koran ini berkesempatan mencicipi salak hasil tanaman Sudiman. Dari segi fisik, salak milik Sudiman ini tidak berbeda dengan salak Bali lainnya.
Tapi, perbedaan mencolok akan terlihat bila kulit buahnya dikupas, akan tampak daging buahnya yang berwarna putih. Dibandingkan dengan Salak Pondoh (Yogyakarta), salak gula pasir ini daging buahnya lebih tebal dan berair.

“Sejak masih muda, salak gula pasir ini telah berasa manis. Itu sebabnya salak gula pasir ini harganya jauh lebih mahal dari salak lain,” ungkap Diman. (*)


YM

 
PLN Bottom Bar