Mahasiswi Asal Taput Menghilang

10:53, 06/02/2011
Mahasiswi Asal Taput Menghilang
Dewanti Br Sitorus, mahasiswi yang dibawa Kabur Supir Taksi dari Bandara Polonia //Fitra/Posmetro Medan/SMG

Dibawa Kabur Supir Taksi dari Bandara Polonia

MEDAN-Seorang wanita bernama E Br Lubis (28), warga Jalan Kapas Perumnas Simalingkar tampak gundah. Pasalnya, adik iparnya Dewanti Br Sitorus (24) menghilang setelah dibawa oleh seorang supir taksi.

Ceritanya, Jumat (4/2) malam lalu, Dewanti yang sedang menimbah ilmu Pasca Sarjana (S2) di Universitas Michigan, Amerika Serikat, itu sekitar pukul 19.00 WIB berangkat dari Jakarta menuju Medan dengan menumpangi pesawat Lion Air.

Sekira pukul 20.30 WIB, Dewanti tiba di Bandara Polonia Medan. Kedatangan Dewanti tidak ada yang menjemput. Menurut E Br Lubis, sesampainya di Bandara Polonia, Dewanti langsung menghubunginya dan minta tak usah dijemput. Karena malam itu dia sudah langsung menumpangi taksi dari depan pintu kedatangan Bandara Polonia Medan. Karena sudah ada aba-aba seperti itu, E Br Lubis dan suaminya N Sitorus (30), abang kandung Dewanti- menunggunya di rumah.

Namun arah jarum jam sudah nenunjukkan pukul 22.00 WIB sang adik belum juga sampai. N Sitorus pun merasa gelisahn

Dia lalu menghubungi Dewanti ke nomor HP-nya. Namun kala itu, Dewanti mengatakan masih berada di jalan. Karena sudah menjelang pukul 00.00 WIB, N Sitorus kembali menghubunginya. Namun jantung sang abang pun langsung berdetak kencang begitu Dewanti mengatakan dari seberang telepon bahwa dia sedang disekap di salah satu gubuk kecil dengan kedua kakinya diikat.

Dengan nada pelan, Dewanti mengatakan, bahwa yang menculiknya adalah supir taksi yang membawanya. Ciri-cirinya berbadan gemuk. Dalam perbincangan itu, Dewanti mengatakan bahwa kedua kakinya diikat dengan menggunakan rantai.

“Aku diikat di sini bang, aku di dalam gubuk kecil. Lokasi pastinya nggak tahu aku. Karena di sini gelap kali bang. Mungkin ini di daerah Delitua,” ujar N Sitorus menirukan omongan Dewanti malam itu.

Menurutnya, Dewanti masih sempat mengatakan bahwa penculik adalah 2 orang laki-laki berlogat Bahasa Karo. Sayang, Dewanti tidak hafal secara pasti taksi apa yang ditumpanginya dari Bandara Polonia Medan. Yang pasti, katanya, saat menghubungi abangnya melalui ponsel, taksi yang membawa dia berwarna putih. Di dalam dasbord taksi, Dewanti masih sempat melihat stiker  nomor 0844.

Diceritakan, dari Bandara Polonia Medan, Dewanti sendiri. Namun sesampainya di tengah jalan (tidak tau persis nama jalanya) seorang laki-laki yang diduga komplotan sang supir taksi naik ke dalam taksi yang ditumpangi Dewanti dengan mengambil posisi duduk di depan.

Nah, mengetahui adiknya diculik, N Sitorus bersama keluarga langsung menyisir kebun jeruk atau di sekitar kuburan Cina Delitua. Oleh keluarga yang mencari, didapati salah satu gubuk di pertengahan ladang jeruk yang jauh dari perkampungan warga. Namun Sabtu (5/2) sekira pukul 02.00 WIB dinihari kemarin itu, gubuk di pertengahan ladang jeruk itu sudah kosong. Namun di dalam gubuk masih didapati bekas makanan nasi bungkus, botol minuman mineral yang masih tersisa dan lilin yang belum habis. Diduga, 2 laki-laki yang menculik Dewanti ini memilih pindah tempat karena takut aksinya diketahui. Karena dugaan sang penculik pada waktu itu melihat Dewanti menghubungi seseorang melalui ponselnya. Namun pengakuan Dewanti kala itu, supir taksi yang menculiknya tidak ada melukai dirinya atau pun berbuat tak senonoh terhadapnya. Namun sang penculik sudah mengambil semua barang-barangnya dan handphonenya. Dugaan penculik kala itu, Dewanti hanya mempunyai 1 handphone.

Mendapati gubuk sudah kosong, dan sisa-sisa makanan yang baru ditinggalkan N Sitorus dan keluarga lainya menyisir semua perladangan dan jalan-jalan di daerah Delitua hingga ke Desa Namo Rambe. Namun upaya penyisiran itu sia-sia. Sang penculik yang membawa Dewanti itupun tidak ditemukan.

Pencarian pun tidak membuahkan hasil. Karena handphone milik Dewanti tidak aktif lagi. Namun hingga kemarin sore, keluarga sudah menyebar ke sudut-sudut Desa Namorambe, Kutalimbaru, Delitua hingga ke daerah Sibolangit. “Semua masih mencar,” ujar E br Lubis.

Kuliah di USA Beasiswa

Sembari menggendong sang anaknya yang masih kecil, E Br Lubis mengatakan, Dewanti wisuda dari Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen UGM pada Juli 2009 lalu. Dan setelah sang adik ipar diwisuda, bekerja di Departemen Keungan RI di Jakarta karena prestasinya memuaskan. Namun pada awal Januari 2010, bungsu dari 7 bersaudara hasil perkawinan L Sitorus (60) dan M Br Sijabat (58), yang menetap di Desa Lumban Julu, Tapanuli Utara ini mendapat beasiswa dari Depkeu RI yang menyekolahkanya ke Pascasarjana Univ Michigan USA. Gadis kelahiran Lumban Julu Taput ini pun berangkat ke negara yang dipimpin Obama itu. Selama menempuh pendidikan S2-nya di negara Adidaya itu, Dewanti belum pernah pulang ke Medan atau pun kampung halamannya di Taput. “Dia belum mempunyai pacar. Dia kuliah karena mendapat beasiswa. Memang adikku itu orangnya pintar. Waktu kuliah di UGM pun mendapat beasiswa juga,” ujar Br lubis.

Menurutnya, dia belum tahu keperluan apa Dewanti pulang ke Medan. (fit/smg)

Hilang di Polonia Medan

  1. Sekira pukul 20.30 WIB, Dewanti tiba di Bandara Polonia Medan tidak ada yang menjemputnya.
  2. Dewanti langsung menumpangi taksi dari depan pintu kedatangan Bandara Polonia Medan.
  3. Pukul 00.00 WIB, abang Dewanti N Sitorus menghubungi Dewanti dan dirinya sedang disekap di salah satu gubuk kecil dengan kedua kakinya diikat.
  4. Dewanti masih sempat mengatakan bahwa yang menculik dirinya 2 orang laki-laki.
  5. N Sitorus bersama keluarga langsung menyisir kebun jeruk atau di sekitar kuburan Cina Delitua. Namun hingga Sabtu (5/2) belum ditemukan.

Sumber: Keterangan kakak ipar Dewanti, E Br Lubis


YM

 
PLN Bottom Bar