Adu Pintar Ferrara versus Leonardo

12:01, 06/08/2009

Pergantian pelatih merupakan sesuatu yang lazim di dunia sepak bola. Pergantian tersebut dilakukan karena berbagai alasan. Di antaranya, kinerja buruk pelatih sebelumnya, kontrak dengan pelatih lama sudah habis, dan penyegaran. Eits… masih ada satu alasan lagi. Apa? Gambling.

Alasan terakhir itulah yang kini ditempuh Juventus dan Milan. Dua klub raksasa Italia tersebut berani memercayakan skuadnya kepada pelatih debutan. Kebijakan itu sedikit berseberangan dengan klub papan atas Eropa lainnya yang lebih yakin dengan racikan pelatih top dunia atau pelatih yang memiliki jam terbang tinggi.
Nyonya Tua-julukan Juventus- dengan percaya diri menetapkan Ferrara sebagai allenatore permanen musim depan. Itu terjadi setelah dia menggantikan pelatih kawakan Claudio Ranieri di dua laga pemungkas Serie A Italia musim lalu.

Ferrara (42) sebelumnya dikenal sebagai defender andalan Nyonya Tua sejak 1994 hingga 2005. Sebelum ditunjuk sebagai pelatih Juve, Ferrara menjabat sebagai pelatih kepala akademi sepak bola klub asal Turin tersebut. Jadi, asisten pelatih Marcello Lippi saat menjuarai Piala Dunia 2006 di Jerman itu sangat paham dengan kondisi internal Juve.

Keputusan Juve untuk menunjuk mantan pemainnya sebagai pelatih pernah dilakukan pada musim 2006/2007. Yakni, saat Nyonya Tua dihukum turun ke Serie B karena skandal calciopoli. Kala itu, Didier Deschamps yang mendapat peran. Tapi, siapa sangka hasilnya sukses. Sebab, mantan gelandang timnas Prancis itu hanya butuh semusim untuk membawa Juve promosi ke Serie A.
“Deschamps, dengan segala keraguan publik kepadanya saat itu, membawa Juventus juara Serie B. Jadi, tidak ada masalah dengan pelatih debutan,” kata Giovanni Cobolli Gigli, presiden Juve, saat mengumumkan Ferrara sebagai allenatore Juve pada 5 Juni lalu di situs resmi klub.

Penunjukan Ferrara tersebut juga dilatarbelakangi oleh kisah sukses Barcelona musim lalu saat ditangani mantan pemain bintangnya, Pep Guardiola. Guardiola langsung mempersembahkan treble winners (Liga Primera, Copa del Rey, dan Liga Champions) di musim pertamanya sebagai pelatih klub Catalan tersebut.
“Saya pernah menjadi rekan setimnya dan saya tahu dia (Ferrara, Red) seorang pekerja keras dan siap mengemban pekerjaan hebat,” ujar Alessandro Del Piero, bintang penyerang sekaligus kapten Juventus, tentang Ferrara kepada Tuttosport.
Di pihak lain, Milan yang delapan musim terakhir identik dengan kreasi Carlo Ancelotti mencoba warna baru di tangan Leonardo. Seperti halnya Ferrara, Leonardo adalah mantan penggawa Rossoneri -sebutan Milan- saat merebut scudetto musim 1998/1999. Pria 36 tahun Brasil itu sekaligus direktur teknik Milan sebelum ditunjuk sebagai pengganti Ancelotti.

“Saya ingin Leonardo menjadi ‘New Fabio Capello’ yang sukses bersama Milan di awal dekade 1990-an,” jelas Silvio Berlusconi, pemilik Milan, saat meresmikan status baru Leonardo pada 1 Juni lalu sebagaimana dikutip Football Italia.

Masalahnya, dari segi materi pemain, Ferrara sejauh ini lebih beruntung dibandingkan Leonardo. Juve, yang praktis hanya ditinggal Pavel Nedved karena pensiun, mendapatkan pengganti yang bagus. Antara lain, playmaker Brasil Diego Ribas, gelandang Felipe Melo, dan il capitano timnas Italia Fabio Cannavaro yang balik kucing dari Real Madrid. Dengan skuad oke, Ferrara leluasa mengutak-atik strategi Juve meski belakangan sreg dengan skema 4-3-1-2.

Di sisi lain, Leonardo kelimpungan memaksimalkan pemain yang ada sejak kepergian bintang utama Milan Kaka ke Real Madrid dan pensiunnya kapten tim Paolo Maldini. Pemain baru yang didatangkan Milan hanya defender Oguchi Onyewu. Meski, kebutuhan mendesak Rossoneri adalah bomber berkualitas.

Alhasil, skema ofensif 4-3-3 yang diusung Leonardo dan terinspirasi dari mantan gurunya, Tele Santana, tak berfungsi dengan baik. Hasil pramusim Milan jeblok sehingga sebagian tifosi Rossoneri protes sekaligus mulai pesimistis dengan kinerja Leonardo.
“Fans pesimistis? Saya adalah fans AC Milan dan saya tidak pesimistis. Ujian sesungguhnya adalah kompetisi, bukan pramusim,” tegas Adriano Galliani, wakil presiden Milan, kepada La Gazzetta dello Sport.

Persaingan Ferrara versus Leonardo makin sengit karena jadwal bentrok Juve dan Milan di Serie A ditempatkan di slot terakhir. Kedua tim akan bertemu di gionata ke-19 pada 10 Januari 2010 di Olimpico, Turin (kandang Juve) dan giornata pemungkas alias pekan ke-38 kedua pada 16 Mei 2010 di San Siro, Milan.

Bentrok Juve versus Milan diklaim publik Italia bakal melebihi sengitnya derby della Madonnina alias derby Milan. Sebab, laga Milan kontra Inter berlangsung lebih awal, yakni giornata kedua pada 30 Agustus nanti dan giornata ke-21 (24 Januari 2010). (dns/aww/jpnn)


YM

 
PLN Bottom Bar