Dibangun dengan Swadaya Masyarakat

09:54, 07/05/2010
Dibangun dengan Swadaya Masyarakat

Masjid Ar-Rahman di Jalan Brigjend Zein Hamid

Pada awal dibangun masjid ini bernama Ar Rahman pada 2006 lalu, masjid tersebut awalnya masih berstatus musala. Keadaan musala tersebut juga sudah cukup baik dengan bangunan permanennya yang berukuran 4 x 8 meter.

Rahmat Sazaly, Medan

Namun, musala yang dibangun di atas tanah wakaf milik H Matsyekh Tanjung dengan luas 20 x 50 meter ini, dirasakan masyarakat sekitar tak lagi cukup menampung jamaah yang selalu melaksanakan salat fardu berjamaah di musala tersebut. Bagaimana tidak, setiap pelaksanaan salat Fardu musala selalu disesaki dengan jamaah sekitar.

Nah, sekitar 2007 akhir lalu masyarakat beserta Badan Kenaziran Masjid (BKM) Ar Rahman melakukan musyawarah dan mencapai mufakat untuk memperluas musala dan merubah statusnya menjadi masjid. Dan tercapailah pembangunan masjid tersebut melalui dana swadaya dari masyarakat dan donatur yang datang dari berbagai belahan tempat di Sumatera Utara (Sumut) ini.
Selain itu, dibangunnya masjid ini merupakan satu alasan dari bangunan masjid yang saat itu telah dikelilingi bangunan bertingkat. “Jadi bangunan masjid tak terlihat dari berbagai sudut.

Dan yang mengusulkan pembangunan masjid untuk dibuat berlantai dua adalah para donatur yang dengan sengaja menginfakkan uangnya untuk pembangunan masjid ini,” ungkap Ketua BKM Ar Rahman H Weldi didampingi Wakil Rudy, kepada wartawan, kemarin. Untuk membangun masjid tersebut panitia pembangunan masjid membuat pondasi masjid dengan kedalaman dua meter. “Hal ini untuk memberikan kekuatan pada bangunan bila terjadi suatu hal buruk di luar kehendak kita,” ujar Weldi.

Sebelumnya, tambah Rudy, tekstur tanah tempat berdirinya masjid belum rata. “Tanahnya tinggi dibagian depan dan menjorok ke bawah di bagian belakangnya. Karena tanah ini ke belakang juga menuju terusan Sungai Deli. Jadi kami harus menimbunnya dulu, jika tidak kemungkinan banjir saat hujan datang akan sangat besar terjadi,” katanya.
Kini bangunan masjid telah rampung sekitar 80 persen.

Karena masih ada sedikit lagi perangkat yang belum melengkapi bangunan masjid tersebut. Seperti pintu dan jendela kaca, kubah masjid sebanyak empat buah untuk di setiap sisi atas masjid, menara dan fasilitas perpustakaan. “Kesemuanya itu masih membutuhkan dana sekitar Rp400-an juta lagi,” terang Rudy. Dia menambahkan, rencana penambahan fasilitas perpustakaan di dalam masjid sudah diagendakan. “Tinggal menunggu ketersediaan dana saja. Sedangkan untuk mena tanah warga yang berada di sisi kanan depan masjid, karena rencananya di situ kami akan membangun menara yang tingginya mencapai 40 meter,” terangnya.

Hingga saat ini Masjid Ar Rahman telah dapat menampung jamaah hingga 1000-an jamaah. “Di lantai dasarnya dapat menampung sekitar 600-an jamaah, sedangkan untuk di lantai dua bisa menampung jamaah hingga 400-an jamaah,” papar Rudy.

Selain digunakan untuk ibadah, Weldi melanjutkan, Masjid Ar Rahman juga merupakan sentra pendidikan dasar bagi masyarakat sekitar. “Kami juga mengelola madrasah ibtidaiyah dan TPA Al Qur’an. Hingga saat ini siswanya telah mencapai 50-an orang,” tuturnya. Tak hanya itu, pemakaman umum Islam juga tersedia di belakang masjid.(*)

[ketgambar]MEGAH: Bangunan Masjid Ar-Rahman di Jalan Brigjend Zein Hamid, kemarin (6/5).//Sazali/ Sumut Pos[/ketgambar]


YM

 
PLN Bottom Bar